Katanya, tak apa menjadi diri sendiri. Karena ini bukan urusan kamu, jadi diamlah saja. Tidak semua orang benar-benar peduli, atau hanya ingin tahu saja apa masalah pribadimu.
•••
“Lo gak apa-apa?”
“Gak apa-apa gimana? Lo gak liat muka gue ancur, bonyok kayak gini?”
Alex meringis menahan sakit di seluruh tubuhnya. Terlebih lagi luka lebam dan darah yang mengalir segar di bagian kepala.
Leon, Yovie, Abi, Vano kini sedang berada di UKS menunggui Alex yang mencibir banyak omong. Petugas UKS 2 orang gadis itu dengan berhati-hati mengobati luka Alex.
“Lo ada apa bisa berantem sama Zafran?” tanya Leon.
Alex diam. Dia lalu melirik 2 gadis petugas UKS itu dan berkata, “Gue gak apa-apa. Kalian bisa keluar balik kelas. Makasih.”
Mereka pun mengangguk dan bergegas keluar, karena paham pembicaraan Alex sangat privasi.
“Gue bilang kalo Zafran selingkuh dari Reina,” ujarnya.
“Maksud lo? Zafran sedingin es batu kayak gitu emang bisa selingkuh?” tanya Yovie menatap tak percaya.
“Ada yang ditutupin Zafran dari lo semua,” pungkas Alex.
“Zafran nutupin pasti ada alesannya, Lex. Gak semua urusan pribadinya kita semua tahu,” timpal Yovie.
“Dia ngrebut cewek gue,” jelasnya.
4 orang laki-laki yang sedang berhadapan dengan Alex melongo, menatap tak percaya apa yang dikatakan Alex. Zafran? Lelaki dingin, cuek, dan kasar ngrebut cewek orang?
Rasanya tidak mungkin. Buat apa sifat posesifnya muncul pada Reina jika dia merebut cewek orang lain?“Iri bilang bos,” sosor Abi.
“Abang gue gak mungkin ngrebut cewek orang. Apalagi punya temen sendiri. Lagian ‘kan dia udah ada Reina. Gak mungkin,” tambahnya.“Lo ada dendam sama Zafran?” tanya Vano.
“Dia baik ke lo, selalu bantuin lo. Jangan bilang lo dendam atau iri sama dia,” jelasnya.Vano menatap Alex intens. Karena Vano selalu bersama Alex, satu kelas dan satu bangku. Wajar jika Vano paham dengan gerak-gerik kelakuan Alex.
“Lo semua gak percaya sama gue?” tanya Alex kesal.
“Bukan kita gak percaya, cuman omongan lo yang kurang pas dan gak sesuai. Jadi kita perlu tanya dan jawaban langsung dari orangnya. Bukan dari orang lain,” jelas Leon.
“Jadi lo ngebela bedebah kayak dia itu?!” Alex emosi. Napasnya menggebu-gebu.
“Loh, kenapa lo jadi marah, Lex?” tanya Yovie.
“Iri bilang bos,” ujar Abi lagi. “Binyik bicit kimi lix. Iri biling mikinyi,” tambahnya.
“Bi?” panggil Leon.
“Hem? Apa sayang?” jawab Abi dengan sok imutnya.
“Bisa serius gak?” pekik Leon dengan menatap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HESITANT
Teen FictionMasa lalu atau masa depan apakah sama? Mengandung luka namun banyak arti atau menyimpan banyak kenangan indah namun menyakitkan? Dengan kehadiaran kedua lelaki dikehidupan yang baru, sungguh menyulitkan. Antara harus tetap bertahan dengan yang sekar...