7. (Arvin penyelamat)

471 53 41
                                    

Sudah 2 hari semenjak insiden Viona terlambat masuk sekolah akibat Mamah Viona yang ternyata lebih dulu berangkat darinya, kini Viona yang ditawarkan berangkat bersama Rafardhan kesekolah.

Viona juga sering mendapatkan tatapan-tatapan tidak suka dari beberapa orang yang ada disekolahnya, Tentu saja Viona tidak nyaman akan hal itu.

"Vio?" Viona tersentak saat Rafardhan menepuk bahunya pelan. "Mikirin apa?" tanyanya.

Viona tersenyum lalu menggeleng. "Ngga mikirin apa-apa Kak, oh iya ini helm nya gue duluan ya Kak ada tugas yang belum gue kerjain." dusta Viona sambil memberikan helm milik Rafardhan lalu pergi meninggalkan Rafardhan di parkiran.

Viona berjalan menuju kelasnya, rasanya ia ingin menutup wajahnya karena banyak sekali pasang mata yang melihati dirinya saat baru sampai sekolah bersama Rafardhan tadi.

Saat di koridor, Viona harus ditemui dengan dua orang perempuan yang lebih tinggi darinya.

"Permisi Kak.."

Dua perempuan tersebut melipat kedua tangannya di depan dada.

"Viona?" Viona menatap perempuan berambut cokelat yang tentu saja membuat Viona terkejut, Viona tahu betul siapa dua orang ini.
"Kenal gue?" tanya salah satu dari perempuan tersebut.

Viona gemetar, sumpah demi baling-baling bambu milik doraemon. Viona tidak pernah ingin mencari masalah dengan kakak kelas bernama 'Gea'.

"K-kak Gea?" Gea tersenyum smirk sambil mengangguk.
"Kok gue perhatiin udah dua harian lo selalu bareng Rafa?" kali ini temannya Gea yang bertanya.

Viona mencoba menormalkan dirinya agar tidak takut pada Gea. "Iya."

"Lo tau kan gue mantannya Rafa?" Viona mengangguk menyetujui ucapan Gea.

Saat suasana mencekam tersebut, tiba-tiba pundak Viona dirangkul cepat oleh seseorang. Viona menolehkan kepalanya.

Demi apapun rasanya ia ingin sekali berterima kasih sampai mulutnya berbusa ke teman yang sangat menyebalkannya ini, Arvin. Karena datang disaat yang tepat.

"Misi dong Kak gue mau lewat nih. Ngapain ngehadang jalanan koridor? Berlatih jadi penjaga pintu neraka?"

Jangan tanya siapa yang berbicara seperti itu dengan amat beraninya, padahal kedua perempuan itu sudah menampilkan wajah bak film-film indosiar yang berperan sebagai pemain antagonis. Bahkan lebih menyeramkan.

Setelah ucapan Arvin, Gea dan satu temannya pergi begitu saja.

Viona melepaskan rangkulan tangan Arvin. "Ish! Ngapain si lo?!"

"Yaelah udah gue bantuin juga makasih kek orang mah."

"Makasih."

"Gitu doang?" Viona menatap Arvin sinis, lalu berjalan meninggalkan Arvin.

Arvin terdiam lalu mengejar Viona. "Dia mantannya cowok yang lo suka Cal?"

Viona berhenti membuat Arvin otomatis menghentikan langkahnya juga.

"Be.ri.sik." ucap Viona sambil menekan setiap katanya dan lanjut berjalan.

NOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang