Matahari seolah lenyap tanpa kabar. Atau mungkin hanya enggan untuk menampakkan diri di tengah kehancuran yang tak berujung, tak peduli walau langit cerah sudah bersiap untuk menyambut kedatangannya.
Masih melekat di ingatannya tentang bagaimana sore itu, ketika semuanya masih baik-baik saja, dengan matahari yang mengusir hawa dingin di lapangan tandus, ketika kakinya hendak melangkah tanpa beban, tanpa tahu akan ada sesuatu yang buruk terjadi.
Tapi bagaimanapun, itu hanya memorinya.
Lamunannya terhenti kala merasakan setetes air membasahi punggung tangannya. Kepalanya menengadah ke atas, disusul dengan jatuhnya tetesan air lain yang mengenai wajahnya.
Ia kemudian duduk di sisi pilar penghubung antar bangunan, menggantungkan kedua kakinya bebas di udara. Tak berniat untuk mencari tempat berteduh karena dirasa hanya akan gerimis sebentar. Sesekali manik matanya mengarah ke bawah, mengikuti arah beberapa makhluk kaku yang berjalan ke sana kemari tanpa arah.
Apa yang sedang menimpanya saat ini, bahkan ia belum bisa menemukan petunjuk.
Semuanya ... ia tak tahu harus menyebutnya sebagai apa.
Ia lalu menghela napas pelan. Rasanya sudah terlalu putus asa untuk melanjutkan semua ini. Bahkan untuk hidup, ia tak yakin bisa bertahan sampai akhir.
Setelah teman-temannya pergi meninggalkannya satu per satu, ia tak punya alasan lagi untuk bertahan. Tapi ia tahu, masih ada orang lain yang bisa ia pertahankan.
"Bukankah begitu, Na?"
• • •
publish: 5 Juli 2024
welcome to Dead Attack I: The Tragedy🙆🏻♀️
akhirnya kesampaian buat publish versi baru😔✊🏻 kali ini prolognya berbeda sama versi lama, bukan lisa yang terjebak di toko bahan makanan lagi
aku harap kalian akan suka dengan versi baru ini, maaf kalau masih banyak kekurangan karena aku pun masih harus banyak belajar🙇🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Attack I : The Tragedy [REVISI VER]
Fanfic⚠️ CERITA BERBEDA DARI VERSI LAMA⚠️ Dead Attack I: The Tragedy Peristiwa itu mengubah segalanya. Peristiwa pada sore hari itu akan selamanya terus membekas di ingatan mereka yang berhasil melarikan diri dari sekolah. Lapangan yang penuh dengan tawa...