Chapter 5

15 3 3
                                    

Aku kembali lagii sayang-sayang kuu❤
Untuk bumi ku, cepat sembuh.
Dan kepada siapapun, sehat-sehat terus❤

Walau ga ada yang mencintai kalian, aku mencintai kaliannn 🤭❤

Selamat membaca ❤

*
*
*
*
*

"Sam"

"Oke" Panggilan itu membuat nya menoleh dan dengan cepat menjawabnya dengan acungan jempol yang mengikuti lalu menoleh padaku

"Luan ya kak, kak Bin" Ucapnya lalu pergi setelah mendapat anggukan setuju dariku

Aku dan Bibi melanjutkan langkah kami seperti awal tadi. Berusaha menghiraukan yang telah terjadi.

"Sam? " Kataku pada Bibi.

"Namanya, dari awal gatau namanya ya? Makin hari makin deket, tapi namanya gatau. Aneh."

Satu kataku dibalas banyak katakata olehnya. Begitulah, keseharianku dibalas setiap saat nya.

*
*
*
*
*

Dering ponsel memenuhi sepanjang jalanku. Aku tau sedari tadi benda pipih itu terus berdering. Namun tak kuhiraukan.

Aku tau siapa yang melakukan panggilan yang tanpa henti itu.

Orang-orang disekitarku memperhatikanku yang acuh dengan suara yang berasal dari saku seragamku.

Perlahan Aku tetap berjalan menuju kantin dengan tangan yang memegang es krim vanila.

Dering ponsel ku berhenti di waktu yang sama ketika Aku bertatapan dengan si perusuh panggilan.

Dia tak akan berhenti menelfon jika panggilan nya belum dijawab.

Itu kebiasaannya.

"Lama. Daritadi ditung-"

Pandangan kesal nya yang awal menatapku berubah dengan tatapan menginginkan.

Dia melihat es kerim vanila yang ku pegang. Dan Aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Balik arah. Cepattt"

Pekiknya yang sambil berjalan dengan cepat menuju gerbang utama sekolah.

Kemana lagi, sudah pasti tukang es kerim.

Aku mengikuti langkahnya, namun tak terburu-buru. Takut benda ditanganku ini jatuh dan aku menangis karenanya.

Bukan sekali dua kali aku menjatuhkan nya tanpa disengaja.

Pertama kali menjatuhkannya karena panggilan dari salah satu guru wanita yang membuatku mendadak menoleh tanpa bisa menyeimbangkannya.

Alhasil, aku menjatuhkannya. Dengan sekuat hati untuk tidak menangis. Namun karena digoda teman sekelasku, aku tak lagi bisa menahannya.

Memalukan.

"Ehem.."

Siapa?

Pertanyaan pertamaku, suara deheman dari belakang membuatku menoleh dengan hati-hati.

Tetap dengan es kerim vanila yang digenggaman. Aku menoleh sambil menikmati benda dingin itu.

"Barengan" Lanjutnya setelah diam lama menatapku. Terdengar seperti perintah, bukannya ajakan.

Aku yang tersadar langsung berbalik arah dan melangkah. Sesekali membersihkan bibirku dengan tissue. Berharap tak ada sisa es kerim yang tertinggal di sekitaran wajahku.

Hey! He Is My Beloved Ketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang