Disaat Nathan sedang senang-senang dengan agenda double-date nya, Arin juga begitu. Hanya saja, Arin senang-senangnya dengan anak Hima di acara Gathering. Gathering ini diadakan karena udah mau akhir dari kepengurusan. Mulai minggu depan, akan dibuka pendaftaran ketua Hima yang baru. Nggak kerasa banget, Arin sampe nggak sadar.
Karena nggak dapet izin dari Jurusan buat acara nginep, jadinya mereka terpaksa nyewa aja villa di daerah Lembang, tapi cuma beberapa jam. Dari segi budget emang lebih murah sih. Yaudahlah ya, anak-anak Hima juga nggak ambil pusing karena udah biasa diginiin sama Prodi Jurusan sendiri.
Arin sebenernya males-males ringan gitu buat ikutan, tapi dipaksa sama Randy. Udah dijanjiin juga sama Randy dia yang bakal tebengin Arin ke Lembang naik motor. Nah kalo gini kan enak ya.
Nyampe Lembang, Arin langsung kabarin Dimas. Baru juga press send, eh, ditelepon sama Dimas.
"Ya Dim?"
"Udah nyampe?"
"Udah, baru aja."
"Jadinya berangkat sama siapa?"
"Ditebengin sama Randy, Dim."
"Sorry ya. Gue seharian ini acara BEM. Lo selesai jam berapa?"
"Maleman kayaknya, Dim. Sekitar jam 10-11 gitu."
"Nanti gue yang jemput ya."
"Gak usah, kan sama Randy..."
"Udah, gue aja yang jemput. Jam 11 gue udah disana. Kabarin terus ya, Rin."
"Oke Dim, thanks. Semangat BEM-nya!"
"Lo juga ya, sayang. See you."
Arin memtikan telepon langsung senyum-senyum. Dimas bilang sayang tuh langka banget! Udah kayak dibawa terbang aja tuh Arin dibilang sayang sama Dimas.
Untungnya, hari ini acara Gatheringnya seru banget. Walaupun ada bagian sedih-sedihnya di akhir, pas divisinya nyetel video memori-memori selama kepengurusan. Sedih rasanya, harus ninggalin Hima. Nggak ada lagi rapat sampe malem, gaada lagi nongkrong di sekre, ngga ada lagi kepanitiaan yang menguras tenaga dan uang. Lebih sedih lagi, karena mereka tahu, mulai semester depan, mereka harus udah lebih serius kuliah dan mulai mencari topik skripsi. Arin begidik sendiri mikirinnya.
MC udah bilang acaranya bentar lagi selesai, tapi Arin gelisah. Dimas nggak jawab telepon dan chat nya. Khawatir lah dia. Kan Dimas katanya mau jemput, tapi malah ilang kayak ditelan bumi.
"Rin, yok balik." Randy menghampiri Arin sambil memasang helm-nya.
"Gue dijemput sama Dimas, Ndy."
Alis Randy naik, "Mana Dimasnya?"
"Kayaknya lagi di jalan deh."
"Udah ditelepon?"
"Udah..."
"Ini anak-anak udah mau pulang loh, Rin. Lo serius masih mau nunggu Dimas?"
"Iya."
Randy tampak gelisah. Udah mau tengah malem gini. Nggak mungkin ninggalin Arin sendiri. "Gue tungguin lo sampe Dimas dateng."
"Gausah ih, apaan dah Ndy."
"15 menit Dimas ga dateng, gue paksa lo pulang."
Udah 15 menit, Dimas belum dateng juga. Sedangkan anak-anak Hima tinggal tersisa sedikit.
"Mana Dimas?"
"Gak tau... Telpon gue gak diangkat juga nih. Duh."
"Rin... pulang sama gue aja, gapapa."
"Gausah, seriusan. Nanti kalo Dimas kesini gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
e·the·re·al #2: nathan ✔️
RomantizmBanyak yang bilang, cowok dan cewek nggak bisa sahabatan. Pasti salah satu menyimpan perasaan. Kata siapa? Buktinya Nathan dan Arin bisa! They're bestfriend since forever. Dari mereka SD, sampe sekarang. Setidaknya itu yang Nathan pikir. Tapi kok di...