Kita akan selalu dipaksa dengan keadaan tanpa suatu persetujuan
•••
“Reina! Masuk kamar lo!” Perintah Zafran, tegas pada Reina.
Reina gelagapan, tanpa berpikir panjang ia langsung berlari menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
“Mau apa lo, hah?” Tanya Zafran dengan emosi.
“Urusan lo apa? Siapanya Reina lo?” Candra balik bertanya pada Zafran.
Zafran mencoba untuk merendahkan emosinya, karena ia masih berada dirumah Reina, jika tidak sudahlah pasti kelewat batas.
“Gue pacarnya sekarang, dan lo! Cuma orang asing sekarang dikehidupan Reina.” Jawab Zafran, skakmat pada Candra.
“Mau ngambil apalagi lo dari Reina? Masih kurang setelah lo ngrampas semuanya? Kurang apa hah?!” Tanya Zafran lagi dengan emosi yang tinggi sambil mencekram kerah baju Candra.
“Gue ga ngerampas, bangsat!” Jawab Candra emosi, ia baru saja ingin memukul Zafran, tapi dengan cepat Zafran mencegahnya.
“Apa lo? Mau mukul gue? Hah. Ngimpi lo.”
Lalu tiba-tiba.. Bruuuuuuukkk!
Zafran memukul bagian mulut samping Candra, Candra yang belum siap seketika tersungkur jatuh kelantai.
“Sialan lo!” Ucap Candra sambil memegang lukanya dibagian samping mulut.
“Pergi lo dari sini sekarang juga, apa gue hajar lo lagi sampe lo ga sadar, hah?!” Ucap Zafran emosi.
Lalu Candra bangkit dan mengambil tasnya yang ia taruh dikursi. “Awas aja lo. Gue ga tinggal diem.” Ucap Candra sebelum pergi keluar.
“Dan lo inget satu hal, papa Reina masih nyetujuin gue sama Reina. Lo, anak kecil gatau apa-apa mending diem.” Ucap Candra dengan senyum liciknya dan pergi keluar dari rumah Reina.
“Brengsek Lo!” Teriak Zafran pada Candra.
Lalu Zafran merebahkan dirinya diatas sofa rumah Reina. Ia memejamkan matanya. Ia tidak akan menghampiri Reina, ia membiarkan agar Reina turun dengan sendirinya.
•••
Reina masuk kedalam kamar dengan keadaan panik, khawatir, dan cemas. Ia terus saja mondar-mandir dan mengigit bibir bawahnya.
“Ya ampun, kenapa bisa jadi ketemu begini sih..”
Ia duduk ditepi kasur dan memainkan jari jemarinya. Mencoba tenang, dengan membuang nafas perlahan-lahan.
“Ya tuhan, lindungi mereka semua. Jangan sampe kelewat batas. Reina gamau itu terjadi.” Ucapnya sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba ia mendengar suara pukulan keras, dan jatuh ke lantai. Ia berdiri dan menutup mulutnya dengan satu tangan.
“Astaga.. Gue harus turun apa enggak...” Ucapnya lagi dengan sendirinya.
Ia tetap mencoba tenang, tapi tidak lama keadaan menjadi hening. Reina mencoba keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga, berjalan menuju ruang tamu dengan langkah perlahan.
Terlihat hanya seorang Zafran, yang sedang tidur disofa. Entah tidur beneran atau hanya memejamkan matanya. Reina mencoba mendekatinya, dan mengelus kepala Zafran perlahan.
“Lo gakpapa?” Tanya Zafran tiba-tiba.
Reina sedikit terkejut, lalu melepaskan tangannya dari kepala Zafran.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESITANT
Teen FictionMasa lalu atau masa depan apakah sama? Mengandung luka namun banyak arti atau menyimpan banyak kenangan indah namun menyakitkan? Dengan kehadiaran kedua lelaki dikehidupan yang baru, sungguh menyulitkan. Antara harus tetap bertahan dengan yang sekar...