7. O (ne Of Those Nights)

3.2K 306 24
                                    

▒░░░░▒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▒░░░░▒

Malam itu, tidak seperti malam-malam biasanya. Tidak seperti malam ini, maupun malam yang telah lalu.

Malam itu, tepatnya hari dimana aku mengetahui jika ada sebuah rumor buruk tentangku yang tersebar luas di lingkungan sekolah Hyunjin—entah kenapa sukses membuatku memikirkan hal itu terus menerus.

Bahkan, disaat ayah dan ibu telah sampai di rumah dari perjalanan jauh mereka. Aku tetap menutup diriku dari mereka, terkecuali adikku Hyunjin.

Lelaki muda itu terus berada di sisiku. Bahkan, disaat kedua orang tua kami telah sampai rumah. Ia dengan senang hati mengurusku yang masih saja terpuruk tanpa diketahui oleh ibuku sendiri.

Malam yang semakin larut, pun memaksa dirinya untuk memisahkan diri dariku. Karena aku dan dia sama-sama tahu. Jika tidur bersama disaat ada kedua orang tua kami di rumah, itu merupakan hal terburuk untuk diketahui keduanya.

Dan karena hal itulah, dengan berat hati ia meninggalkanku di kamar. Sesaat setelah aku memejamkan mataku, bertindak seolah-olah aku telah tertidur dengan nyenyak. Akan tetapi, yang sebenarnya terjadi adalah aku menipunya dan mataku kembali terbuka. Menatap kosong langit-langit kamar.

Malam itu sebuah pikiran pun muncul di kepalaku.

Apa salahku di masa lalu? Sehingga di masa kini, banyak sekali masalah yang menimpaku.

Apa tidak ada satu titik pun kebahagiaan yang dapat kurasakan?

Apakah, menghilang dari muka bumi. Itu satu-satunya caraku untuk bahagia?

Ahh..

Jika seperti itu, can i die?

Tepat seusai memikirkan kemungkinan terburuk seperti itu, aku dengan cepat menggelengkan kepalaku. Dan berakhir, sudut bibirku pun tertarik ke atas.

Ahh..

Finally i can see a happiness.

Tubuhku yang tadinya tengah berbaring di atas kasur, kini kupaksa untuk berdiri dari sana.

Masih terus menarik sudut bibir untuk tersenyum. Aku pun melangkahkan kakiku ke arah kamar mandi yang ada di kamarku.

Dengan pikiran yang entah memikirkan apa. Aku pun menghidupkan air keran untuk mengisi penuh bath up ku itu.

Seusai memastikan air telah penuh. Tanpa melepaskan piyamaku, aku pun melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam sana.

Dengan perlahan, tubuhku pun kutenggelamkan sepenuhnya disana dan tak lupa pandanganku pun kupejamkan.

Lambat laun, nafasku terasa lebih sesak akan air yang mulai memenuhi rongga pernafasanku saat itu.

Disaat kesadaranku mulai menipis, disaat itu pula aku merasakan ada sebuah tangan yang meraih tubuhku.

Pandanganku yang jelas telah memburam, pun menyulitkanku untuk melihat siapa orang yang telah beraninya ikut campur dalam niatku untuk 'bahagia' itu.

Ketidak tahuanku akan orang tersebut tidak berlangsung lama. Karena, tepat disaat ia menyandarkan kepalaku di dadanya. Aku dengan jelas sadar akan aroma maskulin yang menguar dari tubuhnya.

Disini aku telah mengetahui, jika ia adalah adikku Hwang Hyunjin.

Lagi-lagi aku diselamatkan olehnya dari niat gilaku.

Masih dengan pandangan memburam dan tubuh mengigil, aku pun makin merapatkan tubuhku dengannya. Sekedar mencari kehangatan.

Ia yang sadar akan pergerakanku, pun langsung memelukku erat disaat ia telah berhasil meletakkanku diatas kasur.

Pelukan eratnya saat ini, cukup memberikan kehangatan padaku.

Namun, setelah cukup lama tubuhku dipeluk erat olehnya. Aku baru menyadari, jika ia tengah menangis.

Aku pun mendongak untuk menatap wajahnya diantara kegelapan malam.

Tanpa ada sinar dari cahaya lampu. Tanpa adanya cahaya malam yang masuk ke kamarku. Di dalam kegelapan ini, aku dengan sangat jelas bisa melihat wajah muramnya yang terus menangisi kebodohanku.

Melihatnya seperti itu, tanganku pun tergerak untuk menyentuh pipinya.

"why are u crying for me?" ucapku seraya memfokuskan mataku ke arah matanya.

Dan disaat ia membalas tatapanku, disaat itu juga aku dapat memahami arti diriku bagi dirinya.

Tanpa ada niat membalas ucapanku, ia pun kembali mendekap diriku erat.

"don't be a fool. Sudah berulang kali, aku memperingatkanmu untuk tidak bertindak gila seperti tadi. Tidakkah kau mengerti akan pentingnya dirimu dihidupku?"

Ia bergumam dan terus menenggelamkan mukanya di pundakku. Aku yang mendengar gumamannya itu, hanya dapat menghela nafas kasar dan membiarkannya untuk terus menangis.

Akan tetapi,

"kumohon, jangan pernah bertindak seperti ini lagi. Cause i love u so much.." lanjutnya, dan tentu membuatku langsung membulatkan mata disaat sadar akan ucapannya.

"love?!"

▒░░░░▒

⚘ 26 Maret 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚘ 26 Maret 2020

▪▪▪

Siapin diri kalian, semua cerita lgi kukebut buat ditamatin huehehe

𝐒𝐭𝐞𝐩 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang