7. Keanehan

66 2 0
                                    

Canda mu hilang, tawa mu sepi.
Semuanya terasa aneh atau mungkin aku nya yang sudah terbiasa dengan semua itu?

Happy reading..

•••

Nayra, Dhilla, Septi dan Diana berjalan menyelusuri lorong kelas 11 yang sedang ramai oleh siswa-siswi. Pelajaran kosong membuat mereka bisa keluar kelas. Sedangkan kelas Nayra kini sedang berlangsung pelajaran IPA dan kelompok mereka di suruh ambil mikroskop di Lab.

Suara tawa dari mereka terdengar jelas di lorong, sambil berjalan Nayra terus mengeluarkan leluconnya, begitu pula dengan ketiga sahabatnya.

Bahkan siswa-siswi yang sedang dilorongpun tak segan-segan menatap aneh ke arah mereka, namun siapa peduli?
Toh, yang penting mereka bahagia.

Nayra pun sudah membalikkan jaket jevan saat ia melewati kelas cowok itu.

Nayra menyenggol lengan Dania, "Gue ga bayangin kalo si Dhilla sampe berani lempar penghampus ke bu Yosa, nasibnya gimana sekarang?"

Septi dan Dania tertawa renyah, membayangkan bagaimana tadi Dhilla di suruh nulis panjang lebar di papan tulis padahal di buku paket juga ada, saat menulis Dhilla sesekali mengarahkan penghampus ke arah guru yang menurutnya kampret itu, ingin ia lempar tapi takut kena terkam.

"Tangan gua sampe ga tau lagi gimana cara nulis!"

Septi menepuk-nepuk pundak Dhilla, "Namanya juga nenek-nenek maklum kalo ngeselin."

"Guru woi bego," sahut Dania.

Kemudian mereka tertawa lagi, "gue bagian ngakak aja, udah cukup," kata Nayra sambil terus tertawa.

Dania melihat Nayra sekilas, "Nay kayaknya gua ga cinta lu."

"Ampe lo cinta gue , gue pukul." sahut Nayra cepat, tawanya seketika berhenti, muka nya sungguh tidak nyelow.

Septi menjitak Dania, "Jangan jadi temen gua kalo lu lesbi."

"Kayaknya gua salah pilih temen, golok mana?" Dhilla terus melangkah sambil menggeleng kepalanya aneh.

"Gua mau gombal kenapa jadi dibully masal?" Dania berdesis kesal.

"Rip Dania."

"yaudah emang kenapa lo ga cinta gue?" Nayra merangkul Dania agar cewek itu tidak lagi marah, sedangkan Dhilla dan Septi masih tertawa mengejek.

"Soalnya lucinta luna."

"Temen laknat."
Nayra mendorong Diana ke depan sedangkan Diana tertawa tanpa dosa.

Septi menunjukkan jempolnya tanda mendukung Diana, "Sa ae lu emang garpu somay."

"Eh gais ngomong-ngomong somay, gue kan tadi makan somay," Nayra berbicara lagi, cewek itu memang tak pernah berhenti bicara.

"Terus?" balas yang lain serempak.

"Abangnya nanya pedes apa kaga, lah kan gue belom makan ya, aneh emang si abangnya."

Dhilla memukul tangan Nayra pelan, "Kayaknya gue harus cari temen baru."

"kenapa?"

"lo melebihi kata ga waras."

Nayra mendesis, "Dikata lu waras."

"Dasar lu otak seafood." Celetuk Dania.

"Seafood?"

"Udang." jawab Dhilla, Septi dan Dania serempak.

"yee goblok.."

Setelah sampai di Lab IPA mereka mengambil mikroskopnya dan membawanya ke kelas mereka. Setiap kelompok pun disuruh melakukan percobaan dengan mikroskop itu.

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang