Part 11

2.3K 138 33
                                    

Chanyeol membuka pintu kamarnya
dan menemukan Eunji yang sedang
membereskan tempat tidur. Eunji
tampak tidak menyadari kehadirannya.
Dia terlihat sedang asyik dengan
kegiatannya sambil bersenandung ria.
Meski tidak terdengar begitu jelas.

Eunji terlihat begitu cantik dalam
balutan dress santai berwarna putih
selutut. Tampak natural tanpa riasan.
Benar kata Mark, Eunji memang
tampak seperti bidadari cantik yang
diturunkan Tuhan dari langit.

Eunji tersentak saat menyadari Chanyeol
yang tersenyum menatapnya sambil
bersedekap di tengah ruangan. Chanyeol
mendekat ke arah Eunji dan berhenti di
depannya.

"Kau baru pulang?" tanya Eunji sambil
menundukan kepalanya tidak berani
menatap manik cokelat Chanyeol yang
menatapnya intens.

"Maafkan aku karena selalu
membuatmu cemas," Ucap Chanyeol lirih
merasa penuh sesal sembari berjalan
mendekati Eunji.

Eunji tersenyum lembut dan
mengangkat wajahnya, "Tidak apa-"
Eunji menghentikan ucapannya. Dia
begitu terkejut saat melihat wajah
memar Chanyeol dengan bibir yang robek."Kau kenapa?" tanya Eunji kembali
merasa cemas.

Chanyeol menyentuh lukanya, "Aku tadi
jatuh di kamar mandi Mark," elak
Chanyeol sambil tersenyum kecut.

Eunji mengernyitkan keningnya. Dia
tahu ini bukan seperti luka sehabis
terjatuh. Dengan ragu dia mengangkat
tangannya menyentuh luka Chanyeol.
Chanyeol mengernyitkan pipinya merasa
perih saat jemari Eunji menyentuh
lukanya.

"Apa aku tampak begitu bodoh? Aku
tahu ini bukan luka karena jatuh."

Chanyeol tersenyum kemudian
mengernyit lagi saat merasakan
bibirnya yang perih, "Ini hanya luka ke-
cil," Dia menggengam tangan Eunji yang
ada di pipinya, "Maafkan aku selalu
membuatmu cemas. Tapi sungguh aku
tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."

Eunji mengehela napasnya, "Kau
tunggu disini biar aku ambilkan obat."

Chanyeol hanya menganggukan
kepalanya. Membiarkan Eunji
melangkah keluar. Chanyeol membawa
tubuhnya duduk di sofa di kamarnya.
Dia menyandarkan kepalanya yang
terasa berdenyut. Tak lama kemudian,
Eunji kembali dengan kontak obat.

Eunji duduk di sebelah Chanyeol. Dengan
hati-hati dia mulai mengobati luka
Chanyeol. Eunji tampak begitu serius
mengobatinya. Hingga tidak menyadari
Chanyeol yang terus memperhatikan
wajah cantiknya.

"Selesai," Ucap Eunji sambil tersenyum
lega.

"Terimakasih Eunji,"Ucap Chanyeol tulus.

"Ini sudah kewajibanku Yeol." Eunji
tersenyum manis kepada Chanyeol.

Chanyeol merasa jantungnya berdetak
kencang. Benar-benar kencang. Tidak
pernah dia merasa sedamai ini melihat
senyum wanita, bahkan Wendy sekalipun.Hatinya serasa berbunga-bunga setiap kali melihat senyum Eunji. Jantungnya selalu berpacu berkali lipat lebih kencang. Selalu, saat di dekat Eunji.

Mendamaikan sekaligus meng-
hangatkan. Wanita ini benar-benar
sudah membuatnya merasakan
perasaan aneh yang dia sendiri
bingung untuk mendeskripsikannya.

"Kau sudah sarapan?" tanya Eunji
mengembalikan kesadaran Chanyeol.

"Belum. Kau sudah sarapan?"

"Aku sudah sarapan tadi bersama
Ibu dan nenek. Maaf tadi aku tidak
menunggumu terlebih dulu," Sesal
Eunji.

"Tidak apa-apa, Eunji. Kau memang
harus segera sarapan, karena saat ini
kau tidak makan untuk dirimu sendiri,"
Ucap Chanyeol lembut.

Eunji mengangguk kecil. Dia mem-
bereskan peralatan obatnya, "Ya sudah
kau mandi dulu. Aku akan menyiapkan
sarapannya, bukankah kau harus
segera berangkat ke kantor?" ucapnya
lalu beranjak.

Because Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang