Levanter |08|

139 16 0
                                    

Ruangan itu dipenuhi oleh para penggemar yang membawa light stick dengan tulisan tiga huruf, logo SKZ. Lampu-lampu dimatikan, namun gemuruh teriakan penggemar belum juga mereda meskipun acara belum resmi dimulai.

Liuna menjadi harap-harap cemas di depan stage. Ini hanya penampilan setengah durasi dari lagu Victory Song, mungkin tak akan sampai dua menit. Tapi tetap saja, penggemar mana yang tidak merasakan deg-degan ketika boy band kesayangannya akan tampil?

Stray Kids muncul menaiki panggung. Penggemar bersorak, para member membentuk formasi dan mengambil tempat masing-masing. Dari atas panggung, Hyunjin menemukan Liuna ikut menyemangati mereka dari bawah panggung. Seperti menyadari bahwa dirinya memandangi gadis itu, perempuan dengan usia Sembilan belas tahun itu mengangkat tangan tinggi-tinggi dengan gestur bibir seolah-olah mengatakan, “Hwaiting!”

Hyunjin tersenyum tipis, mengangguk. Tepat di detik kelima, musik intro dari Victory Song dimainkan. Panggung berubah panas dalam seketika dibakar sorakan penggemar yang membahana.

Termasuk teriakan Liuna juga didalamnya.

***

Sugohasseyo,” ucap staf tata busana dan tata rias saat Stray Kids selesai perform dengan menakjubkan.

Gomapseumnida!” balas Stray Kids, mengambil tempat duduk masing-masing untuk bersitirahat. Beberapa memilih langsung berganti baju, beberapa lagi memilih mencari air minum untuk menghilangkan dahaga.

“Ah, tunggu sebentar, noona. “ Hyunjin menahan seorang staf coordi noona yang tengah menarik hanger berisi baju ganti untuk para member “Liuna eodiya?” tanyanya. (Dimana Liuna?)

Eoh? Mollayo, tadi dia di arena untuk merekam kalian. aku tak tahu dia pergi kemana sekarang.” Jawab staf itu, dia memang belum melihat Liuna sejak tadi.

“Oh, arasseo. Kamsahamnida, noona.” Hyunjin menundukkan badan sedikit, noona itu mengangguk dan menarik kembali hanger yang ada ditangannya. Baru saja Hyunjin hendak mencari sosok mungil dengan kulit cokelat itu jika saja suara derap langkah kaki berlari tak memasuki indra pendengarannya.

Pintu dibuka secara kasar. Liuna terengah di daun pintu.

Ya! Sugohasseoyo, uri Sekijeu! Jinjja ...” Liuna berteriak histeris. Dia masih kesulitan mengatur napas, salahkan dirinya yang tak sabaran untuk keluar dari arena dan segera menuju back stage dengan tergesa. “Kalian benar-benar keren! Lihat ini!”

“Kau ini, kukira ada apa.” Hyunjin mengahampiri Liuna, rambut gadis itu terlihat acak-acakan dan ada sedikit bercak peluh dikeningnya. “Perhatikan dirimu, Liuna. Kau terlihat berantakan. Seperti orang gila.”

Hyunjin menyeka peluh dikening Liuna dengan lembut menggunakan ujung lengan busana yang dikenakannya. Lalu menyisir rambut gadis itu dengan jari-jarinya yang telaten. Liuna sempat kaget dengan perlakuan tiba-tiba yang Hyunjin berikan. Ditambah tubuhnya yang begitu dekat dengan Hyunjin, membuatnya bisa mencium parfum laki-laki itu yang bercampur dengan keringatnya. Membuat kesan Hyunjin yang imut dan kekanakan dikepalanya segera tergantikan dengan Hyunjin yang gentle dan perhatian.

Sial, ada apa dengan diriku? batin Liuna mulai gusar.

“Selesai! Kau tampak lebih baik sekarang,” puji Hyunjin senang saat melihat hasil kerja tangannya.

Aa... Go-gomawo,” ucap Liuna, tanpa sadar menghela napas lega saat Hyunjin sudah membuat jarak dengannya.

“Ah, dimana Jeongin? Kurasa dia orang pertama yang ingin melihat rekaman ini.” Liuna segera berlalu. Alasannya saja ingin mencari Jeoingin. Karena sebenarnya, Liuna tengah menyelamatkan dirinya sendiri dari serangan jantung mendadak.

Levanter [Hwang Hyunjin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang