Chapter 3

18 2 1
                                    

"Gak ada yang lecet, Dan"

"Astaghfirullah, kenapa orangorang pada gilaaa. Tau ah mau balikk woii geserr" Teriakku, kali ini bener bener frustasi.

Dengan cepat aku melangkah keluar, berusaha secepat mungkin menghindari makhluk tak kuinginkan itu.

Mereka berdua masih mengejarku dengan langkah tak kala cepat. Gila gak tuhh

Namun langkah mereka mendadak melambat sampai akhirnya berhenti ditengah tengah. Begitupun dengan langkahku.

Kenapa harus sekarang?

*
*
*
*
*

Dia menoleh kearahku, tersenyum sesaat lalu melangkah keluar gerbang. Meninggalkan diriku yang mematung.

Aku melihatnya melirikkan matanya kearah belakangku sebelum melangkah pergi. Mungkin karena 2 kutu rambut yang tak pernah bisa diam itu.

Tapi yaa bukannya kesal diikuti mereka. Aku malah bersyukur, karena tidak perlu lebih lama dengan adik kelas yang bahkan namanya pun Aku tak tahu.

"Disenyumin doang langsung nge-fly, anak curut." Ucap Bibi yang telah menyamakan posisinya disampingku.

Tanpa menggubris mereka lagi, Aku melanjutkan langkahku.

*

Hari hari sibuknya telah usai.
Berlanjut pada harihari biasa disekolah yang dipenuhi tugas dan tugas.

Masa ku disekolah ini hanya tinggal menghitung bulan.

Dan setelah itu, Aku tak akan bertemu dengan adik kelas gila ku itu.

Karena tingkah gilanya itu, Aku tak benarbenar bisa melupakannya sepenuhnya.

Seperti tahun-tahun yang lalu, disekolahku selalu dilakukan pergantian anggota OSIS setelah hari Kemerdekaan usai dilaksanakan.

Jika dihitung-hitung, paling lama 1-2 bulan lamanya.

Anggota OSIS inti yang terdiri dari 4 orang. Yang mana terdapat Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan yang terakhir Bendahara.

Aku mengetahui cukup banyak mengenai itu, karena Bibi.

Dia adalah nona sekretaris, pacar sang ketos.

Cukup banyak guru dan teman ku lainnya yang merekomendasikan padaku untuk ikut mencalonkan diri sebagai anggota OSIS.

Sejak kelas 10. Namun tak pernah satupun ku 'iya' kan.

Aku tak terlalu menyukai keramaian. Terutama ketenaran. Itu salah satu alasan ku yang tak ingin masuk kedalam organisasi disekolah.

*

"Kak" Sapa nya

Siapa lagi kalo bukan Dia?

Orang yang sama yang belakangan ini selalu melakukan halhal gila

Aku sedang berada di kantin sekolah. Bersama Bibi dan Nata.

Nata adalah teman sekelas ku juga. Bahkan teman semeja Bibi. Pasti tak sedikit dari kalian mengira bahwa Aku dan Bibi adalah teman semeja, kan?

Kalian salah untuk itu, Aku dan Bibi dekat namun tak semeja. Bahkan jarak meja ku dan meja nya cukup berjauhan. Bibi duduk bersama Nata di barisan tengah namun deretan yang hampir paling kebelakang.

Aku yang memiliki mata minus tentu saja tak bisa mengikuti hal itu. Posisi duduk ku berada di deretan paling depan, persis didepan meja guru. Dengan teman semeja yang Aku bahkan tak dapat kukatakatakan lagi.

Hey! He Is My Beloved Ketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang