(14) Senin

37 5 0
                                    

Kali ini aku harus menerima dengan lapang dada meskipun tak suka. Aku tak rela pada kenyataan bahwa ku bukan siapa siapa.

-Striadtama

✨✨✨

"La kok tumben Dito kagak kesini?" Tanya Arbecio. Arbecio memang tadi pagi sekali pulang bahkan ketika Starla belum bangun.

"Dito kencan kali." Jawab Starla sekenanya. Bahkan dia sendiri juga tidak tau, semalaman Dito tak mengabarinya sama sekali.

"Dito punya pacar? Gila cepet banget tuh bocah. Baru kemarin masuk udah dapet aja." Heran Arbecio sembari meniup cokelat panas yang dibuatnya sebelum menonton film bersama adik kesayangannya saat ini.

"Iya senior, temen Starla di komunitas yang Starla ceritain waktu itu juga. Baik kok Starla suka orangnya."

"Cariin gue juga bisa kali." Pinta Arbecio.

"Starla gak mau temen Starla sakit hati terus nyalahin Starla juga gara-gara kelakuan abang ya." Starla sudah lelah seringkali menjadi bahan aduan bahkan makian mantan Arbecio yang ditinggalin hanya karena Arbecio bosan ataupun menjadikannya taruhan saja.

"Mereka aja yang baperan." Arbecio terkekeh pelan.

"Bang jalan yuk." Pinta Starla. Dia ingin bermanja-manja dengan abangnya ini meski itu sangat mustahil, karena kenyataan mereka akan selalu berdebat jika bersama.

"Gue pulang ya karena kangen rumah bukan karena pengin jalan sama Lo." Ucap Arbecio santai tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop yang menampilkan film frozen kesukaannya.

Dibalik sikap playboy Arbecio. Dia adalah orang yang sangat suka kartun entah apapun itu. Dia juga gampang menangis jika menampilkan adegan sedih. Itulah alasannya mengapa ketika pacar-pacarnya mengajaknya menonton dia lebih memilih film action ataupun horror agar harga dirinya tidak turun ketika playboy ini menitikan air mata.

Starla melotot berharap Arbecio akan takut. Bukan takut Arbecio justru tertawa dengan ekspresi mengemaskan sang adik. Starla menghela nafas pelan. "Dari tadi pagi loh bang cuma nonton film, Starla juga pengin keluar gitu kek bosen tau."

"Tadi kan udah keluar. Nyemur sepatu dibelakang. Kalo mau keluar ya sono. Angkat kek tuh sepatu udah sore nih." Usir Arbecio mengibaskan tangannya.

"Ga pe ka." Ucap Starla penuh penekanan. Starla bangkit dan meninggalkan kamar Arbecio dengan jengkel.

"Gue bukan putri malu yang peka terhadap rangsangan." Teriak Arbecio ketika adiknya sudah ada diambang pintu.

"Mending di Bandung aja gausah pulang kalo gini." Starla menyilangkan kedua tangannya dan menekuk bibirnya, tak terima dengan penolakan kakaknya yang menjengkelkan ini.

"Gue ada rencana pulang hari Selasa pada-."

"Kok gitu?" Potong Starla cepat.

"Gue Senin free, jadi gue disini ngawasin adik kesayangannya gue." Arbecio mengedipkan sebelah matanya.

"Jijik." Starla berlalu membanting pintu. Yang diikuti tawa Arbecio yang menggema.

***

Dihari Senin yang menjengkelkan.

Starla sudah siap dengan seragamnya bahkan sudah 15 menit dia menunggu Arbecio dimobil. Tapi Arbecio belum menunjukan batang hidungnya sama sekali.

"Ini Starla yang sekolah tapi
Bang Cio yang heboh dandannya lama banget sih. Kalo gini Starla bisa dijemur." Ucap Starla jengkel.

Little Star (Akan Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang