Pagi hari di JYP Entertainment, practice room.
Hyunjin tak henti-hentinya menatap Liuna yang berseteru dengan para member. Sesekali gadis itu akan tertawa saat sarkasme Minho muncul hingga membuat ekspresi beberapa orang terlihat lucu.
Hyunjin pikir, Liuna akan tampak murung hari ini. Sebab, gadis itu menangis sangat lama di universitas temannya kemarin. Sampai-sampai tertidur di mobil dan memaksa Hyunjin menunggunya hingga bangun. Sekedar informasi, Hyunjin tidak bisa mengendarai mobil. Membuatnya mau tak mau harus menunggu Liuna terbangun agar mereka bisa pulang dengan selamat.
Tapi lihatlah sekarang, dia bisa tersenyum seperti tidak ada sesuatu yang berat terjadi kemarin. Membuat Hyunjin berpikir ulang, mungkin yang menangis kemarin bukanlah Liuna. Tapi hantu yang menyerupai Liuna.
Mungkin?
“Apa dia sudah merasa lebih baik?” bisik Hyunjin terlebih kepada dirinya sendiri. Memilih memandangi Liuna dari jauh sembari melipat tangan didepan dada.
“Wah! Jadi Liuna dan Han yang akan menjemput sarapan kita ke bawah!” teriak Chan senang. Member yang lain sibuk menggoda Han dan Liuna yang kalah suit. Stray Kids itu aneh sekali, ada-ada saja mini game yang mereka lakukan jika kesulitan memilih siapa yang akan menjemput sarapan. Contohnya seperti pagi ini.
“Tapi bukannya agensi melarang kalian makan di practice room, ya?” Liuna mencoba beralasan. Dia berusaha menyikut Han, meminta bantuan.
“Ne, majja! Kenapa tak kalian sendiri yang makan ke bawah?” Han yang paham dengan kode Liuna segera menambahkan.
“Jangan banyak alasan. Kita juga sering makan disini.” Woojin mendorong dua remaja itu hingga keluar ruangan. “Jemput dan bawakan kemari, algoesseo? (mengerti)”
Blam.
Pintu pun tertutup. Meninggalkan Liuna dan Han berdua saja. Keduanya terdiam dalam waktu yang cukup lama. Hingga keduanya berakhir saling tatap menatap, kemudian secara kompak menghela napas.
“Aku benci tempat ramai,” keluh Han.
“Nado.”
***
“Kau tak akan melepaskan tanganku, Han-ssi?” tanya Liuna menatap tangannya yang digenggam erat sejak tadi oleh Han. Padahal ini agensinya sendiri, tapi Han benar-benar seperti tengah di tempat asing dan baru pertama kalinya datang kemari.“Aku benci dikelilingi oleh orang-orang yang tak kukenal. Itu membuatku risih.” bisik Han sambil terus menggenggam tangan Liuna erat. “Bisakah kita segera pergi dan kembali ke practice room Sekijeu?”
“Bisa jika kau mau melepaskan tanganku.” Liuna mencoba melerai genggaman tangan Han, tapi pria itu menggeleng. “Dengar, ada sepuluh nampan yang akan kuisi dan akan kuangkut ke lantai tiga. Sedangkan tanganku hanya dua, dan salah satunya malah kau alih fungsikan. Ini tak akan pernah selesai jika kau terus menggenggam tanganku.”
“Kau yakin kalau kau penggemarku? Kenapa kau tidak senang saat kugenggam tanganmu?” gerutu Han dengan suara sedikit berteriak. Membuatnya menjadi pusat perhatian para trainee yang sedang melakukan sarapan. Han menundukkan kepala. “Kita pergi saja. Biasanya kami memesan makanan, jarang sekali para member mau memakan makanan dari agensi.”
“Ya! Kau benar-benar benci tempat ramai, ya?” Liuna terkekeh. Dia memang membenci keramaian, tapi tidak sampai separah Han.
“Majja. Aku punya anxiety, sekarang kau mengerti?” aku Han pada akhirnya. Liuna yang baru saja hendak mengisi nampan makanan menghentikan gerakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levanter [Hwang Hyunjin]✔
FanficKetika 'Levanter' menjadi kata yang paling membekas dalam benakmu. Itu bukan hanya merujuk pada angin timur khas Mediterian, tapi juga arah kemana hati seseorang terbawa kearah sana. Terbang terbawa angin, tersapu rindu, dan hidup dalam waktu lampau...