-Chap.8- Terpaksa Membantu (2)

29 7 0
                                    

Latihan sudah selesai dengan lancar seperti biasa walau sempat ada debat sedikit antara Ryuu dan Aomine akibat berbeda pendapat tentang burger.

Sekarang Ryuu telah berdiri di depan pintu masuk panti asuhannya, Sweets. Alasan kenapa dia belum juga masuk karena dia sedang menyiapkan diri untuk bertanya pada Rokuji tentang sikapnya akhir-akhir ini yang terkesan dingin padanya.

Rasa takut selalu muncul di saat seperti ini, membuat Ryuu kadang gugup sendiri. Setelah meyakinkan diri, akhirnya Ryuu pun masuk dan langsung mencari Rokuji.

Setelah pergi kesana-kesini, akhirnya Ryuu menemukan Rokuji yang sedang merapikan beberapa barang di gudang panti.

"Shu... Boleh bicara sebentar?"

Tanpa mengucapkan apapun, Rokuji melangkah keluar di susul oleh Ryuu yang mana mereka berdua berhenti di taman panti.

"Shu, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bersikap dingin padaku? Apa yang telah kulakukan sampai membuatmu marah seperti ini?"

Tanpa basa-basi, Ryuu langsung berujar terus terang. Ryuu tidak suka berbasa-basi dalam hal menyelesaikan masalah. Karena Ryuu paling tidak suka terlibat urusan ribet dan masalah yang berbelit-belit.

Rokuji menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya berkata, "Kau aneh."

Sebuah jawaban yang simple namun mampu membuat Ryuu menyahut 'hee?'

"Aku aneh? Aneh kenapa?"

"Kau melupakan kejadian kemarin? Saat aku masuk ke kamarmu dan kau mengusirku dengan kasar?"

Ryuu nampak terdiam sebentar. Otaknya mencoba mengingat-ingat kejadian kemarin. Rasanya Ryuu tidak ingat pernah mengusir Rokuji dari kamarnya dengan kasar. Namun Ryuu langsung ingat, siapa yang memiliki separuh ingatannya saat kemarin.

'Ini pasti ulah Lexz! Sial! Padahal dia bilang kemarin tidak terjadi apa-apa!'

"S-soal itu ya... Ano... I-itu aku dalam kondisi sadar dan tidak, Shu. W-wajar kalau aku begitu kan? Lagian saat itu aku sedang tidur." Elak Ryuu dengan senyuman paksa.

"Tapi matamu berubah menjadi merah saat itu, Ryuu. Aku bisa merasakan kalau itu bukanlah kau."

Ryuu terlihat sedikit panik dan berusaha mati-matian mencari alasan yang masuk akal.

"I-itu... Mataku sedang iritasi. Mataku sering iritasi sebelum tidur makanya berubah jadi merah. Rasanya sakit sekali, seperti kehilangan satu tangan."

Rokuji menatap Ryuu sesaat sebelum akhirnya menghembuskan nafas lelahnya.

"Maafkan aku, Ryuu. Sebenarnya aku hanya mengkhawatirkanmu. Tapi aku malah bersikap dingin padamu."

"Jadi... Kau sudah tidak marah lagi padaku?"

"Aku akan marah lagi jika kau melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya."

Ryuu memasang wajah senangnya lalu segera merangkul bahu Rokuji dengan akrab.

"Gitu dong. Kan aku jadi tidak perlu merasa bersalah."

Rokuji membalas rangkulan Ryuu dan mengajaknya untuk kembali ke dalam panti.

×××

Esoknya Ryuu kembali menjalani latihan di temani oleh Aomine yang masih menjadi pengawas nya. Hari itu berjalan begitu cepat sehingga membuat latihan terasa biasa saja.

Esoknya lagi, Ryuu langsung datang ke gymnasium divisi pertama untuk berlatih. Ia memilih untuk berlatih di gymnasium divisi pertama karena Hiro dan Yuugo sedang ikut kelas tambahan sehingga tidak bisa latihan.

Yami : When The Dark's Come To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang