"Um—"Taehyung dan Jeongguk terkejut. Membeku dengan posisi Taehyung yang mengalungkan lengannya di leher Jeongguk dan Jeongguk yang merengkuh pinggang Taehyung. Menoleh bersamaan ke arah pintu.
"Hey lovey dovey,"
"A-Abeoji—" Jeongguk melepas pelukannya dengan Taehyung dan membawa Taehyung ke belakang punggungnya.
"Hey! Jeonggukie!"
Jeongguk menoleh ke sebelah ayahnya. Ada ibunya yang juga melepas sepatu. Sama seperti ayahnya.
"Bagaimana—"
"Melacakmu mudah nak," potong ayah Jeongguk.
Taehyung mengintip dari balik punggung Jeongguk. Tak sengaja bersitatap dengan Ibu Jeongguk. Namun terkejutnya Taehyung, ibu Jeongguk berkata;
"Hai.. Taehyung," menyapa ramah. Lebih tepatnya.
"Apalagi yang perlu dibicarakan?" Tanya Jeongguk.
"Abeoji perlu bicara nak. Boleh duduk-duduk dulu?" Tanya Abeoji.
Jeongguk menatap Abeoji ragu. Namun kemudian memperbolehkan semua untuk duduk di ruang keluarga.
"Jadi begini, Jeongguk," Abeoji menatap anaknya. "Abeoji dan eomma minta maaf karena belum bisa membuatmu bahagia,"
Jeongguk terdiam.
"Maaf, Jeongguk-ah, membuatmu berusaha mendewasakan diri terlalu cepat." Abeoji menatap Jeongguk dengan mata penuh sedihnya. "Maaf, sudah banyak mengatur dan mengabaikanmu,"
Jeongguk menatap kedua kakinya. Menggigit bibirnya sendiri. Mengepalkan tangannya.
"Jadi sekarang— abeoji dan eomeoni sudah menerima?" Tanya Jeongguk tanpa menatap ayahnya dan ibunya.
"Tentuu, tentuu," jawab Eomeoni.
"Hyung?" Taehyung mencoba melihat wajah Jeongguk yang menunduk.
Jeongguk masih menunduk. Taehyung masih mencoba untuk memastikan Jeongguk baik-baik saja. Tak lama, suara isakan terdengar.
"Hyung?" Panggil Taehyung, lagi.
Taehyung mengusap punggung Jeongguk sayang. Mencoba menenangkan kekasihnya. Taehyung menatap Jeongguk khawatir saat Jeongguk mulai menegakkan badannya.
Taehyung mempersilakan kedua orang tua Jeongguk untuk mendekat. Taehyung memilih memberi waktu untuk Jeongguk merindukan kedua orang tuanya tentu. Dan melangkahkan kaki menuju luar rumah Jeongguk. Duduk santai di teras milik Jeongguk.
Tak lama Taehyung duduk di sana, ayah Jeongguk datang.
"Apa kabar Taehyung?" Tanya Abeoji.
Taehyung menoleh. Tersenyum ramah. "Baik paman, paman sendiri?"
"Oh, kamu tahulah," jawab Abeoji dengan kekehan pelan. Taehyung ikut tertawa.
Abeoji duduk di kursi sebelah Taehyung yang dibatasi meja. Taehyung tersenyum. Menatap halaman rumah Jeongguk.
"Apa kabar ayahmu?" Tanya Abeoji.
"Ah, jangan ditanya paman," Taehyung menggeleng dengan kekehan pelan.
"Apa kabar adikku?" Tanya Abeoji lagi.
Taehyung menoleh. Mengerjap pelan menatap Abeoji. Kemudian Taehyung kembali memerhatikan halaman rumah Jeongguk.
"Mama, benar-benar baik-baik saja," jawab Taehyung dengan senyum kecil.
"Apa ayahmu menyakitinya?" Tanya Abeoji lagi.
"Aku tidak tahu paman," jawab Taehyung menunduk sedih. "Tapi sepertinya mama masih mencintai ayah,"
"Kamu tahu, Taehyung? Sebelum mamamu menikahi ayahmu itu, aku sempat menolak. Maksudku, pria brengsek itu—aku tahu dia." Abeoji menatap langit. "Tapi mamamu begitu kukuh dan menikahinya akhirnya, dan mereka memilikimu sebagai anak semata wayang,"
Taehyung memerhatikan omongan Abeoji. Menatap Abeoji dengan tatapan sedikit terkejut. Tidak menyangka ayah Jeongguk akan menceritakan ini.
"Kamu sudah tahu kalau ayah dan mamamu memperebutkan hak asuhmu, jadi kamu harus benar-benar menjaga mamamu karena kamu memilih mamamu untuk menjagamu sampai sebesar ini," jelas Abeoji.
Taehyung mengangguk paham. Abeoji tersenyum ke arah Taehyung. Kemudian mengusak rambut Taehyung.
"Anak baik," puji Abeoji. "Tolong jaga Jeongguk ya,"
Taehyung tersenyum lebar. Mengangguk dengan binar gembir di kedua matanya. Abeoji akhirnya melangkahkan masuk kembali ke dalam rumah.
Jeongguk yang sedang berbuncang dengan ibunya melihat ayahnya datang. "Abeoji dan Eomeoni akan menginap malam ini?"
Abeoji menatap Eomeoni. Kemudian keduanya mengangguk. Jeongguk dengan secepat kilat menyiapkan kamar tamu untuk kedua orang tuanya.
"Ah, Jeongguk-ah, hampiri kekasihmu di luar sana," Abeoji menepuk pundak Jeongguk beberapa kali. Kemudian masuk bersama istrinya.
Jeongguk menatap pintu rumahnya yang terbuka. Kemudian menghampiri Taehyung.
"Chagi," panggil Jeongguk lembut.
"Oh, sudah?" Taehyung menegakkan badannya.
Berjalan ke depan Jeongguk. Jeongguk menatap Taehyung dari ujung kepala sampai ujung kaki. Menyeringai, Jeongguk menggendong Taehyung ala koala secara tiba-tiba.
"Aku sangat mencintaimu," tutur Jeongguk. Mencium leher Taehyung.
Taehyung tersenyum. Memeluk Jeongguk. "Aku juga mencintaimu,"
Sesampainya di kamar, Taehyung menyanyikan lagu.
"Hyung pernah dengar Never not nggak?" Tanya Taehyung.
"Heum? Pernah, tapi aku nggak hafal, mau nyanyiin eoh?" Jeongguk
"Bolehh," Taehyung mengangguk.
"For as long as live, for as long as i love, i will never not, think about you, you, mmm. I will never not think about you," Taehyung bernyanyi.
Jeongguk menatap Taehyung yang dirangkulnya di kasur. Menarik Taehyung mendekat. Menatap dalam ke arah dua netra kucing milik Taehyung.
"Aku mencintaimu," tuturnya sekali lagi malam itu.
<>
a/n : halo gaes :3 akhirnya aku update :3
apaka klean merindukan saya? Hooo
pastinya biasa saja! Anda merindukan
Kukpi di siniii ya kannn huihuiAku di akun ke-2 berasa kayak pas awal
-awal, awww baperr hwowjwowkwokLup lup 💕
Maap kalo kurang enjoy ya gaes
KAMU SEDANG MEMBACA
Radar • kv • [END]
Fanfic"Kamu tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi soulmatemu," Ini karena ibunya yang pergi dan mengantar Taehyung untuk menghabiskan musim panasnya di Busan! Taehyung tidak mau menghabiskan liburan musim panasnya dengan pria menyebalkan seperti Jeong...