"Maaf."
Jungkook bergeming. Ia menoleh ke belakang begitu menyadari Yoongi tengah menatapnya sembari menghela napas. Dahinya mengerut samar sebelum kembali berbalik dan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. "Untuk apa?"
"Soal Lisa," ucap Yoongi halus. "Dan Jaemin."
"Kenapa kau harus minta maaf?"
Yoongi tak langsung menjawab. "Hei."
Jungkook kembali menghadap Yoongi. Sebelah alisnya naik seolah bertanya menunggu jawaban Yoongi. Sepasang mata sipit pemuda berkulit pucat itu memandangnya dingin, seakan berusaha mencium bau mencurigakan dari Jungkook. Tetapi kemudian ia mendengus kecil dan memalingkan wajah. "Lupakan saja."
Tanpa banyak bertanya, Jungkook sudah sibuk sendiri. Yoongi menggelengkan kepalanya samar. Ia sedikitnya masih memikirkan tentang kejadian kemarin. Lalu kini ia menyadari bahwa Jungkook mendadak mirip dengannya. Yoongi awalnya tak terlalu memperhatikan sampai ia merasa agak terganggu dengan Jungkook yang terus mencuri pandang curiga padanya sejak kemarin. Anak itu tiba-tiba tak banyak bicara.
"Kita akan menemukannya."
"Siapa?" tanya Jungkook tanpa berbalik.
"Lisa."
Jungkook tak membalas. Ia hanya berdeham samar dan berdiri. Yoongi pun tak berkata apa-apa lagi. Mereka akhirnya memutuskan untuk keluar. Menurut perkiraan waktu, seharusnya saat ini teman-teman mereka sudah berhasil menginjakkan kaki di luar gedung. Dengan begitu mereka tak perlu menunggu terlalu lama hingga busnya ditemukan. Semuanya sepakat untuk bertemu di pelataran depan gedung.
Koridor sekitar menjadi sepi berkat peralihan perhatian dari ponsel yang mereka korbankan. Seharusnya menjadi mudah bagi keduanya untuk langsung menuju tangga bagian kiri. Namun ketika mereka hampir berada di mulut tangga, suara geraman terdengar dari atas.
"Terdengar tidak aman." Yoongi mendecak. Hanya ini jalan satu-satunya yang ada dalam rencana. Mereka tak bisa lewat tangga bagian kanan karena ada banyak zombie berkumpul di ujung lorong bagian kanan gedung.
Jungkook menghela napas. Ia melangkah melewati Yoongi, bersembunyi di balik tembok dan mengintip. Tidak ada apa-apa di sana. Hanya suara geraman yang terdengar banyak dan dekat. Ia menelan ludah dan meremat gunting di tangannya. "Aku akan melihat ke atas," ucapnya tanpa memandang ke arah Yoongi.
Yoongi memelotinya. "Kita periksa bersama saja."
Tanpa memberi persetujuan, Jungkook berjalan lebih dulu diikuti Yoongi. Tak dapat berbohong bahwa jantungnya saat ini berdegup kencang mengira-ngira apa yang akan dilihatnya begitu mereka berbelok. Dengan meraba dinding, kakinya mengambil jarak sedikit lebih banyak kalau-kalau mereka harus mendadak kabur.
"Lisa!"
Keduanya membeku di tempat. Jungkook spontan mengangkat kepalanya dengan netra melebar. Lantas segera mempercepat langkah mengabaikan suara-suara geraman yang bisa saja merenggut nyawanya di atas sana.
"Jungkook, tunggu!" seru Yoongi seraya berbisik. Ia mendecak kesal mau tak mau menyusul pemuda itu. Tangannya bersiap menggenggam gunting erat-erat mengantisipasi munculnya zombie dari balik dinding tangga.
Namun sebelum sampai di pertengahan tangga, ia dikejutkan dengan sosok berbadan besar mendarat kasar di hadapannya, bersama seorang pemilik rambut sebahu yang mengaduh kesakitan dari balik tubuhnya. Jungkook baru saja hendak membuka mulutnya kala dua tubuh lainnya terjun bebas ke bawah. Seketika lorong tangga menjadi penuh.
"Kau!" seru Yoongi tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.
"Sial, cepat lari!" Daniel segera bangkit dengan tangannya menahan kepala seseorang yang berusaha mendekatinya. Ia meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya dengan darah mengalir bebas lewat hidungnya. Kepalanya pening akibat membentur lutut siapa pun yang turut membuatnya jatuh tanpa persiapan ke bawah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Attack I : The Tragedy [REVISI VER]
Fanfiction⚠️ CERITA BERBEDA DARI VERSI LAMA⚠️ Dead Attack I: The Tragedy Peristiwa itu mengubah segalanya. Peristiwa pada sore hari itu akan selamanya terus membekas di ingatan mereka yang berhasil melarikan diri dari sekolah. Lapangan yang penuh dengan tawa...