3. E (ntrance)

5.1K 443 13
                                    

▒░░░░▒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▒░░░░▒

Ada yang bilang, jika kau ingin melanjutkan hidup. Maka lupakanlah masa lalu.

Saat ini, menjelang satu bulan pernikahan ibuku dan suami barunya—aku masih terus berusaha untuk menerapkan perkataan itu.

Berbagai cara dan usaha terus kulakukan untuk melupakan semua masa laluku, tentunya dibantu saudara tiriku. Hwang Hyunjin.

Lelaki berumur lebih muda satu tahun dariku itu, tak kenal lelah—untuk terus berusaha masuk ke dalam hatiku dan memecahkan permasalahan yang terus menyakitiku.

Trauma akan masa lalu, perlahan menghilang. Tapi tidak dengan trauma akan kekerasan yang kualami di masa lalu.

Terkadang, jika aku tak sengaja melihat perkelahian yang menyangkut fisik—di saat itu pula aku merasakan sesak nafas dan tentunya berakhir bulir air mataku pun ikut turun membasahi pipiku.

Di saat yang sama pula, Hyunjin yang selalu ada di sisiku—pun berhasil menenangkanku dengan cara menggenggam erat tanganku.

Entah perlakuannya memang kehendak dari dirinya sendiri, ataupun titah dari ayahnya. Untuk satu bulan ini, aku baru menyadari jika ia terus saja berada di sampingku. Di setiap waktu dan tempat, dia selalu ada.

Terkecuali pada saat aku berada di kamar dan tertidur. Dia tidak akan berani berada di sampingku pada saat itu.

Tapi, kurasa itu hanya dugaanku belaka. Karena, tepat di satu bulan hidup bersama dirinya dan satu atap dengannya—akhirnya ketukan di pintu kamarku pun berbunyi.

Untuk pertama kalinya, ia berani mengetuk pintu kamarku dan meminta izin untuk masuk ke dalam.

Aku yang tadinya tengah berbaring dan berusaha untuk tidur, pun gagal. Hanya karena ketukan pintu yang terus ia lakukan saat ini.

Mendengar ketukan dan panggilan darinya, mau tidak mau aku pun segera beranjak dari atas kasur untuk membukakan pintu kamar.


Cklek~

Pintu pun telah kubuka dari dalam. Bersamaan dengan itu, tentunya aku langsung bertanya padanya.

"kenapa?"

"maukah kau menemaniku keluar?" balasnya cepat.

Melihat raut muka dan senyum lebarnya itu, tentu saja membuatku bingung.

Bahkan, bisa kurasakan keningku saat ini sudah pasti berkerut—menatap tatapannya yang seolah mengharapkan sesuatu dariku.

𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang