Part 4

885 31 4
                                    

Sekarang Aluna berada di depan ruangan yang bertuliskan Dr. Alex. Seperti yang dikatakan Bundanya kemarin bahwa hari ini ia harus chek up.

“Bagaimana dok?”Tanya Bunda Aluna.

“Dia tak apa-apa. Sehat”Balas Dr. Alex dan diangguki oleh Klori -bunda Aluna.

“Aku kan juga udah bilang bun, aku tuh sehat gak kenapa-kenapa”Ucap Aluna yang membuat Klorin langsung memberi tatapan tajam pada Aluna, sedangkan Dr. Alex hanya terkekeh mendengarnya.

“Tapi tetap saja kau harus chek up Aluna”Ucap Klorin kesal.

“Tap-“ucapan Aluna terpotong oleh ucapan Dr. Alex.

“Bundamu benar Lun, hanya jaga-jaga saja”Ucap Dr. Alex. Aluna tak menghiraukan ucapan Dr. Alex dia langsung keluar dari ruangan tanpa mengucapkan apa pun.

Dia berjalan menuju parkiran dengan wajah yang ditekuk. Apa mereka pikir aku sakit seperti Alana gitu? Aku sama Alana kan beda yah walaupun kembar sih, pikir Aluna.

“Aluna tunggu Bunda”Teriak Klorin dari arah belakang tapi bukannya berhenti Aluna malah langsung masuk ke dalam mobil dan langsung diikuti oleh Klorin.

Selama perjalanan Aluna hanya diam begitupun dengan Klorin sampai Aluna masuk ke dalam kamar pun Aluna masih tak berbicara pada Klorin bahkan pada makan malam seperti sekarang.

“Bagaimana kata dokter?”Tanya Alvan –Ayah Aluna.

“Seperti biasa”Jawab Bunda yang melirik ke arah Aluna membuat Alvan mengerti kalo Aluna sedang marah. Aluna memang seperti itu selalu marah setiap habis chek up.

“Aluna Ayah sama Bunda melakukan it-“Ucapan Alvan terpotong oleh Aluna.

“Demi kesehatan aku kan?”Potong Aluna dan melirik ke arah Alvan dan Klorin bergantian.

“Aku tau yah tapi cara kalian seakan akan kalo aku tuh sakit”Lanjut Aluna lirih membuat ketiganya menghela nafas kasar.

“Bukan gitu Lun”Lagi- lagi Aluna memotong perkatang orang yang ada di meja makan
“Iyya aku ngerti”Potong Aluna.

“Kalian yang gak pernah ngertiin aku. Aku capek, aku pengen bebas dan mulaisekarang aku akan melakukan apa yang seharusnya aku lakukan” setelah mengatakan itu Aluna langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnnya meninggalkan ketiga orang yang menatapnya tak percaya dan meninggalkan Klorin yang kini telah berkaca-kaca. Apa yang aku lakukan salah, begitu pikir mereka.

***

“DEV WAKTUNYA MAKAN MALAM”Teriak caca –mama Devano, dari ruang makan.

“IYYA MA”Balas Devano kesal dari dalam kamar.

“Mama bisa gak sih gak usah teriak-teriak”Ucap Devano saat sudah sampai di meja makan.

“Emang tuh mama kerjaannya teriak mulu”Ucap seorang gadis yang membuat Devano melihat ke arah gadis itu terkejut tapi dengan cepat dia merubah raut wajahnya membuat gadis itu mendengus kesal.

“Lo gak nanya gitu kapan gue balik? Emang lu gak kangen gua”Tanya kesal gadis itu.

“Gak”Balas Devano datar membuat gadis itu semakin kesal.

“DEVANO ALEXANDER KAPAN SIH GAK DINGIN-GINGIN AMAT”Teriak gadis itu membuat Devano menatapnya dengan malas.

“Flo jangan teriak-teriak papa mau makan dengan tenang ini”Tegur Andre –Papa Devano membuat semuanya diam lebih tepatnya Flora Alexander adik Devano yang tinggal di US
Setelah makan malam Devano langsung menuju kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang