Part 2

1.3K 134 11
                                    

Eunji menatap nanar sosok yang tidur
telengkup di sebelahnya. Dia telah
diperkosa. Sungguh, tak terbayang
dalam benaknya jika dia akan
diperkosa oleh atasannya sendiri.
Orang yang selalu dihormatinya.
Dunianya seakan runtuh. Sakit di
tubuhnya tidak sebanding dengan sakit
di hatinya.

Air matanya serasa diperas. Dia
beringsut ke sisi sofa besar itu.
Matanya menatap nanar pakaiannya
yang berceceran di lantai. Dia memeluk
lututnya dan terus tenggelam dalam
tangisnya. Dia tidak pernah menyangka
kesuciannya yang selama ini dia jaga
hanya untuk suaminya kelak, telah
direnggut paksa.

Direnggut paksa!

Dengan teganya atasannya merenggut-
nya. Bahkan dengan menjadikannya
wanita pengganti kekasihnya. Sungguh,
bagai sebuah tamparan keras untuk
dirinya. Eunji segera menyambar
pakaiannya lalu mengenakannya
sembarang.

***

Eunji berlari di pinggir jalan dengan
beruraian air mata. Apa yang akan dia
katakan pada ibunya jika dia pulang
selarut ini dengan keadaan menge-
naskan? tapi dia juga tidak memiliki
tempat untuk menginap. Dia tidak
memiliki teman dekat sama sekali.

Eunji terus berlari hingga sebuah
mobil menepi di sebelahnya. Eunji
menghentikan langkahnya dan
menatap seseorang yang muncul dari
dalam mobil. Seorang lelaki tampan
yang kini sudah berdiri di depannya.

Lelaki itu memegang lembut bahu
Eunji, "Eunji, kau kenapa?"

Eunji menundukkan kepalanya, "Saya..
saya..."

Lelaki itu menarik Eunji ke dalam
pelukannya, seakan tahu kesedihan
yang menimpa wanita itu. Dia
membiarkan Eunji menangis di
dadanya. Tangis Eunji semakin pecah.
Dia benar-benar butuh tempat
bersandar untuk saat ini.

Lelaki itu mengelus rambut Eunji.
Mencoba menenangkannya. Setelah
tangisnya sedikit mereda Eunji
melepaskan diri dari dekapan lelaki itu,
"Terimakasih Dokter Mark," ucap Eunji
tulus di sela sesegukannya.

Mark tersenyum lembut sembari
menganggukan kepalanya. Lalu dia
mengernyit bingung saat menatap
penampilan Eunji yang berantakan,
"Kau mau pergi kemana larut malam
begini?"

Eunji kembali menundukkan kepalanya.
Sambil menggigit bibir bawahnya
sekilas, dia menggelang. Dia mau
kemana? Pertanyaan itulah yang sedari
tadi memang sedang dia pikirkan.

"Kau bisa tinggal di apartemenku jika
kau mau," usul Mark seolah tahu yang
dipikirkan Eunji.

Eunji mendongakkan kepalanya
seketika. Dia tidak mungkin tinggal di
apartemen seorang lelaki. Sungguh,
tidak mungkin. Apalagi mengingat apa
yang baru saja terjadi padanya. Tidak!
Dia tidak akan mengulang kejadian
tadi.

Mark mengamati perubahan ekspresi
Eunji dan tersenyum geli. Mengerti apa
yang sedang berkecamuk di pikirkan
wanita itu. "Kau tenang saja. Aku tidak
akan macam-macam. Disana ada tiga
kamar. Kau bisa tidur di salah satu
kamar yang kosong," ujarnya.

Eunji kembali berpikir. Dia tidak
mungkin pulang kerumah dalam
keadaan kacau seperti ini, bukan?
Ibunya bisa cemas jika melihat
keadaannya sekarang. Dan lagi, dia
tidak memiliki teman dekat yang bisa
menjadi tempatnya menginap malam
ini. Eunji menggigit bibir bawahnya,
ragu.

"Bagaimana? Aku tidak akan memaksa.
Hanya saja sepertinya kau sedang ada
masalah dan tidak ingin pulang" Tanya
Mark lagi.

Because Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang