Chapter I

1K 55 12
                                    

Pernarkah seseorang tiba-tiba datang padamu dan berkata dia sungguh menyukaimu?
Ketika kau bahkan tak mengerti apa definisi suka, bagaimana satu orang bisa merasakan perasaan suka pada orang lain.

Mengatakan betapa kau sangat menarik karena berbeda.
Seperti apa dirimu yang berbeda itu? Sedikitpun tak terbayang.

Berusaha lebih keras untuk lebih dekat dengamu yang tak pernah terbiasa dengan kehadiran orang lain.

Menunjukkan dia serius ketika berkata bahwa kau sebenarnya berharga, yang mana kau tak pernah percaya sebelumnya.

Membuatmu merasakan seperti apa rasanya tidak sendirian, berbagi banyak hal bersama.

Berterima kasih karena katanya kau sudah memberi warna berbeda dalam hidupnya.
Tidakkah hidupmu lah yang berputar lebih keras jauh dari titik awal mula.

Namun pada akhirnya kau tetaplah dirimu, seseorang yang selamanya menerima kata selamat tinggal.

Seseorang yang akan terus menjadi orang terakhir yang berdiri di persimpangan jalan.

Seseorang yang masih tidak tahu harus mengatakan apa pada kesunyian yang kembali menyapa.

Kau, tetaplah dirimu.

Hanya dirimu, sendiri.

Selalu.

- - -

"Kim jinhwaaaaaaaan..."

Gadis mungil sang pemilik nama yang tengah berjalan di koridor berhenti begitu mendengar seseorang memanggil namanya dengan lantang, kemudian gadis itu berbalik. Bola matanya membulat saat melihat beberapa murid laki-laki berlarian saling kejar menuju ke arahnya, dengan seorang yang tadi menyerukan namanya berada paling depan, sepertinya dialah yang tengah diburu oleh mereka yang berlarian tak jauh di belakang.

"Ada ap-"

Jinhwan tak sempat bertanya lebih lanjut ketika dengan cepat tangan kekar siswa itu meraih pergelangan tangannya, tanpa kata membawa gadis itu berlari bersamanya membuat jinhwan yang kebingungan mau tak mau dengan agak terseok mengikuti.

"YAAK.. KALIAN.... JANGAN KABUR... BERHENTI......"

Jinhwan menoleh ke belakang, entah kenapa merasa panik meski tak tahu menahu apa yang terjadi ketika dilihatnya beberapa siswa yang mengejar berjarak tak jauh dari nya dengan wajah merah padam.

"Kali ini apa lagi?" dengan nafas yang mulai agak tersenggal jinhwan bertanya pada siswa yang terus menariknya berlari. Siswa itu menoleh sebentar kearahnya namun tak menjawab hanya tersenyum kemudian mengerling sekilas ke belakang jinhwan sebelum berbalik kembali memandang ke arah depan bersamaan dengan genggaman yang terasa mengerat di lengan jinhwan. Pemuda itu sekali lagi tanpa aba-aba menarik jinhwan berlari lebih kencang dari sebelumnya, membuat gadis mungil yang sudah kuwalahan itu mendelik.

"Hei.. Hei... Pelan-Pelan.. Astagaaaa.."

Seolah tak mendengar pemuda di depannya justru menambah kecepatan larinya, nyaris jinhwan tersungkur karena hampir tak mampu mengimbangi. Gadis itu sudah pasrah terseret dengan kaki yang sudah hampir tak merasakan tanah di bawah pijakan saking lelahnya.

Pemuda tinggi itu menoleh lagi, tersenyum lebih lebar menatap gadis itu, masih berlari bahkan melewati ruang kelas mereka, mengabaikan pandangan heran seluruh murid disepanjang koridor tak terkecuali teman sekelas mereka yang jadi berhamburan keluar menatap mereka yang berlari menjauh sampai ke ujung koridor yang sejatinya adalah balkon di lantai dua bangunan sekolahnya. Gadis mungil itu tersentak ketika
Sekali lagi tanpa peringatan siswa yang juga teman sekelasnya itu menarik tubuhnya, jinhwan menjerit pelan dengan mata melebar merasakan tubuhnya melayang dalam dekapan hangat pemuda tinggi yang ternyata sudah membawa tubuh mereka berdua berada diatas pembatas balkon, kemudian melompat.

Too Plain To SeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang