Jeongguk mengambil napasnya. Meneguk ludahnya. "Eomeoni,"Mama tercekat. Menatap ke arah ponsel Jeongguk. Terdengar suara dari sana.
"Jeonggukie? Why don't you open the gate for us? We're home,"
Jeongguk masih terdiam. Tangannya bergetar pelan. Mama yang melihat Jeongguk dengan tangan sedikit bergetar mendekat.
"Jeongguk—"
"Kenapa kalian pulang? Masih ingat punya anak?" ketus Jeongguk.
"Jeongguk, coba dispeaker," bisik mama.
Jeongguk menurut. Mengaktifkan mode speaker di ponselnya. Kemudian kembali menghadapi ibunya.
"Jeongguk, kita tidak bermaksud untuk—"
"Pergi dan meninggalkanku sendirian di Busan. Ck, klasik. Anda pulang ketika butuh saya saja."
"Jeongguk-ah,"
"Tidak.""Jeongguk-ah, rumah terlihat gelap. Apa kamu sedang pergi?"
Jeongguk kembali membulatkan matanya. Menggumam, "Abeoji,"
"Aku tidak akan pulang ke rumah itu. Tidak ada yang akan menyambutku pulang nantinya."
"Jeongguk—"
"Kututup."
Jeongguk dengan cepat menutup telepon dari kedua orang tuanya. Kemudian dengan sedikit lemas meletakkan ponselnya di meja ruang keluarga.
"Jeongguk—"
"Tante," potong Jeongguk. Menoleh ke arah mama. "Can i—anggap tante ibuku?"
Mama terpaku mendengar permintaan Jeongguk. Berakhir tersenyum lembut. Menepuk kepala Jeongguk pelan. "Sure, you can call me Mama then,"
Jeongguk mengangguk berkali-kali. Menunduk. Menangis sebentar. Sementara mama menepuk punggungnya pelan.
"You should sleep now, it's already eleven," ujar mama. "Aku memberimu izin untuk tidur bersama Taehyung di kamarnya,"
Jeongguk beranjak bersama mama. Mama membukakan pintu untuk Jeongguk masuk ke kamar Taehyung.
Mama baru saja ingin pergi, sebelum,
"Ah mama," panggil Jeongguk.
"Hm?"
"Terima kasih," tutur Jeongguk.
Mama pada awalnya mematung sebentar. Lantas tersenyum. Mengangguk pelan. "Eum, sleep well,"
Jeongguk mengangguk menurut. Kemudian masuk dan menutup pintu kamar Taehyung.
.
.
.
"Eun—" Taehyung menggosok matanya dengan kepalan tangannya pelan.
Merasakan seseorang memeluk pinggangnya, Taehyung menoleh kecil ke arah belakang.
"Huii pacar," seru Taehyung diam-diam.
Taehyung melepas pelukan Jeongguk pelan-pelan. Memutar balik badannya. Menghadap Jeongguk.
Kemudian memainkan pipi Jeongguk dengan menusuknya pelan menggunakan jari panjangnya.
"Ganteng," puji Taehyung. Taehyung terdiam menatap Jeongguk. Tak lama, Taehyung mendekat.
Berniat untuk memberi Jeongguk morning kiss, dan—
"Sudah selesai memainkan wajahku seperti itu?"
Taehyung membulatkan matanya. Melihat Jeongguk yang sepenuhnya bangun. Menatap ke arahnya.
"Ah, ada yang mau menciumku ya? Seharusnya aku tetap pura-pura tidur?" Jeongguk menggoda Taehyung. Menarik Taehyung lebih dekat.
Taehyung semakin malu. Taehyung memukul pundak Jeongguk malu. Sementara Jeongguk tersenyum. Menarik Taehyung mendekat, berniat ingin mencium kekasih manisnya ini sebelum—
Tok tok.
"Jeongguk? Taehyung? Udah bangun belum?"
Jeongguk dan Taehyung menoleh ke arah pintu secara bersamaan. Taehyung berakhir menghindar dari Jeongguk dan berlari menuju pintu. "Udah maa," serunya.
Jeongguk berdesah. "Bermesraan di rumah Taehyung memang terlalu menantang," Jeongguk mengendikkan bahunya dan ikut keluar kamar.
"Taehyung-ah, tolong mama gantikan lampu ya, habis itu ambilkan kardus di atas ini, mama mau ngurusin cucian dulu." Pinta mama.
"Iya ma," Taehyung segera melangkahkan kaki mengambil tangga. Kemudian memasangnya tepat di bawah lampu yang dimaksud mama.
Saat mengganti lampu lancar-lancar saja. Saat mengambil kardus entah berisi apa yang diminta mama—
"A—"
Jeongguk yang baru saja keluar dari kamar mandi, melihat Taehyung di atas tangga tidak seimbang. Segeralah Jeongguk berlari menuju Taehyung sebelum Taehyung jatuh.
"WA—" Taehyung pada akhirnya kehilangan keseimbangan dari tangga.
"TAEHYUNG!"
Jeongguk dengan sigap menangkap Taehyung dengan posisi bridal. Dan menahan tangganya agar tidak jatuh menggunakan kakinya.
"Hampir saja—" gumam Jeongguk.
Taehyung yang digendong Jeongguk bergetar. Masih syok karena hampir saja jatuh keras ke lantai. Jeongguk menatap Taehyung.
"Chagi, hati-hati dong!" Ujarnya.
"Wah wah, apa yang terjadi?" Tanya mama baru saja datang.
"Taehyung hampir jatuh dari tangga tante." Jawab Jeongguk. Mau menurunkan Taehyung.
Taehyung yang masih mematung akhirnya bereaksi. "Huwaaa hyungie, hampir aja!"
"Kalau aku nggak sigap sudah dimana kamu sekarang," ujar Jeongguk.
"Hati-hatilah, Taehyung," mama menepuk kepala Taehyung pelan. "Mama nggak mau kehilangan, ea."
"Aw," Taehyung menampilkan senyum anehnya.
"Aku akan mengambilkan kardusnya, Tae, pegang tangganya. Nanti kalau sudah kuambilkan aku berikan ke tante," ujar Jeongguk.
Taehyung mengangguk paham.
Hari itu berjalan dengan lancar dan bahagia. Namun ada sesuatu yang terus mengusik pikiran Jeongguk. Padahal Jeongguk mencoba melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radar • kv • [END]
Fanfiction"Kamu tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi soulmatemu," Ini karena ibunya yang pergi dan mengantar Taehyung untuk menghabiskan musim panasnya di Busan! Taehyung tidak mau menghabiskan liburan musim panasnya dengan pria menyebalkan seperti Jeong...