Mirror Bride | Chapter 7 #Flashback 2

200 26 3
                                    

Have a nice day ♥️

Happy Reading 📖

~o0o~


Larrysa menuruni anak tangga dirumahnya setelah pelayan memintanya untuk keruangan dimana Papanya berada. Wajahnya terlihat begitu sayu, semenjak satu minggu pasca ulang tahun Rico, Larrysa tidak pernah mengetahui dimana keberadaan Rico. Larrysa hanya mendapat kabar bahwa Rico sedang ada pekerjaan di luar negeri untuk beberapa waktu.

Larrysa mengetuk pintu ruangan besar didepannya, samar-samar terdengar sahutan dari dalam ruangan memintanya masuk. Larrysa masuk kedalam ruangan, dan menghampiri meja kerja papanya.

Mr. Duynhoven memperhatikan putri satu-satunya lekat-lekat. Ada raut wajah berbeda dengan hari-hari kemarin. “ada apa?” tanya Mr Duynhoven menggema. Larrysa menatap wajah Papanya lalu menggeleng bingung.

“seharusnya aku yang bertanya. Ada apa Papa memanggilku kemari?” jawab Larrysa

Mr. Duynhoven menaikkan sebelah alisnya menatap serius anak di depannya itu. Tercetak raut yang asam tidak seperti biasanya. Mr. Duynhoven memang tidak pernah ingin tahu menahu mengenai anaknya. Namun kali ini ekspresi itu terlihat sangat jelas, kontras dengan wajahnya yang pucat.

Masalahnya Mr. Duynhoven tidak pernah mengetahui hubungan yang terjalin antara Larrysa dan Rico, yang dia tahu hanya sebatas pertemanan dan tidak lebih. Walau sebenarnya Mr. Duynhoven tidak pernah melarang adanya hubungan diantara keduanya.

“sungguh? Apa kau sakit?” tanya Mr. Duynhoven khawatir bagaimanapun Larrysa anaknya.

“tidak Papa, aku baik-baik saja” sangga Larrysa. “sebenarnya apa yang ingin Papa katakan?”

Mr. Duynhoven mengalihkan pandangannya dari Larrysa dan menatap beberapa tumpukkan kertas di hadapannya. “besok adalah peringatan kematian Mamamu, bisa kau pesankan Bunga untuk besok? Aku ingin kau memilihnya secara langsung dan pastikan itu bunga yang bagus. Aku ingin kau belikan juga bunya Lily favorite Mamamu”

Larrysa baru sadar bahwa besok adalah peringatan kepergian Mamanya. Larrysa mengangguk, mengikuti permintaan Papapnya. Tentu saja Larrysa dengan senang hati mengikuti semua keinginan Papanya jika itu berkaitan dengan Mamanya.

“Aku akan membelikannya sekarang” ucap Larrysa. Larrysa berbalik dan berniat untuk keluar dari ruangan, sampai suara Papanya kembali menghentikannya. Larrysa mengurungkan niatnya dan kembali menatap Mr. Duynhoven.

“bagaimana kabar Rico?” tanya Mr. Duynhoven membuat Larrysa membulatkan matanya. Mendengar nama itu seperti mendengar alarm dalam dirinya.

“Rico baik” jawab Larrysa sembari menganggukkan kepalanya

“aku tidak pernah melihatnya selama seminggu ini? Kalian dalam masalah?”

“tidak. Dia sedang ada pekerjaan di luar negeri. Mungkin... lusa dia kembali” jelas Larrysa sedikit ragu dengan apa yang diucapkannya. Mr. Duynhoven mengangguk mengerti.

“bagaimana hubungan kalian, Masih dalam pertemanan? Tidak ingin mencoba hubungan lebih serius?” tanya Mr. Duynhoven bertubi-tubi memastikan dengan mengerlingkan matanya, sedikit menggoda putrinya.

Raut wajah Larrysa tiba-tiba berubah, menjadi gelagapan. Bingung harus menjawab apa pada Papanya. Ingin rasanya Larrysa mengatakan hubungannya, tapi dia takut jika Papanya menentang.

“emm.. kita.. kit...”

excusme Mr, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda” potong salah satu pelayan yang tiba-tiba menyembulkan kepalanya di balik pintu. Larrysa menghembuskan nafasnya lega, dia sangat berterima kasih pada pelayan itu.

Mirror BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang