PART 7

1.1K 183 30
                                    

Mereka benar-benar perlu berterima kasih atas tindakan sinting Mingyu.

Koridor depan menjadi lengang. Kesempatan emas bagi Sowon dan Taeyong untuk melarikan diri secepatnya dari sana, sebelum ada keributan lain. Sowon setuju untuk mengikuti tujuan Taeyong pergi ke ruang kesehatan dan mendengar penjelasan situasi yang dihadapi mereka sebelum ini.

Tetapi ketika keduanya bersiap untuk berangkat, wajah Mingyu mendadak muncul di kaca jendela, menempel seperti habis melihat hantu. Raut mukanya kelihatan lebih lemas dan lesu, ditambah bibir pucat dan mata sendu minta istirahat. Belum ada satu hari mereka di sana, tapi penampilan Mingyu sudah seperti gembel yang tak makan berhari-hari di jalanan.

Taeyong tersentak, hampir menjatuhkan barang-barang di tangannya. "Woah, kau membuatku terkejut." Matanya menyipit, memperhatikan wajah Mingyu sebelum akhirnya beranjak ke arah pintu. "Kau terlihat seperti zombie."

"Kau digigit?" Sowon muncul dari balik punggung Taeyong dengan wajah terkejut. Kemudian terdiam sejenak, lantas berkata, "Kau betulan muntah?"

Mingyu hanya merespons dengan pandangan lesu. Kini ia mempertanyakan kewarasannya sendiri sebagai manusia. Ini baru permulaan, bagaimana ke depannya? Apa yang akan terjadi padanya? Pingsan dan dikeroyok zombie di tengah jalan? Atau bahkan tewas karena terlalu banyak muntah.

"Muntah?" Taeyong mengerutkan dahi memandang keduanya bergantian. Ia menggelengkan kepala, kembali fokus. "Kita bicarakan nanti sebelum ada yang datang. Ayo, Mingyu. Kita pergi ke ruang kesehatan."

"Ke mana perginya zombie-zombie yang mengejarmu?" Sowon berbisik. Kakinya mengendap-endap agar tak menyandung mayat. Kepalanya pun sesekali menoleh ke belakang, barangkali gerombolan mahkluk itu ada di sana.

"Koridor tengah." Mingyu menjawab seadanya.

Dengan berkumpulnya zombie di koridor tengah, sebagian besar koridor lain menjadi sepi. Hanya terlihat beberapa saja yang terkurung di dalam ruang kelas, mengendus-endus jendela dan berusaha menjerit walau suaranya hanya akan terdengar kabur dari luar. Ketiganya sampai dengan selamat tanpa hambatan di ruang kesehatan yang tak berpenghuni.

Lampu dinyalakan. Walaupun kosong, tapi ruangan bernuansa putih itu tampak kacau. Rak obat-obatan di dinding tergantung miring, menjatuhkan isinya yang sedikit berceceran di lantai. Sementara meja dan kasur dan benda apa pun di atasnya berserakan. Pecahan botol kaca, cairan obat, kapsul-kapsul obat dan perban menghiasi permukaan lantai. Bercak darah tipis-tipis membentuk jejak keluar pintu, meninggalkan cap tangan pudar pada daun pintu.

Sowon merinding, membayangkan apa yang dialami orang sebelum mereka. Ia bergerak menjelajahi ruangan yang tidak lebih besar dari ruang kesehatan di lantai dua. Tirai-tirai di sisi kiri ruangan banyak yang tertutup dan setengah terbuka. Tangannya bergerak untuk membuka tirai-tirai tersebut, siapa tahu menemukan barang berguna.

Namun begitu ia menarik tirai terakhir, spontan ia menutup mulut. Matanya melebar dengan suara terkejut yang ditahan-tahan.

"Apa? Ada apa?" Taeyong menghampiri Sowon. Tak butuh waktu lama hingga ia menunjukkan reaksi yang serupa dengan gadis itu.

Bau amis menyeruak masuk memenuhi indra penciumannya. Dahinya mengerut dalam, merasa jijik dengan bau sekaligus dengan pemandangan yang jauh dari kata manusiawi di hadapannya. Mingyu yang sibuk mencari obat mual di belakang, akhirnya bersuara. "Kalian melihat mayat, ya?"

Taeyong menoleh, masih dengan tangan menjepit hidung. "Bagaimana kautahu?"

"Wajah kalian mengatakan semuanya." Ia mengedikkan bahu. "Jadi bisa tolong tutup tirainya? Aku mau muntah." Mingyu memalingkan wajahnya kembali pada rak obat di atas meja, sebisa mungkin irit bicara menahan gejolak menjijikan dari perutnya yang berusaha melarikan diri lewat kerongkongannya.

Dead Attack I : The Tragedy [REVISI VER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang