-Prolog-

106 16 0
                                    

××××
×××
××
×

"Boo!"

Seorang anak laki-laki bersurai navy blue terperanjat saat tiba-tiba seorang gadis kecil bersurai putih sebahu mengagetkannya dari belakang. Rasa terkejutnya berubah jadi amarah saat melihat es krim yang baru saja dibelinya terjatuh akibat terkejut. Sang gadis bersurai putih terkekeh menahan tawanya.

"Apa yangー" Belum sempat menyelesaikan ucapan, sebungkus es krim sudah berada tepat di depan wajahnya.

"Mau?" Tanya pemilik tangan yang memegang es krim tersebut. Ia tersenyum manis sampai membuat mata sebiru malam anak laki-laki itu berbinar, terkagum dengan keindahan mata si gadis kecil.

Manik merah seindah berlian, begitu memikat sampai membuat si anak laki-laki terhipnotis dan tidak sadar kalau sebuah benda hitam berbentuk runcing sudah siap menghujam perutnya.

Sesaat sebelum benda tersebut menghujam perut si anak laki-laki, seorang wanita paruh baya teriak sambil berlari.

"Aomineeeee!!" Ia kemudian mendorong si anak laki-laki menjauh.

Dalam sepersekian detik, benda runcing tersebut menghujam perut si wanita hingga tembus ke punggungnyaーmenewaskan wanita tersebut di tempat.

Gadis kecil bersurai putih itu terkejut saat mengetahui yang kena ternyata bukan target yang diincarnya. Sementara sang anak laki-laki shock melihat tubuh seseorang yang disayanginya sudah terkulai tidak bernyawa.

Gadis kecil bersurai putih itu menggaruk kepalanya, "Ahh... Salah target lagi." Keluhnya seraya melepas tubuh tak bernyawa tersebut dari benda runcing hitam yang kemudian benda tersebut masuk ke dalam tubuhnya.

Di sisi lain, Aomine beranjak dan berlari menghampiri tubuh tak bernyawa ibunya lalu menggoyangkannya pelan, "ibuuu! Bangun, Bu! Ibuuuu!!" Ia menangis tak karuan.

Sang gadis bersurai putih itu pun mendekati Aomine. Ia memasang wajah bersalah seraya membungkuk sedikit, "aku tidak bermaksud membunuhnya. Harusnya benda tadi menancap perutmu, tapi dia malah menganggu."

Aomine berdiri lalu berbalik, menatap si gadis kecil dengan mata penuh air mata, "Kau membunuh ibuku, sialan!!"

Si gadis kecil merasa apa yang dilakukannya hanyalah kecelakaan kecil. Ia pun membela diri, "hey, aku tidak bermaksud membunuhnya! Yang kuincar itu kau, bukan dia. Dia mati karena salahnya sendiri berlari seperti pahlawan."

Tiba-tiba si gadis merasa dadanya sesak, tubuhnya terasa tertekan sesuatu yang berat. Ia langsung berlutut saking tidak kuatnya menahan tekanan tersebut.

"Akan kuhancurkan kau, sialan!!" Geram Aomine.

Saat sedang mencerna apa yang sebenarnya terjadi, Aomine sudah tepat di depan wajahnya dan memberikan hantaman keras di perutnya.

Gadis kecil tersebut terlempar jauh. Aomine mengusap air matanya dengan bangga. Ia pikir, ia sudah berhasil menghabisi monster yang membunuh ibunya.

Namun tanpa Aomine sadari, gadis kecil tersebut sudah berada tepat di sampingnya. "Kau menarik, rambut biru."

Aomine tidak sempat terkejut maupun menghindar saking cepatnya gadis kecil tersebut bergerak. Saat sadar, Aomine sudah berlutut sembari memegang leher kirinya karena ternyata si gadis kecil berhasil menyobeknya sedikit.

Malam itu menjadi saksi bagaimana Aomine menangis menahan sakit akibat luka di lehernya sekaligus sakit karena ibunya tewas.

Sementara sang gadis kecil bersurai putih hilang ditelan kegelapan.

^~^~^~^~^


Saa, see you in next part~

KenKen✨
22 Feb 2020
Re;write : 16 Mar 2024


Yami : When The Dark's Come To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang