Chapter 8 : Two Impossible Words

279 40 1
                                    

Happy reading guys-!

•••

Kicauan burung mengalun indah, mendampingi mendung yang menutupi sang surya pagi ini. Dimana warna abu-abu mendominasi.

Mendung itu bagaikan suasana hati pemuda bermarga Koo yang nampak lesu pagi ini. Dengan ransel hitamnya ia memasuki area sekolah.

Sudah kesekian kalinya ia menghembuskan napas kesal, membuat tak seorangpun memiliki nyali hanya untuk sekedar mengucapkan 'hai' dan sebagainya.

Tapi ia tak peduli dengan semua itu, lagipula apa salahnya menunjukkan betapa menyeramkan nya seorang Koo Junhoe ketika sedang marah.

Sesekali manik coklat nya melemparkan tatapan membunuh kepada siapapun yang berbisik-bisik tak jelas.

Namun, kedua matanya menyipit begitu menangkap pemandangan sosok mungil yang tengah berjalan beriringan dengan sosok lain yang ia benci.

Kedua pasang mata itu sempat bertatapan sejenak, namun June segera mengakhirinya sepihak, dengan langkah cepat ia segera menjauh dari tempatnya berada.

Jinhwan' POV

"Jay!", Aku memalingkan wajahku kebelakang begitu suara yang tak asing menyapa Indra pendengaran ku.

"Bin, ada apa?"

Bukannya menjawab, tangan kirinya malah bertengger di antara leher dan bahu ku.

"Ck, kau ingin membuatku semakin pendek, huh?", Keluhku yang hanya dibalas kekehan kecil.

"Tanpa aku lakukan pun, kau juga sudah pendek"

"Tapi tak apa, kau terlihat imut", Ucapnya pelan sembari menatap kedua manik ku.

Dia bilang imut? Tentu saja aku tak suka dibilang imut. Preman sekolah seperti ku dibilang imut, kau pasti bercanda. Ck, kenapa semua orang pendek dibilang imut?.

Menyadari adanya kecanggungan diantara kami berdua. Hanbin pun berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Ah, ngomong-ngomong aku harus mencari buku ensiklopedia untuk tugas biologi ku. Kau mau menemaniku 'kan? Nanti ku traktir lho", bujuknya sembari menarik turunkan alis nya.

Tangannya masih bertengger di sana, aku baru saja akan menanggapi pertanyaannya. Namun tanpa sengaja manik ku bertemu dengan manik sosok yang kini tengah menatapku tajam-lebih tepatnya menatap tajam kami berdua.

Ingin sekali dalam hatiku untuk segera berteriak memanggil namanya, lalu menghampirinya, dan mengatakan bahwa semua yang kukatakan kemarin adalah hal yang sama sekali tak kuinginkan.

Meski pada awalnya itulah yang kuinginkan, namun waktu yang mengubahnya. Entah perasaanku atau apa, kebencian yang dulunya tak terbendung itu kini dengan perlahan meluap.

Namun Kim Jinhwan tetaplah seorang Jay, meski hati memaksa namun ego yang lebih berkuasa.

Hingga tak kusadari June sudah tak berada di posisinya lagi. Aku hanya bisa termenung, mengabaikan fakta bahwa Hanbin kini tengah menatapku heran.

"Kau baik-"

"Tentu", potongku cepat sebelum ia menyadari ada yang janggal dariku.

"Ah mianhae Hanbin, aku harus ke kelas sekarang. Soal tawaranmu tadi aku tidak bisa, aku ada janji dengan Yunhyeong dan Chanwoo", tak ingin memberi harapan palsu, aku pun menolaknya dan segera melangkahkan kedua kakiku menjauh.

Samar-samar aku mendengar perkataan Hanbin dari belakang.

"Ck, sialan"

.
.
.

a Complicated Love | •JunHwan•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang