ADA 7

26 4 0
                                    

"Aku persilahkan kamu masuk. Terimakasih sudah mengetuknya dengan hujan yang meneduhkan"
tulis Adira di dinding instagram

Pagi ini adira berangkat sekolah dengan senyum yang tidak berhenti di bibir merah mudanya. Penampilannya nampak berbeda, rambutnya tergerai bergelombang dan tidak lupa satu hiasan pita kecil di rambutnya.

"dih cerah banget mukanya" ledek elvina

"lah emang tiap hari muka aku tuh cerah bersinar berkat air wudhu, hahahahaa" jawabku seraya tertawa.

"eh dir, kemarin alendra nanyain kamu tuh pas hujan. Dia kira kamu pulang bareng aku" jelas elvina yang membuat adira nampak bingung.

"hmmm.. Kemarin dia kerumah pas hujan. Udah tau hujan malah ke rumah bukannya neduh"

"dir, semalem bunda telfon kamu gak?" tanya el

"ngak, kenapa? "

"semalem bunda telfon aku sih, alendra katanya sempet pulang ganti baju. Terus katanya pergi lagi, gak pulang-pulang. bunda kawatir" penjelasan elvina berhasil meriuhkan pikiran dira, banyak pertanyaan yang muncul meminta penjelasan. Kemana dia sampai tidak pulang dan membuat bunda cemas. Dan kenapa bunda tidak menelfonnya seperti biasa?

Adira berlari menuju ruang samping, Kelas alendra. Adira mengabsen setiap jarinya dengan cemas. Bibir bawahnya tidak hentinya dia gigit, keresahannya seperti kekasih yang akan kehilangan penopang. Alendra hanya tidak pulang bukan menghilang dari muka bumi.

"Hmmm maaf, alendra ada ngak? " tanya adira kepada salah satu siswi yang dia yakini teman elendra.

"Alendraaaaaaaa dicari adira" teriaknya yang membuat laki-laki yang di panggil mendongakkan kepala.

"tumben dir ke kelas. Biasanya alendra yang nyamperin. Kangen ya? " ledek siswi yang entah siapa namanya.

Adira enggan menjawab pertanyaam siswi tersebut, dia hanya menyuguhkan senyum tipis untuk menghargai pertanyaan yang diajukan untuknya. Dia tidak ingin satu pertanyaan yang dia jawab akan jadi panjang kali lebar. Adira hanya terus menggigit bibir bawahnya malu. Jika tidak mengkhawatirkan alendra mana mungkin dia mau ke kelas riuh ini.

"jangan godain dia an. Pipinya gampang merah" siswi yang di panggil an hanya membalas tertawa seraya meninggalkan kami.

"ada apa dir? " tanyanya datar

"semalem kemana? Kenapa gak pulang semalam. gak biasanya gitu bikin bunda kawatir " tanya dira tanpa basa basi

"gak kemana-mana. Cuma main aja"

Adira tidak melihat ekspresi lebih alendra seperti biasanya. Alendra hanya menunjukkam ekspresi seperlunya bahkan terasa dingin. Apalagi yang harus di kawatirkan adira, alendra nampak baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di cemaskan. Dia hanya sedikit berbeda mengenai sikapnya yang lebih diam tidak ekpresif. Mungkin karena ini masih pagi dan mood alendra sedang tidak baik. Aku yakin setelah ini dia akan kembali dengan riuh suaranya.

Tanpa permisi, adira beranjak meninggalkan alendra yang mematung melihat punggung sang sahabat berbalik arah meninggalkannya. Alendra sempat tak percaya melihat adira yang berpenampilan begitu cantik tapi alendra enggan memujinya.

"Ra, kamu akan baik-baik saja" ucap alendra yang tidak akan terdengar siapapun.

***

Seharian ini adira hanya duduk diam. tidak ada cerita, tidak ada senyum setelah dia kembali dari kelas alendra. Dia hanya melipat kedua tangannya sebagai bantalan. Hatinya tetap saja tidak membaik setelah bertemu alendra. Pikirannya melayang entah kemana. Gaduh tidak bersua tapi membuat kacau perasaannya.

"Ra, ada yang nyariin" ucap salah satu teman kelas adira

"siapa? "

"Alsyar"

Satu nama yang membuat dira mendongakkan kepala. Dia merapikan rambutnya yang nampak berantakan.

"Hai.. " sapa dira

"nanti kita pulang bareng ya?" ajaknya

"hmm tapi kita beda sekolah. Nanti kamu kerepotan"

"sekolah kita hanya berbeda beberapa atap rumah. Bukan beda negara. Jangan lupa pulang sekolah aku tunggu di depan gerbang" ucapnya meninggalkan adira yang belum mengiyakan tawarannya.

Ya tuhan jantungku, apa dia baik-baik saja? Lancang sekali dia menawarkan aku sesuatu tanpa pilihan. Dia hanya lelaki yang membuatku menyukai satu hal yang kubenci. Tapi dia sanggup menulis satu paragraf baru di bagian ceritaku.

Adira kembali masuk masuk ke dalam kelas. Senyumnya terus merekah seakan dunia sedang berbagi kebahagiaan dengannya. Adira lupa bahwa yang datang akan menyisakan kepergian. Dia memberi semesta pekerjaan yang akan membuatnya rumit.

Awal Dari Akhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang