5. Adek Kelas?

41 1 0
                                    

Senang rasanya ketika matamu
yang teduh itu hanya berpusat pada satu titik dan itu, aku.

Happy reading...

•••

"Nayra, ayo kerjain naskah. Kemarin lupa ih."

Nayra terkekeh, ia juga lupa seharusnya kan kemarin ia mengetik naskah drama.

Sekarang ini adalah pelajaran Indonesia tiap per kelompok di beri waktu menyeselesaikan naskah drama mereka.

"Yang lain mana?" tanya Nayra.

"Noh di pojok," mereka berdua pun menghampiri anggota kelompok nya yang lain.

Nayra duduk di sebelah Dafi. Mereka kali ini sekelompok.

Putri menaruh leptopnya di meja depan Nayra, "terus gua duduk dimana?" tanyanya.

"Ambil kursi lagi lah," ucap Dafi malas.

Putri segera mengambil kursi dan menaruhnya di samping Nayra.
Sedangkan di depan Nayra ada Lia dan juga Samira yang sedang bercanda.

"Nay lu yang kerjain dah, otak gua ga nyambung soal ginian," ucap Samira.

"Bilang aja lu males Nen," timpal Lia.

"Sia nenen-nenen wae, nama gua udah bagus-bagus, dajjal."

Semua yang ada di situ tertawa melihat keributan antara Lia dan Samira.

Nayra mengangguk, jari-jarinya mulai mengetik, sesekali ia terdiam untuk berfikir, "Ah gue tau nih," serunya.

Ketika yang lainnya sedang bercanda, Dafi malah melihat Nayra dari samping, dia menaruh salah satu lengannya di meja sebagai bantalan. Mata nya berpusat pada satu titik, yaitu Nayra. Seolah cewek itu adalah objek yang menarik di matanya.

Nayra yang merasa ada yang memperhatikan nya pun menoleh ke arah Dafi, "Kenapa?"

Dafi menggeleng, "lanjut aja."

Nayra mencoba fokus kembali pada pekerjaannya. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang aneh menjalar dalam tubuhnya. Nayra mengigit bibir bawahnya. Ada apa dengan dirinya?

"Jangan di gigit, nanti berdarah," Dafi memperhatikan cewek itu dengan intens.

"Eh? Iya maaf," ucapnya gugup, setelah itu Nayra merasakan tangannya di senggol, Putri mengisyaratkan agar dia melanjutkan pekerjaannya.

Saat ia ingin mengetik tiba-tiba ada lengan seseorang di atas keyboard leptopnya. Nayra mendengus, "Daf.."

"Hm?" Dafi berdehem menanggapinya.

"Awasin tangan lo, gue mau ngetik,"
Dafi tak mengubris perkataan Nayra.

Nayra berdecak sebal, lalu menyingkirkan sendiri tangan Dafi dari atas keyboardnya itu. Kini ia mulai mengetik kembali dengan tenang.

Lagi, Dafi menaruh lengannya di atas keyboard. Nayra masih bersabar untuk menyingkirkan nya.

Tak tinggal diam, Lagi-lagi Dafi menjahili Nayra dengan memegang tangan cewek itu yang sedang mengetik.

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang