34. bff

422 33 8
                                    

Waktu Arin jadi maba, ngeliat para seniornya yang wisuda tuh rasanya keren banget. Ia selalu membayangkan bagaimana rasanya memegang buket bunga dengan toga di kepalanya. Well, hari ini mungkin ia bisa merasakan euphorianya, walaupun bukan dirinya yang diwisuda. Arin bukan tipe yang ambis pengen cepet lulus di semester 7, sih.

"Rin! Pegangin dulu dong!" Arin menoleh, melihat Lala yang membawa keresek besar berisi belasan--atau mungkin puluhan bunga mawar yang ia beli di depan gerbang UHB. 

"Buset La! Lo bawa banyak banget anjir? Buat siapa aja?" Arin kaget sendiri. Dia aja cuma beli bunga mawar yang setangkai-setangkai paling 10, terus 1 buket bunga buat Dimas. Iya, Dimas. Dia wisuda hari ini.

"Anak BEM banyak banget, ya. Apalagi senior-senior yang akhirnya lulus."

Nggak lama, Alya dateng, dengan beberapa balon di tangannya, "Titipan Hima, nih. Katanya buat kasih ke senior. Kasih satu-satu, ya." kata Alya menyerahkan masing-masing dua balon ke Arin dan Lala. Emang Hima Jurnal suka ngasih balon ke setiap yang lulus. 

"Ciyeee, buket bunga buat siapa tuh Rin? Dimas?" Alya melihat buket bunga yang dibawa sama Arin. Emang menarik perhatian banget sih. 

"Dimas lah, siape lagi. Pertanyaan lu tuh aneh-aneh aja." Lala menimpali. "Rin, Dimasnya udah keluar?"

"Gak tau deh. Gue tanya Keenan dulu deh bentar."

"Guys kata Keenan bentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Guys kata Keenan bentar lagi. Kesana yuk?"

Lala dan Alya mengangguk, "Yuk."


Di depan Fikom Hall udah penuh banget sama mahasiswa yang mau nyelamatin para wisuda hari ini. Udah kayak lautan manusia. Soalnya yang dateng bukan cuma mahasiswa, tapi ada keluarga dan kerabat wisudawan. 

"Rin!"

Arin tersenyum waktu Keenan memanggil namanya. Disana, Keenan udah kumpul sama geng Fly High dan beberapa teman yang Arin kenal karena teman Nathan juga.

"Nathan mana?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Arin.

"Lagi beli bunga sama Egi. Bentar lagi dateng sih kayaknya. Ini Dimas juga bentar lagi keluar."

"Oke."

Enggak lama, pintu hall kebuka menampilkan para wisudawan dan wisuda wati dengan toga berwarna merah. Arin senang bukan main. Rasanya kayak mimpi ngeliat beberapa teman seangkatannya memakai toga, dengan kebaya, gaun dan jas mereka pakai hari ini. Rasanya keren-keren banget. Terharu.

"DIMAAAAAS!" 

Alya menahan napasnya waktu Keenan memanggil nama Dimas. Ia bisa melihat Dimas dengan jas hitam rapi, dengan balutan toga berjalan ke arah mereka. Lehernya sudah ada medali kelulusan dan tangan kanannya memegang erat map ijazah.

"Wiiih! Selamat bro!"

"Gila cakep banget lo, Dim!"

"Dimas! Selamat ya!"

e·the·re·al #2: nathan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang