Part 3

903 35 0
                                    

Pintu rooftop terbuka menampilkan gadis yang mampu membuat seorang Devano Alexender terkalahkan.

“Seneng bisa main basket lagi” Ucap laki-laki itu dengan dingin yang masih memunggungi Aluna
Aluna berjalan ke arah  laki-laki itu saat tinggal selangkah lagi dia sejajar dengan laki-laki itu dia berhenti sembari menundukkan kepala.

“Maaf bang” Ucap Aluna lirih membuat orang yang di depannya itu menghela nafas berat lalu membalikkan badannya lalu memegang kedua bahu gadis di hadapannya membuat gadis itu mendongak dengan mata berkaca-kaca. Yah laki-laki itu adalah Deon Felix Smith.

“Kenapa” Tanya Deon lirih.

“Gue kangen sama basket bang, lu taukan gue suka banget sam basket. Sejak dulu gue selalu basket tiap hari tapi sejak Alana pergi gue harus ninggalin hal yang gue suka” Ucapnya tanpa melihat ke arah Deon, membuat deon menurunkan tangannya dari bahu gadis itu.

“Lun” ucap Deon lirih.

“Gue juga pengen bahagia bang, gue juga pengen ngelakuin hal yang gue suka, gue gak sakit bang yang sakit tuh Alana bukan gue, seharusnya lo semua ngerti, kalian semua bilang sayang sama gue tapi apa? Lo semua malah buat gue tertekana dengan segala aturan yang seharusnya aturan itu untuk Alana” Ucap Aluna tanpa memandang ke arah Deon
Alana Anantasya Smith adalah saudara kembar Aluna.

“Lun gue ngerti, tapi lo tau kan Bunda khawatir sama lo, lo tega buat Bunda sedih dengan keegoisan lo”Ucap Deon.

“Kalian juga egois” Aluna berbalik menghadap Deon “Sudahlah lagian gue juga udah gak bisa lakuin apa yang pengen gue lakuin walaupun gue mau” Setelah mengatakan itu Aluna meninggalkan Deon sendiri.

“Maafin gue Lun” Deon menghela nafas kasar sembari mengusap wajahnya kasar dengan telapak tangannya lalu ikut meninggalkan tempat itu karena bel masuk sudah bunyi sejak tiga menit lalu.

***

Setelah bel pulang bunyi Aluna langsung menuju parkiran bersama teman-temannya.

“Cafe yuk”Ajak Acha dan diangguki oleh ketiganya.

Mereka pun masuk ke dalam mobil mereka masing-masing lalu menjalankan mobil mereka menuju cafe tempat biasa mereka nongkrong.
Tak lama kemudian mereka sampai di tempat tujuan mereka.

“Kalian pesan apa?”Tanya Mona.

“Gue kayak biasa aja deh”Jawab Aluna.

“Gue juga”Jawab Acha.

“Gue juga” Jawab Dinda dan diangguki oleh Mona. Lalu setelahnya Mona memesan makanan yang mereka pesan.

“Gue gak nyangka kalo Luna jago main basket”Ucap Acha tiba-tiba, membuat Aluna terdiam.

“Hm”Jawab Aluna tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

“Lo kenapa gak pernah bilang sih kalo lo tuh jago basket”Tanya Dinda ke Aluna.

“Kalian galk pernah nanya”Bukan Aluna yang menjawab melainkan Mona karena Mona tau Aluna akan bersikap dingin jika membahas basket, karena dia selalu ingin melakukannya kecuali kalo diajak bermain baru dia akan bersikap santai.

“Gue nanya Aluna Mon bukan lo”Balas Dinda kesal dan diangguki oleh Acha.

“Mona benner”Jawab Aluna membuat Mona tersenyuma menang sedangkan Dinda merenggut kesal.

“ish”dengus Dinda.

“Tapi Mona benner juga kok Din”Sahut Acha

“Iya sih, Tapi kan...” Ucapan Dinda terpotong karena makanan mereka telah datang.

“Mending kalian makan gak usah nanya-nanya hal yang gak penting”Ucap Aluna membuat mereka diam dan langsung makan makanan mereka.

***

Setelah pulang dari cafe Aluna langsung pulang ke rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Mereka pulang saat magrib.

Saat Aluna sedang berdiri di balkon kamarnya setelah ia membersihkan tubuhnya.

“Gue kangen kalian”Ucap Aluna lirih dengan mata berkaca-kaca.

“Aluna waktunya makan malam”Teriak Deon dari luar pintu kamar.

“Iya bang”Sahut Aluna sembari menghapus air mata yang tak sengaja jatuh.

Aluna berjalan menuju luar kamar lalu turun ke meja makan.

“Selamat malam semua”Ucap Aluna dengan senyuman yang sangat manis namun penuh dengan luka.

“Malan sayang”Sahut mereka yang ada di meja makan

Aluna pun duduk di samping kursi Deon.

“Oh iyya sayang, besok kamu jangan lupa buat chek up yah”Ucap Bunda Aluna.

“Aluna gak sakit Bun ngapain chek up-chek up segala”Jawab Aluna kesal.

“Aluna”Sahut Papa Aluna.

“Ish. Iyya-iyya”Sahut Aluna kesal.

“Besok pulang sekolah langsung pulang, Bunda yang akan nganter kamu ke dokter”Titah Bunda dan diangguki oleh Aluna.

Setelah makan Aluna langsung pamit untuk ke kamarnya dan beristirahat.

“Lan lo tau gak sih gue benci Bunda yang kayak gini”Ucap Aluna pada foto Alana dan dirinya saat sudah ada dalam kamar, lalu matanya beralih menatap kalung yang ia pakai.

“Aku kangen sama kamu”Ucapnya lirih sembari memegang kalung yang ada pada lehernya.

“Aku harap kita kembali ketemu dan aku harap rasa itu masih sama”Ucapnya lirih sembari melihat ke arah luar jendela yang terhubung dengan balkon kamarnya lalu tak lama kemudian Aluna pun masuk ke dalam mimpi.

***
Hai gaissssssss
Back to my story h3h3
Don't forget to vote and coment
Ily 3000000 for readers
And thank you for you reading

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang