2. Xiao Zhan

9.7K 966 312
                                    

"Aku mau menolak," ucap Yibo lewat telepon saat Jingyi baru mengabarinya tiga hari kemudian.

"Lah, kok baru sekarang bilang?" protes Jingyi di seberang sana.

"Aku tidak mau melayani oom-oom perut buncit." Jika saja mereka sekarang tak sedang berteleponan ingin sekali rasanya Jingyi mengeplak kepala Yibo. Agar lelaki itu sadar, punya hak apa ia memilih partnernya. Bahkan seingat Jingyi ia dengan bersedia melayani wanita-wanita keriput yang haus belaian.

"ya Ela, bekicot, pakai pilih segala. Yang penting uang. Dan kuliahmu selesai Brengsek. Tidak ada bedanya sama dirimu yang melayani mama dulu, " umpat Jingyi kesal.

"Bedalah, kalau kemarin aku yang membuat orang mendesah. Lah ini bisa-bisa aku yang di buat tak berdaya." Mendengar itu Jingyi hanya menghela nafas. Ia tak mungkin memaksa Yibo terlebih ia pun tak tahu apa pun tentang sugar baby atau sugar daddy. Info ini pun ia dapat dari mbah google dan sahabatnya.

"Begini saja, kita ajak bertemu dulu pria itu. Kalau memang perut buncit katamu. Kita bisa batalkan."

"Apakah bisa begitu?"

"Aku liat di internet bisa. Kita melakukan pertemuan secara bersamaan. Jika kedua belah pihak setuju maka lanjut. Dan jika tidak ya batal."

Yibo tanpak berpikir, sebelum akhirnya setuju. Bahwa pada hari sabtu jam tujun malam mereka akan mengdakan pertemuan.

"kau harus temani aku. Aku tidak mau sendiri."

"Please Yibo, anda mengataknya hampir lebih 10 kali. Jangan sampai jawaban saya berubah tidak." geram Jingyi di seberang telpon membuat Yibo terkekeh geli.

"Aku tutup ya sugar baby. Daddy mau tidur sebentar"

Yibo mengumpat tertahan atas ucapan Jingyi, apalagi saat telpon telah putus secara sepihak.

"Dasar babi!" umpatnya kesal.

****

Sambil menunggu jam tujuh malam. Ia berencana keluar sebentar menemui Ayuan. Karna sejak hari di mana Yibo pergi bersama Jingyi ia sama sekali belum mengabari sahabatnya itu. Dari telpon hingga sms tak pernah di balas Yibo. Maka dari itu untuk meredam amarah Ayuan ya salah satunya menemui dia dulu.

Namun, naas di perjalanan menuju apartemen ayuan. Mobil miliknya bewarna kuning dari hasil dari sugar mommy harus mati di tengah jalan membuat Yibo kesal bukan main. Apalagi terik matahari terasa membakar kulitnya.

Dengan muka di tekuk Yibo keluar mobil. Sepatu ketz warna putih yang di kenakan Yibo yang baru saja menginjak tanah melayang seketika. Dari arah belakang ada yang mendorong tubuhnya. Hingga ia terjungkal membuat tubuhnya oleng dan sukes mendarat di jalan aspal. Kalau saja, Yibo tak sigap. Ia yakin wajahnya yang lecet akan semakin tak berbentuk.

Yibo beranjak berdiri dengan rasa kesal memuncak.

"Bren__" Belum selesai kalimatnya. Dirinya sudah merasakan tendangan dahsyat.
Dapat Yibo rasakan rasa ngilu di pipi kirinya. Belum lagi kini kerahnya di tarik dan di dorong oleh pria ke kap mobilnya. Yibo melihat mata dengan tatapan siap menusuk melihatnya.

"Apa kau gila?"

Bugh! Yibo kembali mendapatkan pukulan, kali ini di wajah rupawannya.

"Ini kurcaci kecil yang kau banggakan itu, hah?"

Yibo yang masih ada kesadarannya, sedikit terganggu oleh pertanyaan itu. Ia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah samping.

"Jangan sakit dia, Sayang!" ucap seorang wanita dewasa sekitar umur empat puluh tahun. Walau begitu, kecantikan masih menyelimutinya.

[BL]Sugar Babby√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang