Tiga puluh enam

9.4K 525 42
                                    

"cita cita terbesarmu apa ?"

"menjadi suaminya Nizara Utari"jawab Aryan yang saat itu masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Wajah lelaki itu tampak masih polos tapi terdapat rasa yang yakin di dalam hatinya.

Saat Aryan membawa temannya untuk berkunjung ke rumah, ia menunjuk ke arah nNizara yang sedang menggambar bersama dengan Wira.

"jadi itu gadis yang kamu naksir ?"tanya temannya dengan rasa yang sangat tidak percaya lalu dibalas anggukan oleh Aryan.

"kamu tuh ganteng, pintar, idola cewek, masa ngegaet anak sd. Bahkan bau minyak telon masih kecium di badan tu bocah, yan".

"mudah bagi lo buat dapetin wanita, tapi kenapa lo malah milih anak yang tali pusarnya baru copot ?!"sahut temannya yang lain dengan setengah emosi.

Teman Aryan sungguh frustasi ketika melihat pujaan hati temannya itu. ia sungguh keheranan, saat dimana Aryan menjadi incaran dan rebutan oleh teman teman di sekolahnya, tapi mengapa pilihannya justru jatuh pada anak sd.

Temannya itu melirik ke arah Nizara yang sedang mengelap ingus menggunakan tangannya, melihat hal itu justru membuat temannya merasa jijik tapi Aryan malah semakin gemas menatap Nizara, ingin rasanya dia membantu gadis itu.

Teman Aryan sudah merasa bosan dengan lelaki itu karna selalu saja bercerita bagaimana perasaannya yang terus berkembang pada Nizara.

"cara biar cewek suka sama kita gimana ?"Aryan yang saat itu masih minim pengetahuan soal cinta bertanya kepada temannya, atau lebih tepatnya meminta saran.

"pertama nih, harus cakep".

"kalo yang itu sih udah"jawab Aryan jujur. Ya, mau gimanapun juga lelaki itu memiliki wajah yang tampan.

"yang kedua, kaki pokoknya masih napak di bumi".

"emangnya kenapa ?"

"ya iyalah, kalo terbang mah ntar dikira hantu".

"si MJ aja masih cinta sama spiderman walaupun doi sering terbang kesana kemari kayak nyari alamat palsu".

Ingin rasanya teman teman Aryan itu mencelupkan badannya ke dalam api lalu menaburkan abunya itu ke sungai Gangga.

"yang ketiga nih, dengerin baik baik".

"apaan ?"tanya Aryan dengan mata yang fokus pada buku, mencoba mencatat saran dari temannya.

"dengerin baik baik elah yan, tatap kesini"teman Aryan menarik kepala lelaki itu agar menatap ke arahnya.

"ngapain sih harus pake liatin wajahmu segala, yang berfungsi buat mendengar tuh telinga bukan mata".

"pokoknya dengerin aja penjelasan gue. Nih ya, yang ketiga tuh adalah cara yang paling ampuh banget. Bukan hanya membuat cewek suka, tapi juga membuat dia merasa gemas sama kita dan ngejar ngejar mulu".

"jangan bilang kalo yang ketiga tuh pelet ?!"

Tolong berikanlah ketabahan terhadap temannya Aryan.

"yang ketiga nih ya, buat si cewek benci lo"

"benci ? Are you kidding me ?"Aryan sungguh tak habis fikir bagaimana isi kepala temannya itu.

"lo liat gak sih di sinetron dan drama gitu, cowoknya bertingkah ngeselin dan bikin cewek jadi benci tapi akhirnya mereka pacaran".

"aku gak mau pacaran, dosa".

"terserah lo deh mau pacaran atau pdktan, tapi yang penting intinya tuh kalo lo bertingkah ngeselin, cewek yang lo taksir bakal demen sama lo ".

"bukannya dia seharusnya makin benci ?".

"jadi gini ya yan, kalau cowok bertingkah nyebelin justru akan membuat cewek merass gemas, dari rasa gemas itu ia akan semakin penasaran sama si cowok dan mencari tahu data dirinya, dan akhirnya adalah cewek bakalan menaruh rasa suka".

Aryan mencerna sejenak perkataan temannya dan merasa bahwa ucapan lelaki itu ada benarnya juga.

"jadi intinya tuh harus ngeselin ?"tanya Aryan memastikan dan dijawab anggukan oleh temannya.

Meskipun awalnya ragu ragu, ia tetap mengikuti saran temannya itu setiap kali melihat Nizara berkunjung ke rumahnya.

Seperti saat ini, ketika melihat gadis itu berjinjit untuk mengambil gelas yang terletak di atas lemari yang sulit untuk digapai oleh Nizara.

Aryan berjalan disamping gadis itu dan menatapnya yang tengah berusaha untuk meraih gelas itu.

"bantuin dong"Nizara meminta bantuan pada Aryan.

Mata milik anak itu menatap penuh harap kepada Aryan.

Melihat wajah Nizara yang tampak sedikit memelas justru membuat Aryan semakin gemas dan ingin sekali untuk mencubit pipinya yang tembam, tapi ia berusaha untuk tetap menjalankan misinya.

Perlahan tangannya mengulur dan mengambil gelas itu.

"yee... Makasih"Nizara kegirangan saat aryan ingin menyerahkan gelas itu kepadanya.

Namun Aryan justru bertingkah sebaliknya, ia menaruh gelas itu ke tempat yang lebih tinggi.

"ambil aja sendiri"ujarnya dengan ketus.

Tak hanya saat itu saja, bahkan saat Nizara menangis deras karna Wira merebut bonekanya, Aryan datang dan semakin mengejek gadis itu.

"cengeng amat sih, perkara boneka doang sampe ditangisin"ujar Aryan dengan ketus.

"kok kamu gitu sih sama Zara ?"Nizara mengelap air mata yang mengalir di pipinya.

"lebay !"imbuh Aryan singkat dan berlalu dari situ.

Sebenarnya Aryan tengah mencari Wira, dan ketika ia menemukan adiknya sedang berada di dapur maka dia berjalan menghampiri lelaki itu.

"bonekanya Zara mana ?"tanya Aryan saat melihat bahwa boneka itu tidak ada di tangan Wira.

"tuh bonekanya"Wira menunjuk ke arah jemuran yang disana terdapat boneka milik gadis itu tengah digantung.

"ngapain kamu ambil boneka milik dia ? Dia lagi nangis tau ! Balikin lagi bonekanya !"

"tadi bonekanya jatuh ke got trus bonekanya jadi bau. Ya aku ambil dong bonekanya trus dicuci biar gak bau lagi, tapi dia gak mau dan malah nangis"sahut Wira menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Wira berlalu dari situ setelah menjelaskan semuanya. Aryan memilih berjalan menghampiri boneka yang sudah separuh kering itu dan menunggunya di sana, takut jika nanti boneka itu akan jatuh dan membuatnya kotor kembali.

Setelah di rasa bahwa boneka itu sudah kering maka ia membawanya ke depan dan hendak menyerahkannya pada Nizara.

Ketika melihat Nizara sedang tertidur, ia meletakkan secara hati hati boneka itu dalam pelukannya agar ia tidak terbangun.

Sebenarnya ia merasa lelah jika harus selalu berkelahi antara hati dan otaknya. Di saat hati menyuruhnya untuk bersikap peduli terhadap Nizara, otaknya justru menyuruh agar lelaki itu harus selalu bersikap ketus agar Nizara merasa gemas dan suka kepadanya, seperti saran yang diberikan oleh temannya Aryan.

Hal yang membuat Aryan sedih adalah ketika ia harus melihat Nizara pulang ke rumahnya dan berkunjung kembali ke Pekanbaru, tentu ia akan menunggu waktu yang cukup lama untuk hal itu.

























Rohil,Riau
15:18 pm
20 januari 2020

The Husband Chosen by DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang