PART 5

1.3K 175 32
                                    

Sensasi pertama yang dirasakan tubuhnya ketika bereaksi adalah gumpalan cairan yang ingin segera mengeluarkan diri dari dalam perutnya.

Chanyeol tak sempat memproses keadaan sekitar ketika matanya tiba-tiba terbuka. Begitu ia menangkap pemandangan pintu abu-abu yang dikenalinya di depan mata, pemuda itu langsung beranjak turun dan memuntahkan isi perutnya di dalam sana. Bayang-bayang bagaimana makhluk itu merobek leher seseorang masih membekas dalam pikirannya.

"Kau baik-baik saja?"

Setelah berdiam diri selama beberapa saat dengan kedua lututnya di sana, Chanyeol menoleh. Didapatinya sosok Daniel di ambang pintu, bersama Yoongi dan seorang gadis yang memunggunginya di belakang. Chanyeol mengusap sudut bibirnya sebelum bangkit menuju wastafel dan membasuh wajahnya, menghapus sisa-sisa bercak kemerahan yang mengotori sekujur tubuhnya.

"Jadi ini bukan mimpi?"

"Kau masih mau berharap ini mimpi setelah melihat darah-darah itu?" Yoongi memandanginya lurus dengan tangan terlipat di depan dada. "Kau betulan pingsan, sialan. Aku panik setengah mati karena makhluk itu berada tepat di belakang kita."

Daniel menyodorkan segelas air putih yang langsung diteguknya hingga habis, lantas memperhatikan seisi ruangan. "Terima kasih."

Bau alkohol memenuhi seisi ruangan dengan botol-botol obat merah bertebaran di lantai. Deretan ranjang di sisi kiri ruangan berjajar tak beraturan. Sementara meja di samping pintu kamar mandi dipenuhi dengan balutan perban dan plester yang sudah tak berbentuk, seisi kotak obat yang terpasang miring di atasnya berhamburan keluar hingga menjuntai ke bawah.

Yoongi mendengus, lalu melanjutkan kalimatnya. "Beruntung Daniel dan Sowon berada di sekitar tangga dan kami menyeret tubuhmu kemari. Jika tidak, mungkin kita berdua sudah jadi kanibal mayat hidup."

Chanyeol berusaha mencerna perkataan Yoongi. Barangkali itulah alasan mengapa sepanjang lutut hingga kakinya terasa menjijikan dan penuh merah kehitaman. Mereka menyeret tubuhnya seperti mayat sepanjang sepuluh kaki di atas lantai penuh genangan darah dan serpihan daging busuk. Namun selain itu, tubuhnya baik-baik saja. Luka pada lututnya sudah dibebat perban.

Dilihatnya langit gelap tak berawan dari jendela. Membuatnya berjengit dalam hati memikirkan hal mengerikan apa saja yang terjadi selama dirinya tak sadarkan diri. "Berapa lama aku pingsan?"

"Sekitar tiga jam?" Sowon menjawab.

"Bagaimana—"

"Kami tidak tahu." Yoongi memotong lebih dulu sebelum Chanyeol sempat bersuara dengan raut wajah terkejutnya yang kentara. Seakan Yoongi dapat membaca isi pikirannya.

"Seharusnya Jihyo baik-baik saja." Daniel menjawab rasa khawatir Chanyeol. "Hanya kami berdua yang terpisah. Lisa ada bersama Jihyo sebelum kami terbawa arus kerumunan. Mungkin mereka masih berada di sekitar kelas."

Chanyeol menelan ludah. "Lalu yang lain di mana?"

"Eunwoo dan Jungkook pergi ke kantin saat pelajaran ketiga berakhir." Sowon menundukkan pandangan. Tangannya tampak bergetar. "Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan mereka sekarang. Lalu soal Jaemin ...." Sowon menoleh ke arah Daniel.

"Apa yang terjadi padanya?" Yoongi tampak penasaran.

Daniel terdiam. Keningnya mengerut kala kepalanya memutar ulang waktu di mana ia melihat Jaemin untuk yang terakhir kali. Ia menceritakan kembali dengan pelan apa yang terjadi pada Jaemin sore itu. Ketika ia meninggalkannya sebentar dan setelah itu yang terjadi hanyalah kekacauan. "Sumbernya dari arah yang sama ... ketika aku meninggalkan Jaemin."

Dead Attack I : The Tragedy [REVISI VER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang