Part 17. If I showed You My Flaws, Would You Still Love Me the Same?

5.1K 458 15
                                    

If I showed you my flaws.

If I couldn't be strong.

Tell me honestly, would you still love me the same?

Right about now.

If I judge for life, man, would you stay by my side?

Or is you gonna say goodbye?

Can you tell me right now?

-Locked Away. R City ft Adam Levine-

******
"Udah, nggak papa. Bagus kok. Masih ganteng juga." Bujuk Rio yang berdiri dibelakang Kai.

"Kita hidup dinegara tropis apple. Bukan lagi musim hujan pula. Aneh kan pagi cerah gini pakai sweater." Protes Kai sambil mematut dirinya dikaca berulang kali.

Setelah mengobrak abrik walk in closet Rio dari sejam yang lalu sehabis mandi, mereka akhirnya menemukan satu sweater berwarna biru berukuran kecil milik Rio.

"Ya udah pakai kaos aja. Kegedean kan nggak papa. Banyak orang yang style bajunya kayak gitu." Rio memberikan saran.

Wajah Kai malah semakin manyun, membuat Rio gemas.

"Nggak mau. Nanti aku kayak orang-orangan sawah. Kelelep kalo pake baju kamu." Kai kembali menolak saran kekasihnya.

Selisih ukuran mereka memang cukup banyak.

Walaupun lumayan tinggi, tubuh Kai terlalu kurus. Sementara Rio memiliki tubuh setinggi dan sebesar raksasa.

"Yaudah, bentar aku beliin kaos online dulu." Kata Rio sambil terkekeh geli.

Ia pun mengambil HP dari atas meja makan dan membuka aplikasi online shop.

Rio tidak menyangka pacarnya ini lumayan 'complicated' untuk urusan penampilan.

"Nggak usah deh. Pakai ini aja." Putus Kai.

"Lagian kalo pakai kaos nanti kelihatan leher sama pundakku." Tambahnya.

"Emang kenapa nggak boleh kelihatan?" Tanya Rio polos.

Kai mendengus sebal mendengar pertanyaan calon suaminya.

"Digigit monster dari kemarin. Nih merah-merah semua." Jawab Kai sengit.

Rio tertawa.

Ia memang kemarin menandai kepemilikannya disekujur tubuh Kai dengan bercak kemerahan.

Spot terfavoritnya adalah leher jenjang dan pundak putih milik kekasihnya.

"Kemarin nggak ada yang protes kok. Malah mendesah keenakan kalo aku cium lehernya." Balas Rio santai.

Kai hanya bisa mencebikkan bibirnya tanda kalah berargumen.

"Udah siap turun berarti sekarang?" Tanya Rio kembali ke topik pembicaraan mereka sebelumnya.

"Nggak bisa sarapan disini aja ya? Atau pulang ke apartemenku?" Kai menawar.

"Aku pernah bikin kesepakatan sama grumpy. Sarapan harus turun ke bawah." Balas Rio.

"Tapi nggak papa sih kalo kamu nggak mau. Yuk, mau pulang aja?" Tambahnya penuh pengertian.

Kai kembali menggeleng plin-plan.

Sepagian ini memang dia lagi nggak jelas. Mau tapi nggak mau ala ABG labil.

"Maaf. Aku.. takut aja ketemu orang tua kamu." Cicit Kai mengeluarkan uneg-unegnya.

CINTA SEMPURNA (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang