Part 1

1.7K 57 19
                                    

Mentari menampakkan dirinya malu-malu.  Suara kicauan burung terdengar di pagi hari membuat orang-orang semangat beraktivitas, padahal udara di pagi hari itu sangat dingin.  Bau khas tercium dari tanah yang basah, terkena air hujan semalaman.

Seperti biasa, gadis dengan rambut yang diikat satu itu berjalan menyusuri  koridor SMA Cakra Buana dengan seyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya. Ia terus berjalan hingga ia mendengar suara yang sangat tidak asing baginya yang membuat senyuman di wajahnya menghilang digantikan dengan wajah kesal.

“ALUNA” Teriak seorang cewek yang ada di belakang Aluna, Aluna pun menghentikan langkahnya dan berbalik dengan wajah malas.

“Masih pagi Mon, gak usah teriak-teriak” kesal Aluna saat Mona sudah ada di sampingnya, ia memandang Mona dengan wajah malas dan kesal.

Sebenarnya ini bukan hal biasa, Mona setiap pagi selalu saja meneriaki namanya.

“Hehe maaf lun” Mona tersenyum  lebar menampilkan deretan giginya “oh iyya lo udah ngerjain pr belum?” tanya Mona sembari mengikuti langkah Aluna menuju kelas mereka. Aluna hanya mengangguk tanpa mengucapkan apa-apa, setelahnya Mona langsung tersenyum sangat lebar membuat Aluna menatapnya malas dan memutar kedua bola matanya.

Aluna sudah tau apa maksud dari senyuman lebar Mona itu. Apalagi kalo bukan ingin menyalin Pr Aluna.

Sesampainya dalam kelas Aluna langsung membuka tasnya dan memberikan buku Prnya pada Mona dan diterima dengan senang hati oleh Mona.

“MORNING SEMUANYA” Teriak seorang cewek saat masuk ke dalam membuat semua penghuni kelas menatapnya dengan malas dan membuat seorang cewek yang di sebelahnya menutup telinganya.

“Cha lo bisa gak sih nggak usah teriak sakit nih kuping gue” Ucap Dinda yang sekarang memandang Acha kesal dan yang di pandang hanya cengar cengir.

Mereka berdua berjalan ke bangku mereka. Mereka duduk tepat di belakang Aluna dan Mona. Mereka berempat bersahabat sejak kelas satu, kecuali Aluna dan Mona mereka sudah bersahabat sejak smp.

“Mon, lo ngerjain apa sih serius banget?”Tanya Acha kepada Mona, karena sedari tadi Mona hanya sibuk menulis

“Pr dari Bu Bulan ” Jawab Mona tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

“Emang ada Pr?”Tanya Acha dengan wajah polosnya.

“Menurut lo?” Teriak Aluna, Dinda dan Mona sembari melihat Acha dengan pandangan malas, membuat Acha mendengus kesal.

“Kan gue cuman nanya” gumamnya, sembari berdiri dan berjalan ke arah samping Mona sembari memegang hpnya, dia berniat untuk memfoto Pr Aluna. Yah dia tahu bahwa Mona pasti menyalin Pr Aluna,  karena itulah kebiasaan mereka berdua menyalin Pr seseorang padahal mereka juga pinter.

“Lun gue liat yah” Ucapnya saat dia sudah memfoto Pr Aluna dan di balas anggukan oleh Aluna.

Kring...Kring....

Bel masuk sudah berbunyi padahal Mona dan Acha beleum selesai menyalin Pr mereka, padahal jam pertama mereka adalah Bu Wulan, guru yang paling ditakuti  oleh seluruh siswa kecuali Aluna. Aluna sebenanya juga takut pada Bu Wulan tapi yahh gitu dia selalu rasa takutnya terkalahkan dengan kekonyolannya dia hingga dia selalu saja mendapatkan hukuman dari Bu Wulan. Aluna dkk selalu saja membuat masalah dengan para guru menurutnya itu sudah menjadi kebiasaan dan hoby mereka.

“Gila yah siapa sih yang bunyiin bel, gak tau apa gue belum selesai nyalinnya” gerutu Acha tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. Dia tak sadar bahwa gerutuannya itu cukup besar hingga orang lain bisa mendengarnya termasuk seseorag yang baru saja masuk ke dalam kelasnya.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang