18. Struggle(End)

6.8K 624 211
                                    

Typo bertebaran.

Kesakitan mungkin memiliki batas untuk setiap orang. Mungkin dengan menghibur diri atau melakukan hal lain yang dapat meredahkan rasa sakit itu. Tidak halnya dengan Yibo. Laki-laki itu hanya duduk termenung di atas kasur kamarnya menatap jam tangan yang di berikan Xiao Zhan dulu. Sakit berdenyut tepat mengores luka di hati Yibo.

"Yibo ini minum obatnya." sodor A-Yuan kepada Yibo yang tampak menunduk dengan kosong. Lalu menoleh melihat ke arah A-Yuan dengan memelas.

"Aku mau ketemu Zhan. Tolong A-Yuan aku rindu denganya."

A-Yuan yang mendengarnya geram. Ia melempar gelas di tanganya dan meraih bahu Yibo dengan kesal. "Wang Yibo, kenapa kau begini hah? Dia telah membuangmu, dia tidak mau bersamamu. Kau harus sadar." sentaknya penuh emosi. Semakin menggores luka Yibo yang membesar.

"Dia tidak mungkin meninggalkanku. Dia pasti ada alasan. Aku hanya perlu mendengar dan_ " Sebuah tamparan kini melesat mulus ke pipi Yibo yang putih hingga memerah.

"Kau gila." sentak A-Yuan dengan mata merah. Sungguh ia tak tahan melihat Yibo begini. Ia merindukan Yibo yang kuat Yibo yang selalu tersenyum walau ia di lukai bukan Yibo yang lemah seperti ini.

"Apakah kau tak mengerti, dia membuangmu. Dia mengangapmu hanyalah sebuah sampah. Wang Yibo sadarlah."

Teriakan itu begitu keras bahkan Jing Yi yang tengah berada di ruang tamu ikut masuk. Dengan bersamaan pipi Yibo yang kembali basah. Laki-laki itu memukul dadanya lalu menghirup udara sebisa mungkin karna nafasnya kini tersendat.

Ia tak habis pikir kehilangan Xiao Zhan bisa sesakit ini. "Aku tak mau begini. Aku juga tidak tahu. Tapi, aku percaya dia. Aku tahu bagaimana Xiao Zhan. Ini pasti ada alasanya." Dan Yibo tak mampu menahan buliran air matanya. Ia merangkul lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Ia benar-benar terluka.

"maka dari itu lupakan Xiao Zhan. Entah apapun alasanya itu. Dia memang tak pantas untukmu." A-Yuan memegang bahu Yibo hingga menatapnya lalu ia remas bahu itu dengan kesal. "Dia bahkan tak bisa memperjuangkanmu, Yibo."

Yibo tertunduk. Ia tak bisa berpikir sekarang. Rasanya kepalanya telah di penuhi dengan bayang-bayang Xiao Zhan. "Aku tak bisa A-Yuan. Aku tak bisa melakukan itu. Jika ia memang tak bisa memperjuangkan aku. Setidaknya, biar aku memperjuangkanya."

"Wang Yibo." teriak A-Yuan geram. "kau sudah di butakan cinta."

Bahkan, Yibo pun tak tahu apa yang ia pikirkan dan lakukan sekarang, terlihat gila dan buta. Ia hanya percaya dan mengetahui seperti apa seorang Xiao Zhan. Ya, hanya percaya.

"Kalian bisa pulang." ucap Yibo lelah. Melemparkan pandangan kembali menuju jam tangan pemberian Xiao Zhan. Seolah ia sedang menghapus rindu dari jam tangan mahal itu.

Amarah A-Yuan yang sejak tadi membumbung tinggi kini perlahan hilang di gantikan rasa sedih melihat sahabat yang ia kagumi dan ia banggakan kini terlihat begitu menyedihkan. Membuatnya hanya menghela nafas dan keluar kamar tak rela.

"Hubungi aku. Jika kau butuh sesuatu." tutup A-Yuan yang tidak di sahut Yibo sama sekali.

Yibo sudah ingin merebahkan tubuhnya ketika suara ponselnya yang bergetar menarik perhatian Yibo. Walau begitu, itu tak cukup membuatnya bahagia. Karna nama yang tertera bukan nama Xiao Zhan yang sangat ia harapkan.

"Wang Yibo?"

Yibo merasakan sedikit debaran jantungnya. Ketika mendengar suara wanita yang begitu sangat ia rindukan.

"mama?"

"iya sayang, maafkan mama jika mama menggangumu. Mama hanya ingin menanyakan tawaran mama kemarin. Apakah Yibo mau tinggal sama mama dan keluarga mama?"

[BL]Sugar Babby√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang