16. warning

224 39 4
                                    

Dalam persahabatan, berantem itu wajar banget kan. Nathan sama Arin tuh engga pernah nggak berantem. Adaaa aja sih... yang bikin mereka tuh adu mulut, berantem, bahkan sampe main fisik (misal; nyubit saking gemesnya) tapi enggak pernah tuh soal cowok kayak gini. Biasanya cuma hal sepele aja... Arin kalo ngambek tuh dikasih eskrim juga balik lagi, sama aja kayak Nathan kalo diajak makan sate padang juga balik lagi... dan mungkin ini adalah ngambek terlama Arin.

Karna nggak mau kepikiran soal Arin, Nathan ngambil extra shift hari ini di Cafe Bene. Harusnya hari ini shift-nya Raihan, tapi mereka jadi barengan sekarang. Raihan sampe kebingungan.

"Hah? Extra shift? Kenapa dah tumben amat?" ucap Raihan pas tiba-tiba liat Nathan dateng, make apron cokelat khas Cafe Bene, terus mulai bantuin bikin pesanan-pesanan pelanggan hari ini.

"Gapapa, pengen sibuk aja gue, hehe."

Raihan menyipitkan matanya, "Ah masa. Boong. Pasti ada sesuatu... lo... lagi banyak utang ya?"

Nathan emosi, ngambil lap meja di dekatnya lalu melemparkannya ke wajah Raihan,

"Bangsul!"

Raihan tertawa dengan tawa khasnya, "awokwokwasokwksoskk!"

Tawa Raihan berhenti pas ngeliat siapa yang datang ke kasir buat pesan.

"He? Hai Dim!"

Nathan menoleh, melihat sosok Dimas dengan ransel di pundaknya.

"Hai Rai, Nath. Kok tumben shift bareng?" tanya Dimas heran. Nathan berdehem,

"Iya, gue lagi butuh duit jadi ngambil extra shift." Raihan Cuma menoleh, lah beneran butuh duit ni anak? 

"Oh... oke. Mangat guys gawenya!"

"Mau pesen apa?" kini Raihan bertanya.

"Americano aja satu, tapi on rocks ya. Sama... cinnamon roll. Itu aja."

"Ada tambahan?"

"Engga ada."

"Oke, total jadi Rp 53.000. Cash atau debit?"

Nathan nggak mendengar lagi setelah itu, dia Cuma membuatkan pesanan yang barusan Dimas bilang. 


Setelah 5 menit, Nathan mengantarkan pesanan Dimas ke mejanya, dimana Dimas udah buka laptop disitu.

"Pesanan lo." Ucap Nathan sambil menaruh satu gelas Americano, lalu satu piring Cinnamon Roll.

Dimas tersenyum, "Thanks Nath. Eh, lo sibuk ga?"

Nathan melihat sekitar. Belum ada lagi yang masuk Cafe Bene. Hari ini termasuk sepi, sih.

"Enggak juga. Belum ada pesanan lagi sih, kenapa?"

"Can I talk to you for a sec?"

Nathan menelan ludahnya. Kenapa juga ni bocah mau ngomong sama gua...

"Bentar aja kok," tambahnya.

"Beneran bentar ya. Abis itu gue kudu balik ke belakang."

"Iya. Duduk, Nath."

Menuruti apa kata Dimas, Nathan duduk. 

"Lo mau ngomong apa?"

"Soal Arin, Nath."

Nathan menghela napas, oh shit here we go again...

"Dim, kalo soal kemarin di 23 Paskal... oke gue salah, gue minta maaf soal itu."

e·the·re·al #2: nathan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang