2. (Pemberian)

815 191 102
                                    

15 Juni

Bisakah kau melihat hatiku?
Hanya dirimulah satu-satunya untukku
Aku akan selalu berada disini, dibelakangmu.
Satu langkah dibelakangmu.

.
.
.

Pagi ini Viona sudah menyiapkan kue putri salju yang ia beli semalam. Dimasukan kedalam Paper Bag.

"Itu apa Vi?" tanya Alisha, Mamah Viona yang berada dihadapannya sedang sarapan.
Viona menatap Paper Bag. "Ini kue, untuk temen Vio." ucapnya logis.

Mamah Viona hanya mengangguk lalu melanjutkan sarapannya dan pergi bersama dengan tujuan berbeda, Mamah Viona adalah pekerja di salah satu toko butik di daerah Jakarta Selatan.

Ayah Viona dan Mamah Viona bercerai saat Vio berusia 7 tahun. Mamah Viona sama sekali tidak ada niatan untuk menikah lagi karena hidup bersama Viona berdua saja itu sudah cukup bahagia.

Setelah sarapan bersama, Viona dan Mamahnya pergi menaiki mobil peninggalan Ayah Viona yang memang sengaja untuk mereka berdua.

"Mah, nanti mamah gausah jemput ya. Vio mau main sama Chikal." ucap Viona.
"Yaudah, nanti mamah langsung pulang."

Viona sudah sampai disekolahnya, setelah berpamitan Viona menghela nafas. Ia harus mengontrol jantungnya mencoba untuk stabil ketika memberikan kue tersebut kepada Rafardhan.

Viona berjalan kearah kelas Rafardhan ia mengintip dari arah jendela melihat kursi Rafardhan yang ternyata sudah ada pemiliknya.

"Viona, santai. kasihin ini, abis itu pergi ke kelas oke!" gumamnya optimis.

Setelah merapihkan penampilannya, Viona memasuki ruang kelas Rafardhan kebetulan sekolah masih lumayan sepi dan kelas Rafardhan baru Rafardhan yang datang.

"Kak Rafa?" Rafa sedikit tersentak, lalu melepaskan earphone nya.
"Vio? Ngapain kesini?" Viona tersenyum lalu memberikan Paper Bag tersebut ke Rafardhan.

"Ini Kak, diterima ya. Anggap aja itu ucapan terimakasih gue ke lo udah pinjemin buku paket."

Rafardhan menatap Paper Bag tersebut lalu meraihnya. "Repot-repot amat. Santai aja, btw thank you." Viona tersenyum saat pemberiannya diterima.

"ASSALAMUALAIKUM AHLI KUBUR!ORANG GANTENG DATENG!" Rafa dan Viona menoleh kearah pintu kelas, ternyata Raefal yang datang.

Raefal menatap Vio dan Rafa bergantian, membuat Viona tidak nyaman dan ingin segera pergi.

"Ada apa nih? Pagi-pagi udah berduaan." sindir Raefal, Viona tersenyum kaku lalu menatap Rafa.

"Kak gue kekelas dulu ya." pamit Viona, dibalas anggukan Rafardhan.

Raefal menatap kepergian Viona lalu menatap Rafardhan.
"Ngapain tuh dia?" tanya Raefal lalu matanya tertuju kepada Paper Bag yang diberikan Viona tadi.

"Ekhem! Raf, itu ap-"

"Ambil aja kalo lo mau, gue belom liat si isinya apa." Raefal terkekeh karena Rafa yang mengetahui maksudnya.

Raefal membuka isi Paper Bag tersebut.
"Si jelmaan plankton belom dateng dia?" tanya nya disela-sela membuka isi Paper Bag.

"Paling dikelas Tiara." balas Rafardhan sambil ikut melihat isi Paper Bag.

Raefal melihat kue bertabur gula putih yang tebal.
"WIH ANJAY MAKANAN RAF!" Rafardhan mengerutkan keningnya lalu ikut melihat isi dari Paper Bag itu.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang