Chapter 8

9 0 0
                                    

"Jadi beneran dia ngajak?" Bisik Bibi yang duduk disebelahku.

Dihadapan nya masih ada sang pujaan hati, sedangkan dihadapanku ada anak gadis yang super duper nyinyirr.

Nyinyirnya hampir sama dengan Kelvin.

Dana yang melihat Bibi berbisik telingaku yang tertutupi jilbab mulai mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Kepo amat sama omongan anak gadis" Sindir Bibi membuat pria marshmallow itu membatalkan rencananya.

"Makan dulu, nanti aja bahasnya" Ucap si ketos dan mengarahkan sendok garpu yang sudah dibersihkannya dengan tissue kepada orang dihadapannya.

"Bubar ajalah yok, panas aku disini."

Ucapan Dana terdengar sampai ke gang sebelah. Membuat teman Kelvin yang berkaoskan abu-abu tadi menoleh dan menawarkan kami berdua untuk duduk bareng mereka.

"Dih gamau, apaan ngumpul rame-rame gitu. Ngalah-ngalahin Konferensi Meja Trapesium." Cerocos Dana tak mau kalah.

Aku tau teman Kelvin itu, namanya Michael.

Kalo Kelvin pengganggu ku. Maka Michael perusuh Dana.

Musuh bebuyutan Dana, karena Michael yang sering menggoda Dana.

Aku menghentikan perdebatan yang mungkin akan terus berlangsung.

Tapi malah membuat salah satu dari 3 kandidat ketos itu menatapku, padahal aku hanya berdehem menatap Dana.

Kode untuk berhenti.

*
*
*
*
*

"Pandangan pertama s'kian kali berjumpaa.." Nyanyi pria dihadapanku dan disambung kata 'asek' berturut-turut dari segerombolan adik kelas ku tadi

"Dah diem diem.. Makan itu ntar dingin mie nya" tentu saja kata kata itu tak cukup untuk menghentikan pria didepanku ini.

"Yang penting tatapannya anget say.." Balasan yang sebenarnya sudah kuduga

"Uuuu.." Sahutan serentak dari anak anak lain yang 1 meja dengan Kelvin membuat ku yang hendak mengambil tissue untuk membersihkan sendok garpu menoleh.

Benar benar diluar prediksi BMKG kalo gini

"Bubar semua nanti tamu Bardi karena kelen doang" Sindirku sengaja agar tak ada pasukan pasukan lainnya lagi.

Diekor mataku dapat terlihat calon Ketos itu masih saja tak melepas pandangnya. Tapi tak kubalas pandang yang sama, karena tau bakalan panjang dan jadi bahan sampe seminggu kedepan.

"Pemrog-mu udah siap belum Sil?" Tanya Bibi tiba tiba, mungkin untuk mengalihkan Dana dan lainnya

Tugas yang seminggu belum siap juga karena banyaknya rumus yang ga gampang untuk tetap diingatanku walau berkali kali di pelajari.

"Udah. Udah pening" jawabku asal setelah berhasil menelan kunyahan kerupuk

"Sama" balas Bibi yang terdengar seperti rengekan

Mendengar percakapan kami, Dana mengungkapkan pertanyaan herannya karena tak paham apa yang kami bahas.

"Apa pemrog?" Tanyanya

"Mending gatau ajalah Dan, kami aja pening" ujar Bibi

"Ooo susah berarti, untung lah ga ada mapel gituan" Balas Dana yang merasa beruntung

Acara berlanjut damai, kami menghabiskan makanan yang disajikam, bercengkerama dengan masing-masing lawan bicara.

Penuh rasa syukur karena Bibi yang peka terhadap situasi tadi langsung mengalihkan perhatian Dana.

Hey! He Is My Beloved Ketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang