#1

4 0 0
                                    

Menatap langit, tak pernah membosankan.

Kaki kuluruskan sambil terus menikmati awan yang bergerak searah dengan pandanganku. Hati ini selalu merasa nyaman dengan gerak-gerik alam itu sendiri.

Lesehan di gazebo milik penjual bakso yang terletak di tengah kota ini selalu menjadi tempat favoritku, ditambah dengan suasana perut yang sedang kenyang-kenyangnya setelah menyantap bakso yang telah kubeli tadi.

Suara keras terdengar dari perempatan jalan tidak jauh dari gazebo tempatku bersantai.

Tepat diperempatan terjadi sisa-sisa bekas terjadinya kecelakaan, dari situasinya dua motor baru saja dihantam truk yang kehilangan arah saat berusaha melewati jalan.

Aku meloncat dari gazebo dan berlari kearah perempatan itu, beberapa orang juga menunjukkan reaksi yang sama setelah melihat kejadian itu.

Darah tumpah disekitar motor yang sudah tak berbentuk.

Darah itu mengalir dari tubuh yang sepertinya adalah pengemudi motor yang telah ditabrak truk tadi. Sementara truk sudah berhenti mengamuk dan berhenti setelah menabrak pohon besar di pinggir jalan.

Segera kutanggalkan jaketku untuk menutupi tubuh yang mengeluarkan banyak darah itu.

Tak tertolong, saat kugenggam pergelangan tangannya, tak ada denyut nadi yang tersisa darinya.

Supir truk baru saja dikeluarkan oleh beberapa orang, penuh luka tetapi masih tersadar. Setelah dikeluarkan, supir segera direbahkan karena dia terus-terusan mengerang kesakitan.

Aku berlari ke arah truk, mencoba masuk ke kolong truk, ada dua motor saat terjadi tabrakan tetapi tubuh pengguna motor hanya terlihat satu.

Benar saja, ada tubuh yang tersangkut di kolong truk itu. Hampir setengah badan tersangkut diantara mesin. 

Kejadian tadi benar-benar mengerikan, sampai akal sehat tidak bisa menerima bagaimana seseorang bisa tersangkut seperti itu. Terlebih lagi cara untuk mengeluarkannya.

Aku keluar dari kolong truk dan masuk ke dalam ruang kemudi truk. Segera kunyalakan truk itu, beberapa orang berteriak mempertanyakan apa yang sedang kulakukan. Seseorang bahkan berusaha masuk untuk mencegahku.

Terlambat, truk mengeluarkan suara seperti layaknya truk siap dijalankan. Aku membanting stir truk mentok ke arah kiri dan segera kutarik persneling agar bisa memundurkan truk.

Posisi truk setelah tabrakan tadi berada ditrotoar di kiri jalan dan menabrak pohon besar yang ditanam di sebelah trotoar.  Hanya setengah badan truk yang masuk ke trotoar, sedangkan ban bagian belakang masih berada di jalan.

Semua orang bergerak mundur mendengar suara truk yang menyala, oarang yang mencoba menghentikanku juga loncat mencoba menjauh.

Segera truk kugas dan truk bergerak mundur tak terkendali, karena lonjakan gas yang kuinjak sekuat tenaga dan perbedaan ketinggian antara trotoar dan jalan membuat truk itu oleng dan rubuh ke arah kiri.

Kolong mesin yang semula ada di bawah sekarang terlihat jelas karena truk dalam posisi rubuh ke kiri.

Banyak orang berteriak, begitu banyak jeritan dari orang-orang yang mengelilingi perempatan itu.

wiu wiu wiu.

Suara sirine ambulan mendekat, di belakang sirine ambulan terdapat suara sirine lain. Sebuah mobil pemadam kebakaran.

Seseorang segera mendekati ambulan dan meminta untuk segera bersiap menyelamatkan korban yang tersangkut di mesin truk.

Aku segera loncat dari ruang kemudi truk yang telah rubuh itu setelah menyeimbangkan diri karena ikut terguling saat mengemudikan tadi dan berlari ke arah mobil pemadam kebakaran dan meminta mereka menyiapkan alat pemotong besi dan menjelaskan situasi yang tengah terjadi.

Para kru pemadam kebakaran segera bergegas setelah mengetahui kondisi yang terjadi,para kru ambulan juga sudah menyiapkan kasur dorong dan beberapa alat untuk memberikan pertolongan pertama setelah seseorang menjelaskan juga situasinya pada mereka.

Korban berhasil dikeluarkan dan diberikan pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya hal buruk pada korban. Seseorang terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

Dia segera berlari ke arahku setelah melihatku yang menjauh dari kerumunan.

"Sepertinya keadaan sudah cukup aman ya."

"Bisa-bisanya kamu bilang aman di kondisi kecelakaan yang mengerikan seperti itu."

"Kamu tidak akan pergi meninggalkan TKP sebelum kejadian benar-benar sudah bisa dikendalikan, ya kan?"

"......"

"Hmm masih tidak mau mengakuinya ya, yasudah kalo gitu."

"Menyuruh kru ambulan untuk menyiapkan segala kemungkinan untuk menolong korban tadi, kenapa kamu gak masuk kedokteran aja sana."

"Hahahahaha, aku hanya mencoba membantumu sebisaku."

Aku tersenyum melihat tawanya, dia adalah satu-satunya teman yang bisa bertahan lama mau berteman denganku. Orang-orang menghindariku karena aku terlihat aneh buat mereka. Tetapi dia, yah mungkin saja dia justru menyukai hal-hal yang aneh seperti itu.

Ah aku selalu malas saat membahas dia, yang pasti sejak empat tahun lalu dia jadi selalu lengket terus disekitarku.


PERISTIRAHATANWhere stories live. Discover now