(15) Susu kotak

41 5 0
                                    

Gue pengin dideket Lo. Biar Lo tau. Disini ada orang yang selalu ada disamping Lo tanpa Lo harus mencari orang lain dari masalalu Lo. Biarkan gue jadi orang satu satunya. Gue terlalu tampan buat jadi orang salah satunya soalnya hehe:v

-Adnanmalik

✨✨✨

Siang ini Starla tidak pergi ke kantin. Dia menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Toto guru bahasa Indonesianya kemarin. Semalaman dia bermain game bersama Arbecio hingga dini hari.

Anna sudah tidak ada ditempatnya. Dia pergi ke kantin sendiri karena perutnya sudah tak tahan lagi minta diisi.

"Gara gara bang cio Starla lupa ada tugas. Aduh mana masih banyak." Gadis itu tak henti-hentinya mengerutu. Tadi dia sudah menyelesaikan ulangannya serta hukumannya. Starla sangat lelah. "Aduh mana sih ini Anna lama banget. Katanya mau bawain makanan."

Starla memegangi perutnya yang sudah keroncongan, dia melanjutkan menyalin tugas Anna dengan posisi kepala sudah  tergeletak tak berdaya dimeja serta tatapannya kearah jendela berharap Anna cepat datang.

"Permisi paket datang boleh Adnan masuk?" Adnan mengetuk jendela yang didalamnya terdapat gadis cantik yang sedang membaringkan kepalanya menatap kelaparan kearahnya. Tanpa menunggu jawaban apapun Adnan langsung masuk ke kelas yang kini ramai lagi dengan cibiran yang mengarahkan pada gadis berrambut coklat itu.

Starla mengangkat wajahnya dengan mata melebar ketika melihat kantong plastik yang dibawa Adnan.

Adnan yang mengerti apa arti tatapan Starla itu hanya tersenyum kecil. "Ngeliatnya biasa aja kali." Adnan mendudukkan badannya dikursi disamping Starla dan mendekatkan wajahnya. "Gue tau gue ganteng." Ucapnya kemudian pada telinga gadis itu.

Starla bergidik ngeri dan mendorong tubuh Adnan hingga hampir terjatuh. "Gausah deket deket." Starla menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Yaudah kalo gak mau. Gue pergi aja Lah." Adnan berniat bangkit dari kursinya namun Starla menyekal tangannya. "Kenapa? Lo takut kehilangan gue?"

"Kalo mau pergi, pergi aja. Tap-" Starla mengantungkan ucapannya dan memasang puppy eyes andalannya kearah kantong plastik didepan Adnan.

"Tapi apa? Lo mau nembak gue?" Adnan menaikan sebelah alisnya.

"Ih bukan gitu. Tapi makanannya tinggal aja kek disini. Ini buat Starla kan? Adnan mau ngasih ini kan?"

"Emang kapan gue bilang gitu." Adnan menahan tawa melihat gadis didepannya salah tingkah. Pipi gadis itu merah menona sekarang.

"Lah bukannya kalo di novel novel gitu?" Starla mengalihkan tatapannya pada buku didepannya.

"Ini dunia nyata. Tapi yaudah lah nih buat Lo. Daripada salting gitu jadi pengin gue halalin." Adnan menyodorkan kantung plastik yang langsung disambut senyum mengembang Starla.

"Makasih ya." Starla mengambil roti didalamnya, memasukan roti itu rakus kedalam mulutnya.

"Pelan pelan gue gak bakal minta kok." Adnan terkekeh dan mengacak rambut Starla gemas.

Adnan mengambil alih buku dihadapan Starla. "Mana bolpoin Lo."

"Eh mau ngapain." Starla berusaha merebut paksa buku miliknya.

Adnan mengambil bolpoin yang tergeletak dilantai saat Starla tak sengaja menjatuhkannya. "Fokus sama yang didepan Lo."

"Adnan dong." Ujar Starla polos.

Little Star (Akan Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang