Note: pokoknya harus nangis, nggak boleh enggak! (lah kok maksa?!!!) enggak kok, maksudnya tolong di puter mulmednya. Kayaknya Changbin ngerti banget aku mau nulis beginian.
Happy reading, jangan lupa baca an kalau udah siap baca, okey?
***
"Astaga, dia orangnya? Ku dengar dia pernah juga membuat masalah dengan Ye Jun-nim dan salah satu staf tata busana."
"Bukankah dia seharusnya tahu kalau artis rookie idak boleh berkencan? Aku yakin dia dalam masalah besar, PD-nim tak akan menyukai ini."
"Ssst, jangan seperti itu. Bukannya bermaksud membelanya, tapi ... aku sering mendapatinya selalu membawa banyak obat-obatan di dalam tasnya. Itu mengerikan."
"Aku yakin, dia akan di pecat setelah ini."
Han menarik tangan Liuna agar lebih cepat membelah lobby. Bisik-bisik rendah itu bisa sampai ke telinganya, bahkan Han yang bukan menjadi sasaran bisikan itu saja merasa sangat tidak nyaman. Orang-orang selalu saja bersikap berlebihan dalam menanggapi sebuah masalah.
"Tidak udah di dengarkan, Liuna-ya. Terus saja berjalan." Han memandang koridor panjang di depannya dengan tenang, padahal ada riak di dalam hati yang berusaha ia tenangkan dengan susah payah.
"Ternyata satu agensi sudah tahu, ya?" Liuna menarik napas dalam, mencoba menarik senyum getir meskipun itu sama sekali tak membuatnya senang. Di hadapannya pintu ruang rapat menunggu, dari balik kaca transparan Liuna bisa melihat jika PD-nim, member Stray Kids, dan juga member Itzy sudah berada di sana.
Tunggu, Itzy?
"Jangan takut, aku di sini." Han membisikkan kalimat penyemangat. Bibirnya menarik senyum mendukung, membuat Liuna mengangguk yakin dan menarik kenop pintu berlahan.
Seketika senyap langsung menyambut Liuna beserta tatapan semua orang yang tertuju padanya. Changbin dan yang lainnya tampak bertanya-tanya, tak ubahnya dengan wajah-wajah Itzy yang merasa aneh karena bisa terlibat masalah internal grup sunbaenimnya. Di sebuah kursi, Hyunjin tertunduk dalam dengan kedua tangan saling mengepal kuat di atas meja.
"Bisa kita mulai rapatnya sekarang?" buka PD-nim dan menatap satu persatu artis asuhannya. Liuna meneguk ludah kasar, baru sekarang rasa panik dan gugup itu menyerangnya. Di tambah, tatapan PD-nim sama sekali tak bisa di abaikan perihal dirinya tengah marah. "Silakan, Myung Soo."
Perempuan dewasa itu mengangguk, lantas menyentuh laptopnya dan sebuah gambar terpampang jelas di proyektor. "Pertama aku akan bertanya, apa benar ini foto kalian berdua, Hyunjin-ah, Yeji-ah?"
Mata kucing Yeji tampak membelalak terkejut saat melihat foto dirinya dan Hyunjin yang tengah duduk berdua semeja dengan segelas es krim tersaji di hadapan. Keduanya juga tampak terlibat obrolan. Tak sampai di situ, ada banyak foto-foto lain yang bertebaran. Di kafetaria, practice room, lobby, dan masih banyak lagi-bahkan sampai di luar agensi sekali pun. Semua orang tampak tercengang.
Semua foto itu asli!
"Benar itu adalah aku. Tapi ... bagaimana bisa?" bisik Yeji tak percaya. Teman-temannya menepuk bahu gadis itu agar kembali tenang.
"Paparazzi? Atau sasaeng?" Changbin angkat suara.
"Sayangnya, sasaeng." Myung Soo mengganti tab tampilan. "Aku dan Hyunjin sudah mencarinya sejak beberapa waktu yang lalu. Sulit sekali menemukannya, koordinat lokasinya juga sering berubah-ubah, dari satu rumah sakit ke rumah sakit yang lainnya. Ku pikir itu tak wajar. Ini belum seberapa, masalahnya ..." Myung Soo menatap Hyunjin dan Liuna bergantian. "-orang ini tak mau di bayar atas gambar-gambar itu, semahal apa pun tawaran yang di berikan agensi. Dia mengetahui hubungan Hyunjin dan Liuna. Mungkin Stray Kids bisa menyembunyikannya, tapi orang ini lebih dari tahu apa saja yang Hyunjin lakukan."
![](https://img.wattpad.com/cover/209167675-288-k570542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Levanter [Hwang Hyunjin]✔
Fiksi PenggemarKetika 'Levanter' menjadi kata yang paling membekas dalam benakmu. Itu bukan hanya merujuk pada angin timur khas Mediterian, tapi juga arah kemana hati seseorang terbawa kearah sana. Terbang terbawa angin, tersapu rindu, dan hidup dalam waktu lampau...