Secret Admirer

336 32 0
                                    

SECRET ADMIRER

Saat kau berkata jatuh cinta itu berjuta rasanya. Maka aku akan berkata, jatuh cinta itu semiliar juta rasanya.

            DIA adalah Cho KyuHyun. Seorang yang selalu datang pagi-pagi sekali dan tidur di belakang sekolah. Setelah beberapa saat lamanya,ia akan terbangun ketika jam besar sekolah mulai berdentang. Dan masuk ke kelas yang sama denganku. Pria itu tampan dan sangat populer. Dengan wajah yang sendu dan sangat ramah. Tak terkecuali padaku. Begitulah. Saat musim berganti. Cho KyuHyun, nama itu akan selalu jadi urutan paling atas yang dicari siswa seantero sekolah. Begitu juga aku.

            Seperti pagi ini. Dengan tergesa aku memakan roti gosong buatan ayahku. Yah, ibuku sudah tiada. Hanya aku dan ayah. Seorang ayah sekaligus ibu. Aku memasang sepatuku dengan cepat. Mengepang rambutku yang berwarna kecokelatan. Dan memandangi foto ibu yang memang selalu berteger di dekat pintu dan dimanapun kami berada. Kata ayahku, dengan begitu aku dan dia bisa merasakan bahwa ibu masih ada dan tinggal bersama kami. Begitu besarkah cinta ayah untuk ibu?. Aku benar-benar bangga terhadap mereka. seperti itukah cinta? Apa sehebat itu?.

            “ Ki-ya... hati-hati nak. Dad sudah memperbaiki sepedamu!” Teriak Dad dari dapur dan melongokkan kepalanya kilat ke arahku. Aku terkekeh melihat celemek ayahku yang masih sama dengan celemek ibuku 7 tahun yang lalu. ayahku benar-benar mencintai ibu.

            “ Ya Dad, Dad aku pergi, saranghaeyo,” ucapku memberikan kiss bye pada ayah hebatku itu. Ayahku itu mengangguk dan terkekeh karena ulahku.

            Aku bergegas keluar. Kubenarkan letak kacamataku dan memasukkan tasku ke dalam keranjang sepeda yang sudah diperbaiki ayah. Beberapa hari yang lalu keranjang sepedaku dan ban sepedaku rusak dan kempes. Aku mengeluh ketika pulang ke rumah. Mengumpat tak jelas karena itu adalah ulah-ulah orang yang selalu mengerjaiku. Aku menghela napas panjang dan mengamati pintu kayu rumahku. Kami bukan keluarga kaya raya. Ayah hanya seorang koki tak lebih. Sedang ibu adalah seorang koki juga. Kami memiliki toko makanan yang dibuat sendiri oleh ayahku dan beberapa asistennya. Hanya saja saat ibu telah tiada. Ayah hanya menerima pesanan dari luar. Karena menurutnya ayah akan fokus padaku dan mencari pekerjaan yang lebih tetap. Bukankah itu membanggakan?

            Kukayuh sepedaku perlahan. kukenakan helm sepeda yang memang diberikan oleh ayahku. Setiap pagi aku selalu datang lebih awal. Karena aku ingin bertemu dengan seseorang. Yah, dia KyuHyun yang selalu datang di pagi hari, seperti hari ini. Setiap hari aku berpapasan dengannya di jalan. atau berhenti di lampu merah yang sama. hari ini aku datang lebih pagi. Ingin melihatnya lebih lama dan menunggunya dari halte yang tak jauh dari rumahku.

            “Apa dia akan lewat sini?” Desisku lebih pada diriku sendiri. Kulihat orang-orang yang masih sepi. Mungkin terlalu pagi. Aku mendudukan tubuhku ke sandaran halte. Menunggu pria itu datang dengan motor besarnya. Hanya itu, tak lebih. Selama 2 tahun ini, aku hanya melihatnya dari kejauhan. tak berani hanya untuk sekedar menyapanya. Melihatnya tertawa membuatku ingin tertawa juga. Aku adalah orang yang terlupakan. Dimana seluruh kelas mungkin tak pernah sadar bahwa aku ada di dalamnya. Tapi KyuHyun tidak, ia selalu tersenyum padaku., atau hanya aku yang terlalu besar kepala?.

            Aku menilik sisi jam yang melingkar manis di pergelangan tanganku. Jam ibu. Kata ayah itu adalah milik ibu dan diberikannya untukku. Aku mengusap tengkuk-ku dan menghela napas berat. menolehkan kepalaku beberapa kali ke ujung jalan berharap Pria itu datang dengan motornya yang kencang. Kemudian seperti biasanya. Aku akan menyusulnya dengan sepeda dan mengayuhnya kencang.

            “Apa benar tak akan datang?” Keluhku saat aku melihat ini sudah lebih dari 30 menit. Aku menghela napas kecewa. Padahal aku sudah hampir mati beku karena Seoul cukup dingin hari ini. Kutiup telapak tanganku dan mengenakan sarung tangan yang memang selalu diletakkan oleh ayahku di sisi ranjang. Aku membuka memo kecil dari ayah.

The Collection of Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang