14. Happiness

6.3K 695 222
                                    


Xiao Zhan berjalan dengan tertatih menuju mansion mewah milik keluargo Xiao. Melewati begitu saja ketika para pelayan di rumah itu memberi hormat kepadanya. Ia seolah tak bergairah melakukan apapun. Di matanya hanya ada bayangan kesedihan dan kerapuhan seorang Yibo. Dan parahnya lagi, ia juga terlibat.

"Ada Apa Xiao Zhan?" tanya Tuan Xiao menatap putranya seksama.

"Tidak ada apa-apa Pa." jawabnya hendak berlalu melewati ruang tamu. Ia bahkan tak peduli kapan orang tuanya itu kembali ke China.

"Xiao Zhan, A-ling kemana?"

Xiao Zhan berhenti, berbalik menatap orang tua satu-satunya. " Mungkin ia bermain sama teman-temanya."

"Suruh dia pulang. Ini sudah malam."

Xiao Zhan menganguk. Hendak pergi, Berjalan menuju kamarnya.

"Xiao Zhan," lagi-lagi Xiao Zhan berhenti. Tidak bisakah papanya sekali saja memanggil. Dia lelah. "Ada apa lagi pa?" ucapnya tanpa berbalik.

Tuan Xiao menutup laptonya dan memandang keturunanya dengan seksama.

"Berapa banyak kau melanggar peraturan papa selama papa di London?" Tuan Xiao berkata sambil melipat kedua tanganya didada.

"Xiao Zhan sudah besar. Sudah cukup papa ikut campur urusan Xiao Zhan." jawab Xiao Zhan berusaha menekan suaranya agar tidak membentak.

"tapi tidak untuk membawa laki-laki kerumah ini. Katakan siapa Wang Yibo?"

Pertanyaan itu cukup membuat pupil mata Xiao Zhan membesar, darimana papanya tahu. sebelum akhirnya ia dapat kembali menguasai diri. "Orang Yang kucintai."

"Xiao Zhan."teriak tuan Xiao. "berapa umurmu, sehingga kau melakukan hal yang memalukan seperti ini."

"apa maksud papa. Memang kenapa sama umurku. Salah kalau aku akhirnya menyukai seseorang."

"Tapi tidak laki-laki Xiao Zhan."

Xiao Zhan mengepal tangan, berusaha agar ia masih punya kewarasan untuk tak membentak atau berteriak depan orang tuanya tersebut.

"memalukan? Lalu berselingkuh sama istri anaknya sendiri di sebut apa?"

"Xiao Zhan tutup mulutmu." teriak tuan Xiao.

Sesaat suasana hening kembali.

"Bukankah kita sudah sepakat. Untuk tidak ikut campur urusan masing-masing."

Tuan Xiao mendengus. "Itu kamu yang membuat kesepakatan. Papa tidak pernah setuju."

"papa." teriak Xiao Zhan, "Apalagi yang mau papa lakukan. Semuanya sudah Xiao zhan turuti. Bahkan, Xiao Zhan menerima saja saat papa melakukan hal kotor sama Yang Zi."

Xiao Zhan memejamkan matanya. Berharap ia tak sembarang bicara yang mengakibatkan seseorang kembali sakit hati. "Jadi tutuplah mata seperti aku yang menutup mata atas apa yang papa lakukan."

Wajah tegas tuan Xiao kini makin tegang dengan rahang mengeras. Membuat ia mengepal tanganya ke paha.

"Xiao Zhan." ia berteriak.

"Xiao Sanren." potong Xiao Zhan. "Tolong berhenti ikut campur urusanku. Aku sudah besar untuk menentukan hidupku."Xiao Zhan menangkup kedua tanganya. "Aku mohon papa. Jangan membuat situasi semakin rumit."

Daripada Xiao Zhan terus kehilangan kendali, ia lebih memilih pergi meninggalkan ruangan tamu tersebut dan langsung menuju kamarnya. Tapi terhenti ketika ia menemukan A-ling yang tertunduk duduk di ranjang Xiao Zhan.

Xiao Zhan menutup pintu kemudian melepaskan jasnya melirik A-ling yang masih tertunduk.

"Ada apa A-ling?"

[BL]Sugar Babby√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang