11. Amarah

2 1 0
                                    

"Ngga boleh ada yang ngalahin kepintaran gue, kalaupun ada gue bakal bikin orang ngga betah ada didunia"

~Agastiya Pradana~


Setelah mendengar apa yang telah disampaikan oleh wali kelas bahwa dirinya kalah dari seorang cewek yang notabennya anak baru amarah agas mulai memuncak dia tidak bisa menerima kekalahannya tersebut agas memang pandai dan bisa dibilang dia terlalu terobsesi menjadi orang yang paling pandai

Agas pergi menuju mobil menunggu keke mamahnya Dan adiknya keluar dia sudah terlalu muak mendengar bahwa dirinya terkalahkan walaupun peringkat dua tidak terlalu buruk bagi teman teman yang lainnya namun menurut nya itu hal yang buruk

"Kak kok lo ngga tungguin gue sama mamah didalem si" ujar syaquela memasuki mobil

Namun nihil tak ada jawaban dari agas, dia langsung menhidupkan mobil Dan melaju menuju rumah

"Kak lo kenapa si kok diem terus dari tadi, lo marah karna lama nungguin Kita" Tanya syaquela binging karena sepanjang jalan agas terlihat diam saja

"Lo bisa diem ngga!" Jawaban agas dengan nada yang sedikit ketus

"Kakak kenapa si kok ditanya gitu si jawabnya" ujar keke penasaran

"Ngga papa mah"

Sepanjang jalan menuju rumah dipenuhi dengan kesunyian antara keke dan quela tak ada yang berani lagi untuk mengeluarkan suara karena mereka sudah hafal bagaimana watak lelaki itu

Mereka telah sampai, agas langsung menuju kamar dan merebahkan dirinya di kasur

"Kenapa harus dia yang harus ngalahin gue, kenapa?" Agas bertanya pada dirinya sendiri dengan kesal sambil mengacak rambutnya frustasi

"Walau bagaimana pun gue ngga boleh kalah dari tuh cewek" gumamnya "walaupun gue sempet tertarik sama tuh cewek sekalipun" lanjutnya

Pagi ini agas sekeluarga sedang berada di meja makan, keke masih tetap merasa heran terhadap anak lelakinya terlihat murung akhirnya angkat bicara

"Bang, abang kenapa dari tadi diperhatiin kaya ngga mood gitu si dari kemaren" Tanya keke

"Ngga papa mah"

"Agas ke kamar dulu mah" ujar agas sambil membawa susu dan roti sarapanya ke dalam kamar

Bara, keke, dan syaquela merasa heran tidak biasanya agas membawa makanannya ke kamar

"Pasti ada yang ngga beres sama itu anak" gumam keke

"Nanti biar papah aja yang nanya, ini urusan laki laki mah" ujar bara

Selesai makan bara mencoba masuk ke kamar agas

"Agas"panggil bara

"Eh iya pah kenapa?"

"Anak laki laki papah kenapa si perasaan dari tadi badmood mulu, pasti kamu ada masalah kan jangan jangan ada masalah nih sama cewe" ujar bara sedikit meledek agas

"Apaan si pah, agas ngga papa pah"

"Ngga usah boong sama papah, udah cerita aja sama papah, kan sama sama cowok papah tau kali kalau kamu ada masalah" bujuknya agar  mau bercerita

"Jujur agas lagi kesel banget sama salah Satu cewek dikelas agas, papah tau kan agas itu selalu peringkat satu dari jamannya agas masih sd dan agas ngga pernah suka kalau ada yang ngalahin agas"jawaban agas menjelaskan

"Cewek itu udah ngalahin agas dikelas pah adanya dia ngebuat agas jadi nomer dua dan bukan hanya itu dia juga yang ngalahin agas di olimpiade sains waktu itu pah" lanjutnya agas dengan nada yang sudah cukup meninggi

Bara yang awalnya duduk di bangku meja belajar akhirnya mendekat

"Jadi itu masalah nya, papah sama mamah memang bangga saat kamu selalu peringkat satu tapi bukan berarti  kita paksa kamu buat selalu jadi nomor satu, Dan bukan berarti papah ngga bangga sama peringkat dua, papah sama mamah selalu bangga sama kamu, Dan kamu harus inget kalau diatas langit masih ada langit gas, kamu harus tau itu, kalau kamu mau jadi nomor satu lagi kamu harus belajar dengan lebih rajir Dan tekun lagi" jelas bara pada anak lelakinya itu

"Udah dulu ya papah capek mau istirahat, inget kalau diatas lagit masih ada lagit, diatas orang pintar masih ada yang lebih pintar" ujarnya sambil menepuk pundak agas dan meninggalkan kamar agas

Selepas kepergian papahnya agas masih terdiam

Apa kata papahnya itu memang ada benarnya juga tapi dia tetap belum bisa menerima semua kekalahan ini

Malam yang sepi dengan sedikit guyuran hujan, agas memilih untuk menyendiri dikamarnya sambil membuka buka dan membaca baca buku yang kiranya akan dipelajarinya di kelas dua belas. Obsesinya yang sangat tinggi menuntutnya supaya terus dan terus untuk belajar. Tiba tiba terdengar suara seperti orang membuka pintu, Dan benar ternyata ada yang membuka pintu kamarnya tanpa seijinnya dan itu sangat agas tidak suka

"Kakak" ucap quela girang

"Kan kakak udah pernah bilang kalau masuk kamar kakak itu ketok pintu dulu jangan asal nylonong aja" agas paling tidak suka dengan kelakuan adiknya yang satu ini

"Iya maaf"

"Mau ngapain kesini?"

"Mau ngajakin kakak liburan kerumah tante Irina " ujarnya

"Bogor?"

"Iya, mau ya kak" ucap quela penuh harap

"Ngapain? Kakak ngga bisa kakak sibuk" jawab agas ketus

"Sibuk apaan, sibuk belajar? Ayolah kak sekali kali dong kita liburan mumpung lagi libur, belajar aja emang ngga capek apa? Otak juga butuh istirahat kali kak, mau ya? Pleaseeee" bujuk quela

"Kakak bilang ngga ya ngga sya, udah sanah keluar, ngga usah gangguin lagi" usir agas

"Gue aduin lo ke mamah " ancam quela karena agas paling tidak bisa bantah perintah dari mamahnya itu

"Bodo, udah sanah keluar"

"Iye ini juga mau keluar"," punya kakak satu tapi juteknya minta ampun"  lanjutnya bergumam sambil keluar dari kamar agas

Sampainya diruang tamu quela benar melaporkan nya pada sang mamah

"Mahh itu si kakak nggak mau diajakin liburan"

"Hm tuh anak, kakak kamu itu emang begitu paling susah kalau diajakin holiday" ujar Keke

"Udah nanti biar mamah yang yang bujuk" lanjutnya

Lagi lagi pintu kamar agas berbunyi seperti ada yang mengetuknya dan ya benar saja sekarang mamah nya lah yang mencoba membujuk nya

"Agas mamah masuk ya" Keke sambil mengetuk pintu

"Iya mah masuk aja "

"Agas ikut adik mu ya ke Bogor temenin dia kasihan" bujuk keke

Agas yang awalnya fokus pada bukunya sekarang menoleh ke arah mamah itu "tapi mah.." Belum sempat menjawab mamah nya langsung memotongnya

" Ngga Ada tapi tapian kamu harus ikut temenin quela ke Bogor, bahaya kalau dia pergi kesana sendiri"

"Kalau kamu ngga mau mamah pastiin mulai semester depan kamu ngga boleh bawa motor lagi ngerti" lanjutnya dengan mengancamnya

"Okey okey agas bakal temenin, tapi jangan ambil motor kesayangan agas" jawab agas pasrah dia tak mau harus jalan kaki kesekolah

.

.

Akhirnya dengan segala bujuk dan rayu agas berhasil ikut ke Bogor

Akankah agas dan Ayla akan bertemu disana?? Atau tidak??

Jawabannya bakal ada di part berikutnya

So, buat kalian yang penasaran tetep tunggu kelanjutan nya

Dan jangan lupa vote bintangnya ⭐ dan comen biar cerita di lanjut....

Salam cinta AA

BesessenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang