Di kejauhan Dhini menatap nanar ke arah gue. Lalu memalingkan mukanya ke arah HP dan main game, karena dia memang tipe wanita yang cengeng, jadi itu dilakukan supaya mood dia gak berantakan.
Gue pun peka dengan situasi itu, lalu menghampirinya, duduk di sebelahnya.
"Main game apa loe Dhin?" tanya gue.
"Ehh.. Ini lho mbak.." jawabnya sambil memperlihatkan HP-nya.
"Wah.. Sama dong, mau gak mabar bareng?" tanya gue lagi menawarkan untuk main bareng, kebetulan itu memang game kesukaan gue.
"Boleh yukk.." jawabnya girang.Dan kami pun larut dalam game bersama-sama. Kadang tawa, ejekan terlontar dari bibir kami. Maklum terkadang dapat partner yang kurang kompeten di game alias newbie, itu membuat kesal sekali.
(Yang tau intro ini, pasti tau gamenya😅)
"Yeess.. Menang.." teriak Dhini girang.
"Hahaha, iya syukurlah bisa menang, walau yang lain Nob (panggilan pemain newbie)." timpal gue menanggapi kegirangan Dhini.
"Hehehe, iya mbak..nanti malam mabar lagi yuk, kan ada event." ajaknya.
"Oke deh, nanti gue ajak temen 1 lagi ya? Biar bisa menang." jawab gue mengiyakan sekaligus berencana meminta bantuan Mas Andre buat menang game."Wah, punya teman pemain PRO (panggilan pemain profesional di game) dong mbak?" tanya Dhini.
"Hehehe, iya gitu deh.." jawab gue sambil mencibirkan bibir dan Dhini membalasnya dengan melotot.Lalu kami pun tertawa. Setelah tengok jam, ternyata sudah sore. Dan gue pamit ke Dhini mau pulang sebentar, buat naruh belanjaan tadi siang.
"Dhin, gue pulang dulu ya, belanjaan kasian kelamaan di mobil. nanti malam gue kesini lagi." pamit gue.
"Hmm, iya deh mbak gak apa-apa.. Tapi ada syaratnya." jawabnya.
"Apa syaratnya?" tanya gue.
"Bawain es krim sama camilan ya mbak?" pintanya.
"Walah, oke deh.. Kirain apa.." jawab gue menyanggupinya.
"Ya sudah gue berangkat sekarang." sambung gue lagi, sambil berdiri keluar ruangan.Dhini pun meraih dan mencium punggung telapak tangan gue. Setelah itu gue melangkahkan kaki keluar sambil menelpon pak sopir buat stay di depan.
Sampai depan, lansung gue masuk mobil dan minta mengantarkan ke apartement. Selama perjalanan, gue mencoba pejamkan mata sejenak untuk hilangkan penat.
"Bu bangun.. Sudah sampai.." terdengar samar sopir membangunkan gue. Perlahan mata mulai terbuka dan berusaha mengumpulkan tenaga. Setelah merasa cukup, gue keluar mobil sambil bilang, "Pak itu nanti tolong barang-barang di mobil angkat dan taruh di dalam ya"
Pak sopir pun mengangguk mengerti. Gue lansung masuk menuju lantai 7. Karena disitu lantai tempat dimana gue tinggal. Sampainya disana pintu gue biarkan terbuka biar pak sopir bisa masuk taruh barang-barang.
Setelah selesai barang-barang masuk, pak sopir berpamitan menunggu di mobil. Dan gue lansung bergerak cepat menata barang-barang tersebut di tempatnya.
"Hufth, akhirnya selesai.. " keluh gue sambil mencari handuk, karena memang sudah lengket sekali ini badan.
Lansung gue melangkahkan kaki ke kamar mandi, nyalakan air hangat di bathup. Sambil nunggu air siap, gue pun bilas tubuh pakai shower terlebih dahulu. Setelah itu gue lansung ambil shampoo dan mulai keramas. Lalu setelah selesai, gue balurkan lulur ke tubuh gue, diamkan beberapa menit, gosok dan bilas.
Sekarang tinggal ritual terakhir, berendam dan rileksasi di bathup. Sambil berendam, gue pejamkan mata menikmati serileks mungkin.
Sekitar 10 menit gue akhiri ritual berendam ini, lalu bilas tubuh gue dan lansung keringkan, balutkan handuk. Setelah itu lansung gue menuju tempat tidur dan merebahkan diri.
"Kringg...krinngg..kringg.."
Terdengar samar HP gue bunyi."Hallo.. Mbak jadi kesini gak sih?" tanya seseorang diseberang sana dan ternyata itu Dhini.
"Ehh, iya jadi..bentar.. maaf gue ketiduran." jawab gue.
"Whuu kebiasaan.. Ya sudah gue tunggu ya mbak.." lanjutnya.
"Oke..." jawab gue lagi sambil menutup telepon.Gue lansung beranjak bangun dan cuci muka. Setelah itu pakai kaos yang ketat pas body dan celana training panjang. Tidak lupa jaket sport pink kesayangan gue.
Lalu gue telepon sopir lagi sambil menuju depan dan lansung meluncur lagi ke rumah sakit. Perjalanan gue lancar, cuma tadi sempat berhenti sejenak beli es krim dan camilan yang banyak sesuai permintaan Dhini.
(To be continued part 13)
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat tak hanya ada di Surga
Non-FictionPerkenalkan gue vina, gadis tomboy abis. Tau gak kalian, malaikat itu bisa berwujud siapa saja, dan dimana saja. Contohnya yang gue alami, di saat ayah mengalami masalah di ginjalnya, dan perlu donor ginjal yang cocok. Ini sempat membuat frustasi gu...