6. Perjuangan Jevan

148 1 0
                                        

Sudah waktunya apa yang aku inginkan harus ku perjuangankan.

Happy reading...

•••

Langkah seorang cowok berhenti di salah satu tempat yang ada di pinggir lapangan.
Ransel nya dia lempar ke sembarang arah lalu mengambil bola basket yang tak jauh dari tempat cowok itu berdiri.

"Main gak?" tanya nya pada temen-temen basketnya yang sedang duduk.

"Udah tadi ah capek gua," sahut temannya dan di angguki yang lain. Dafi pun mendribble bola nya bersiap main sendiri.

Dia melempar bolanya ke ring dengan teknik chest pass, masuk. Lalu mendribbel lagi beberapa kali.

Saat ia melemparkan bola basket itu untuk yang kedua kalinya ia tak sengaja melihat Nayra bersama seorang cowok sedang berbincang di lobby sekolah mereka. Matanya menyipit berusaha mengenali cowok itu, rasa nya ia kenal siapa cowok itu.

Sedangkan Nayra kini sedang berbincang dengan cowok yang di maksud Dafi itu, sejak pulang sekolah ia melihat cowok ini seperti menunggu seseorang di bangku depan kelasnya padahal bel pulang sudah berdering sejak 30 menit yang lalu.
Saat Nayra keluar dari ruangan PMR dan berjalan di lobby cowok itu menghampiri dan mengajaknya bicara.

"Lu udah mau pulang?" tanya cowok itu.

Nayra mangangguk polos, "iya, udah sore."

"Lu kenapa belum pulang?"

"Tadi nyiapin proposal PMR, lo sendiri kenapa belum pulang?" tanya Nayra balik.

"Gua nungguin lu."

"Lo mau nganterin gue balik?"

"Pede."

Mendengar itu Nayra sontak memukul cowok itu, "Terus lo ngapain kesini Jevan?"
Ya, cowok itu adalah Jevan.

Jevan terkekeh geli lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Mendung nih, kayaknya mau hujan." Jevan mengalihkan pembicarannya, jujur ia sangat gugup. Nayra yang menyadari itu lansung tertawa kecil, "Ga usah gugup sama gue kenapa, santai aja."

Berbeda dengan Jevan yang berusaha agar terlihat kalem meskipun gugup, Nayra seakan santai aja berbicara tanpa rasa malu bahkan gugup pada cowok itu. Nayra itu orangnya Friendly, jadi kalau sama orang baru gampang akrab.

Nayra mencoba menatap langit ke arah lapangan namun seketika dia terpaku, di lapangan ada Dafi yang sedang melihat ke arah dia dan Jevan. Nayra pun menarik Jevan masuk ke kelasnya agar Dafi tidak melihat mereka lagi.

Dafi yang melihat Nayra menarik cowok itu lantas mendengus kesal, "Ngapain mereka ke kelas yang udah sepi berduaan?"

Dafi melempar bola basket ke arah teman-temannya, mengambil ranselnya dan berjalan menjauh dari lapangan. "Gua cabut," teriaknya.

"Ngapain ke dalem kelas?" ucap Jevan setelah cewek itu menariknya masuk ke dalam kelas dia. Hati cowok itu kini berdegup kencang karena tadi Nayra memegang tangannya dan menariknya.
Padahal hanya memegang lho.

"Mau ngurung lo biar berduaan sama gua, gimana?" Nayra tersenyum jahil.

"Ha?"
Nayra tertawa mendengar respon cowok itu, lalu ia menghentikan tawanya berusaha tidak menggoda cowok itu lagi.
"Gue mau balik ah, udah sore."

"Lu balik naik apa?" tanya Jevan berusaha melawan debaran jantungnya yang kian memburu.
Kalem Jevan, kalem.

"Ojek onlen sih kayaknya."

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang