Chapter 4

14 2 6
                                    

"Tergantung, kayak nya mikir-mikir dulu" Jawabku akhirnya dan dilanjut dengan menyeruput es jeruk ku yang berada disamping.

"Apa yang mau dipikir-pikir?" Tanyanya lagi.

"Em.. Tentang kami yang beda?" Jawabku yang lebih ke pertanyaan.

Tentu saja hal itu langsung membuat si ketos pujaan Bibi terdiam. Mengingat hubungan mereka berdua terhalang oleh perbedaan.

Namun apa yang bisa diharapkan? Ketika cinta telah berlabuh dan tak tau kapan harus berakhir.

Jika kali ini berhasil dengan si adik kelas itu. Kurasa, Aku akan lebih merasakan apa yang sebelumnya dirasakan Bibi.

Ketika cintanya tak dapat menjadi miliknya. Ketika cinta yang begitu diimpikannya tak dapat bersamanya.

*
*
*
*
*

Bel masuk sekolah berbunyi nyaring, seperti biasanya kami akan mengadakan baris dan pengarahan Di setiap harinya sebelum masuk kekelas dan memulai kegiatan belajar.

Membosankan bukan? Baris, dan mendengarkan ceramah yang sama berulang-ulang disetiap harinya.

Iya. Awal nya membosankan. Tapi, semua berubah setelah mengenalnya.

Disetiap baris. Karena Aku yang paling tinggi diantara siswi dikelasku. Tentu saja barisan paling belakang.

Karena hal itu, di setiap kami masuk sekolah dan Dia pulang sekolah. Selalu melewati belakang ku yang tidak diisi siswa/i lain.

Ahh Aku belum menceritakan nya?

Aku dan Dia bukan hanya berbeda kelas. Kami juga berbeda jurusan?

Yep.. Aku seorang siswi kelas 12 SMK jurusan Multimedia. Berbeda dengannya yang seorang siswa kelas 11 SMA IPA.

2tahun yang lalu, setelah penerimaan murid baru. Diadakan perubahan jadwal masuk sekolah untuk SMA dan SMK.

Kelas 10-11 SMA baik IPA atau IPS dijadwalkan untuk masuk pagi. Sedangkan kelas 12 SMA IPA-IPS beserta kelas 10-12 SMK dijadwalkan masuk siang.

Ya begitulah..

Maka dari itu, setiap barisan dimulai dan anak pagi pulang sekolah. Dia selalu menggoda ku dengan tarikan tangannya dijariku, dilengan bajuku, dijilbabku atau hanya sekedar menyentuh jariku.

Selalu.

Disetiap harinya.

Perempuan mana yang tak akan bawa hati jika diperlakukan hal-hal seperti itu disetiap harinya?

Aku salah satunya.

Namun, disamping itu juga aku terapkan kepada diriku sendiri untuk jangan jatuh terlalu dalam pada dirinya.

*

"... Ih kesel Aku ngeliat si Nana. Kebiasaan ngedeketin cowok orang. Padahal dia tau kami pacaran udah setahunan." Omel Bibi yang sedari tadi tak ada henti karena salah satu siswi yang biasa dipanggil Nana terlihat terus berbicara dan senyum senyum gak jelas.

Kalo kata anak sekarang 'Tepetepe'

Alias Tebar Pesona.

"Yaudah lah, dia kan juga ketos. Ya pasti banyak yang ngegas lah" Jawabku seadanya

"Tapi yaa emang kalo diperhatiin, dia suka ngobrol sama orang orang sih. Cewek terutama" Sambungku

"Kan kann"

Aku hanya cekikikan mendengar nya.

"Udahlah.. Bodoamatin, kan sekarang pacarnya kau. Bukan yang lain. "

"Hmm.. " Gumam Bibi

Kami pergi dari sana, melangkah kan kaki menuju tempat duduk panjang dibawah pohon rindang. Disitu adem, dan tidak terlalu ramai.

Tempat yang cocok untuk ngobrol, atau ghibah?

"Padahal baru aja kemarin malam kami keluar, jalanjalan. Eh malah hari ini begini, liat aja nanti. Ngambek aku ini. "

Yaa begitulah, sekali merepet tak ada kata henti.

"Kayak orang yang baru pacaran aja. " Sindirku.

"Diem deh jomblo"

"Eh kak.. "

"Loh? Kenapa masih disekolah?"

"Ntar lagi ada rapat untuk natalan, hehe" Jawabnya

Yap. Dia menghampiriku, lebih tepatnya menghampiri kami. Aku dan Bibi yang sedang berseteru ringan.

Hal hal biasa yang nanti nya jadi luar biasa.

"Oohh udah mulai ya?" Tanyaku, karena ini masih bulan September awal. Biasanya acara natalan disekolah diadakan pada akhir November. Sebelum memasuki ujian semesteran.

"He-em, gitu lah. Biar gak ribet nanti nya." Sambungnya yang mana lebih menjawab pertanyaan basabasi ku.

"Sam"

"Oke" Panggilan itu membuat nya menoleh dan dengan cepat menjawabnya dengan acungan jempol yang mengikuti lalu menoleh padaku

"Luan ya kak, kak Bin" Ucapnya lalu pergi setelah mendapat anggukan setuju dariku

Aku dan Bibi melanjutkan langkah kami seperti awal tadi. Berusaha menghiraukan yang telah terjadi.

"Sam? " Kataku pada Bibi.

"Namanya, dari awal gatau namanya ya? Makin hari makin deket, tapi namanya gatau. Aneh."

Satu kataku dibalas banyak katakata olehnya. Begitulah, keseharianku dibalas setiap saat nya.

*
*
*
*
*

Segini dulu yaa
Aku tunggu vote dan komen kalian ❤
Karena lagi marak maraknya covid-19, keep healthy all❤

Dirumah aja, rebahan sambil nge-wattpad 😂

*

Twintwincroco

Hey! He Is My Beloved Ketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang