Chapter 6

14 3 1
                                    

Samar-samar aku melihat seseorang di belakang ku melalui layar ponsel ku yang gelap.

Aku menyudutkan jalanku yang mendekati Bibi, berharap orang dibelakangku paham dan berjalan mendahului.

Namun nyatanya tidak.

Memang, takkan ada harapan yang menjadi nyata.

Aku menoleh kebelakang menatap orang itu dan berbalik kearah semula dengan tiba-tiba.

Hal itu mengganggu Bibi dengan es kerimnya sehingga menimbulkan desisan.

"Apasih ribet kali jalanmu"

"Enggak enggak" Ucapku dengan cepat membalas ucapannya.

Dia mengikuti jalan ku lagi, emm jalan ku dan Bibi.

Tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celananya. Sedangkan tangan kanannya menggenggam minuman soda kaleng.

Sekilas memang, namun entah mengapa aku bisa memperhatikannya sedetail itu.

*
*
*
*
*

Pemilihan anggota OSIS baru akan segera berlangsung. Aku tau itu dari Bibi.

Ya tau lah siapa dia. Bidadari nya ketos.

Pagi ini, aku masih dirumah. Tugas makin hari makin tak terkendali. Selesai satu, muncul satu. Begitu seterusnya hampir di setiap pelajaran.

Jarum jam dikamar ku masih menunjukkan pukul 10 pagi. Ini hari Kamis, kami masuk lebih lama dari biasanya.

Karena itulah aku jatuh hati dengan jadwal sekolah siang ku ini, yang hampir 3 tahun kunikmati.

Setiap pagi, aku bisa melanjutkan tugas apabila belum terselesaikan dengan sempurna.

Atau, tidur lebih lama jika tak ada tugas tanpa takut kesiangan.

Dan lain sebagainya.

Getar dari ponselku menandakan pesan masuk mengharuskanku menoleh dan melihatnya.

Notif chat dari Dana. Si cowok marshmallow.

Dia melampirkan 1 foto dan beberapa kalimat yang dikirim berpisah.

Foto yang mana membuatku berfikir.

Kenapa?

Tapi semua terjawab karena teks darinya.

*

From : Danaa

Sil sini ada Sammy

Ehem calon mu disini beb, lagi serius nohh..

*send a picture

Calon ketos maksudnya wkwkwk

Dia mau nyalonkan diri jadi ketos loh

Jadi ketos aja dia mau, apalagi bapak dari baby mu

From : Me

Bodo.

Lagi nugas.

*

Sammy?

Aku mengamati foto yang dikirimnya. Terdapat seorang pria dengan seragam batiknya tengah membaca lembaran kertas dengan pulpen di selipan jarinya.

Geleng-geleng kepala selalu, setiap kali membaca katakatanya.

Anak gila itu. Pasti mengganti nama orang sesukanya.

Hey! He Is My Beloved Ketos!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang