Part 10. I Could Live and Die Hanging on The Words You Say.

4.7K 465 6
                                    

I could fall, or I could fly.

Here in your aeroplane.

And I could live, I could die.

Hanging on the words you say.

And I've been known to give my all.

And jumping in harder than.

Ten thousand rocks on the lake.

So don't call me baby.

Unless you mean it.

Don't tell me you need me.

If you don't believe it.

So let me know the truth.

Before I dive right into you.

-Dive. Ed Sheeran-

******

Rio mengubah posisi rebahannya diatas sofa. Matanya menatap tanpa berkedip ke layar HP.

"Lo kenapa sih bang?"

Rio melirik sekilas ke arah sofa seberang, tempat Blaise sedang duduk dan memangku laptop.

"Muka lo biasanya aja udah nggak enak dilihat, apalagi sekarang. Dobel sepet." Blaise menambahkan sadis.

Hari Jumat ini Rio dipaksa cuti oleh Reino.

Tiga hari full, dari jumat sampai minggu Reino menyuruhnya beristirahat.

Reino bahkan bilang ia sudah menyuruh security hotel untuk mengusirnya jika Rio nekat masuk kerja.

Boss yang aneh.

Ada karyawan serajin Rio malah disuruh cuti.

Rio yang bingung harus ngapain selama cuti pun akhirnya memilih menghabiskan waktu di apartemen sepupunya.

Dulu apartemen ini miliknya, sebelum ia masuk panti rehabilitasi pecandu minuman keras.

Karena momma melarangnya tinggal disini, Rio pun memberikan apartemen ini untuk Blaise tinggali.

"Bang, mau ikut ngumpul nggak ntar malem sama temen-temen gue?"

"Nggak."

Blaise dan keempat temannya akan super rusuh jika sudah berkumpul. Rio tidak ingin sakit kepala gara-gara kebanyakan sama mereka.

Rio kembali memandangi layar HPnya.

Kerjaan Rio sedari tadi memang hanya memandang layar HPnya, melihat wallpaper yang adalah wajah Kai.

Rio lagi galau.

Semenjak obrolannya dengan Bintang kemarin, ia belum juga membuat pergerakan untuk mendekati Kai dan meminta maaf.

"B, lo pernah minta maaf sama seseorang nggak?" Tanya Rio membuka kembali obrolan.

"Sering lah." Jawab Blaise enteng, matanya fokus pada layar laptopnya.

"Caranya?"

"Anak kecil juga tau caranya bang. Tinggal bilang, 'gue salah, sori ye'. Udah gitu doang."

Rio rolling eyes.

Harusnya memang ia tidak bertanya pada sepupu absurdnya ini.

Unfaedah sekali jawabannya.

"Lo kenapa dah bang?" Blaise bertanya untuk kedua kalinya.

"Kai." Jawab Rio singkat.

"Lo mau minta maaf sama dia?" Tanya Blaise memastikan.

CINTA SEMPURNA (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang