Jongin yang baru saja memasuki ruang tengah rumah Jinhwan mengernyit, menatap gadis mungil tengah berdiri diatas bangku tinggi disamping jendela besar.
"Ngapain?"
"Tadi pagi aku menyentaknya terlalu keras, pada lepas deh kaitnya" jawab Jinhwan yang sedang membetulkan Gorden, gadis itu hanya menoleh sekilas pada Jongin.
"Butuh bantuan?" tawar Jongin seraya mendekat.
"Tidak, sedikit lagi selesai"
"Okay"
Jongin berbalik berjalan memasuki kamar tamu, lima menit kemudian kembali keluar.
"Sudah makan malam?" tanya Jongin sambil lalu berbelok ke arah dapur.
"Sudah"
"Kalau cuma makan pie sih, bukan makan malam namanya" ujar Jongin dengan nada ketus begitu membuka lemari es menemukan pie saus apel yang masih tersisa setengah.
"Makanan juga kan..." Jawab si mungil seadanya, menuai dengusan keras Jongin.
Pria itu menggulung lengan kemeja, lalu mulai memilah isi lemari es.
Setelah mengeluarkan sayuran dan daging beku yang kini tertata rapih di meja dapur, Jongin kembali melangkah mendekati Jinhwan yang sedang menepuk kedua tangan, selesai membereskan tirai.Jinhwan menoleh pada Jongin yang sudah berdiri tepat dibelakangnya dengan kedua tangan terbuka. Tanpa aba-aba gadis itu melompat langsung, dengan sigap Jongin yang memang sudah bersiap menangkap tubuh mungilnya.
"Aku mau mandi bentar, kupasin kentangnya aja dulu" kata Jongin setelah menurunkan tubuh Jinhwan.
"Siap" jawab gadis itu singkat, kemudian berjalan menuju dapur.
Jongin sendiri beralih meraih kursi tinggi dari kayu yang tadi di pakai Jinhwan, mengangkatnya untuk kemudian dia letakkan kembali di balkon.
"Aku mau kopi hitam, by the way" pinta Jongin sebelum beranjak kembali masuk ke dalam kamar tamu
"Yes, Sir!" jawab Jinhwan dari dapur.
.
"Nggak pulang, kamu?" tanya Jinhwan acuh, melirik sekilas pria yang duduk disampingnya menatap lurus layar televisi.
Dua jam sejak selesai makan malam dan pria jangkung itu tak menunjukkan tanda akan beranjak pergi dari rumah Jinhwan.
"Nggak" jawab Jongin tak kalah cuek.
"Demi sih, bayar sewa sini"
Kata Jinhwan."Dih, depan atau sini kan sama-sama rumahku juga" Jongin melempar bantal sofa kearah Jinhwan.
Gadis mungil itu melotot sebal, melempar balik bantal lebih keras.
"Paboyaaa..." desis gadis itu sambil memukuli lengan atas Jongin dengan tinju kecilnya.
Jongin balas melakukan hal sama setelah mendiamkan gadis itu terus memukulkan kepalan kecilnya selama beberapa menit, keduanya kemudian saling menendang pelan. Jongin tergelak puas setelah mendorong keras tubuh kecil Jinhwan hingga nyaris rubuh ke sofa yang langsung dibalas Jinhwan dengan menarik keras rambut Jongin.
Keduanya kemudian tertawa bersama."Sehun bilang ada yang mau nyewa rumah depan, deh. Sabtu atau minggu orangnya mau datang buat survei" Ujar Jongin sembari merapihkan rambut dan kaos yang berantakan.
"Weekend ini?"
"Uh-hum. Nanti ikut ya... "
"Aku akan ke rumah" lirih Jinhwan